Suwirta Ditarget Merahkan Klungkung
'Gaet Bupati Suwirta ke PDIP, Langkah Cerdas Wayan Koster'
Gabung PDIP, terbuka peluang Bupati Suwirta maju sebagai anggota DPRD Bali, Wagub Bali, atau DPR RI Dapil Bali.
Karena itu, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Klungkung ini belum bisa memberikan komentar terkait bergabungnya Bupati Suwirta ke PDIP, termasuk harapan ke depannya.
"Saya belum lihat langsung KTA-nya. Jadi, saya belum bisa ngomong sosok Bupati Suwirta. Saya kenal dengan Pak Suwirta, kalau gabung ke PDI Perjuangan belum bisa saya komentari," kilah politisi PDIP asal Putri Klungkung yang notabene mantan Wakil Bupati Klungkung ini.
Bupati Suwirta sendiri merupakan politisi asal Banjar Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Tokoh yang dikenal sebagai dedengkot koperasi ini dua kali periode menjabat Bupati Klungkung yang diusung Gerindra. Suwirta adalah Bupati Klungkung pertama asal kawasan seberang Nusa Penida.
Sementara itu, pengamat politik dan pemerintahan Dr I Ketut Lanang Sukawati Putra Perbawa mengatakan dari sisi peta politik, PDIP cukup cerdas menggaet Bupati Suwirta. "Seolah-olah Bupati Suwirta ini bakal menggaet banyak simpatisan untuk memerahkan Klungkung. Padahal, ini bisa saja trik politik elite PDIP untuk mencitrakan Bali itu sudah merah total,” ujar Lanang Perbawa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, tadi malam.
“Sebenarnya, Bali sudah merah kok tanpa Suwirta. Di sini bukan Suwirta yang untung atau PDIP yang untung. Tapi, PDIP lebih cerdas mainkan strategi," lanjut tokoh asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng yang juga mantan Ketua KPU Bali 2013-2018 ini.
Lanang Perbawa menegaskan, langkah PDIP menggaet Suwirta juga mencerminikan elit politik di Bali lebih senang berpindah partai dengan pilihan partai besar. "Suwirta ingin aman, pilihannya pun ke partai besar. Padahal, gabung ke PDIP, Suwirta belum tentu bisa eksis di partai ini," tegas Lanang Perbawa.
Dosen pengajar Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar ini memaparkan, pindah partai era sekarang adalah hal lumrah. Hanya saja, ketika masuk ke PDIP, Bupati Suwirta harus berkeringat dulu kalau mau diperhitungkan sebagai kader.
"Sebagai partai mapan dan berkuasa, PDIP itu punya adat istiadat. Kader harus berkeringat dulu. Karier Suwirta harus melalui urut kacang dulu kalau mau dianggap tokoh di PDIP. Kalau tidak, kiprahnya bisa hanya seumur jagung. Jadi, perlu proses-lah itu," katanya.
Lanang Perbawa sendiri memperkirakan Bupati Suwirta mau gabung PDIP, karena ada target politik. Bisa saja Bupati Suwirta ada target ke eksekutif mau jadi Wakil Gubernur Bali atau maju tarung ke DPR RI dari PDIP Dapil Bali, bisa juga tarung ke DPRD Bali. Yang paling mungkin, kata Lanang Perbawa, adalah maju ke DPRD Bali dari PDIP Dapil Klungkung.
“Kalau langsung maut tarung ke DPR RI dalam Pileg 2024, suara di Kabupaten Klungkung belum cukup buat Suwirta. Kalau ke posisi Wakil Gubernur, ya berhitung juga, karena di PDIP banyak ada kader mumpuni," papar Lanang Perbawa.
Soal Klungkung bisa merah total oleh hadirnya Bupati Suwirta, menurut Lanang Perbawa. itu belum tentu. "Seperti yang saya katakan tadi, sebelum Suwirta gabung, PDIP sudah menang kok. Tanpa Suwirta, PDIP sudah memerahkan Klungkung di Pileg 2019. Jadi, ini kecerdikan PDIP mencitrakan seolah-olah Bali sudah dikuasai total."
Versi Lanang Perbawa, ke depan dinamika politik di Bali akan semakin membuka demokrasi yang tidak seimbang. Sebab, PDIP semakin kuat dengan jadi penguasa mayoritas di eksekutif dan legislatif. Apalagi, elite yang duduk di eksekutif sudah gabung semuanya ke merah.
"Di Bali, PDIP sudah mengakar dengan basis tradisional. Saat ini memang pemilih kita tipenya masih tradisional. Ke depan, tanggung jawab elemen masyarakat, termasuk media agar pemilih di Bali lebih berpikir demokrasi. Memilih pemimpin di legislatif dan eksekutif dengan melihat figur, kemampuan memimpin, dan visi misinya. Jadilah pemilih yang rasional," harap Lanang Perbawa. *nat
1
2
Komentar