Satgas Covid-19 Blok Jalur Tikus Mudik
Tangkal Kerumunan Penular Covid-19
Kami sudah 4 kali kebobolan dalam mengatasi kerumunan. Sekarang musim Lebaran kami tak mau lagi ada klaster baru. (Sekretaris Satgas Covid-19 Provinsi Bali I Made Rentin).
DENPASAR,NusaBali
Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali intensifkan pengawasan jalur tikus mudik pada sejumlah pelabuhan tradisional di Bali. Langkah ini untuk mengamankan kebijakan pemerintah pusat yang melarang mudik untuk perayaan Idul Fitri 13 - 14 Mei 2021. Larangan ini sebagai antisipasi terjadinya kerumunan dan mencegah penularan pandemi.
Sekretaris Satgas Covid-19 Provinsi Bali I Made Rentin menyebutkan, dirinya telah berkoordinasi dengan jajaran kepolisian, TNI, Polri, dan Satpol PP supaya PPDN (pelaku perjalanan dalam negeri) yang coba-coba mencuri start mudik ditindak tegas. "Kalau melanggar larangan, ya disuruh balik saja. Saat ini sudah harus dilakukan penyekatan. Kita di Satgas antisipasi ini karena kalau mudik ini dilanggar kerumunan akan terjadi dan penularan klaster baru terjadi, " ujar Rentin.
Rentin mengakui kasus kerumunan sudah terjadi 4 kali dalam momen pelaksanaan upacara dan hari raya. "Kalau dihitung-hitung, kami sudah 4 kali kebobolan dalam mengatasi kerumunan. Sekarang musim Lebaran kami tak mau lagi ada klaster baru," ujar Kepala BPBD Provinsi Bali ini.
Menurut Rentin saat ini masyarakat memang susah diatur, sehingga Satgas akan terus cerewet. Dia mengaku tidak pernah bosan dan berhenti bertindak tegas, sosialiasi dan memberikan peringatan serta imbauan kepada masyarakat. ‘’Seperti Ketua Satgas Nasional Penanggulangan Covid-19 menyebutkan: tak apa-apa cerewet, ketimbang korban Covid19 berderet -deret," ujar Rentin menirukan pesan Ketua Satgas Nasional Penanggulangan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo.
Menurut Rentin, kalau ada pemudik lewat jalur tikus maka harus dihentikan dan disuruh balik. Di Bali saat ini sudah ada upaya penyekatan oleh petugas gabungan, terutama yang berperan disini kawan-kawan di kepolisian. ‘’Tak ada jalan lain, kami mendukung di sekat di beberapa titik lalu di pulangkan saja kalau ada yang bandel," ujar birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ini.
Bukan hanya saat mudik saja, Satgas akan atensi penuh saat perayaan Lebaran di Bali. Karena kerumunan tetap harus diantisipasi. "Saat Perayaan Lebaran di Bali juga kita antisipasi. Karena biasanya terjadi kegiatan sosial masyarakat yang tidak diduga. Kita cegah jangan sampai muncul kerumunan, terutama tempat keramaian seperti mall kawasan pusat perbelanjaan," ujar Rentin.
Saat ditanya soal adanya sanksi tegas, Rentin menyebutkan semuanya ada aturan, tergantung jenis pelanggaran di lapangan. Terpenting, penindakan terhadap Prokes untuk pelanggaran. Karena tanpa prokes jadi sumber penularan virus. ‘’Makanya saya selalu wanti-wanti jangan pernah abai dengan Prokes," tegas jebolan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat tahun 1997 ini.
Kepala Satpol-PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Darmadi secara terpisah menyebutkan kasus mudik lewat jalur tikus diantisipasi serius dengan menutup celah pemudik "gelap". Artinya, dia mengantisipasi dengan menutup celah atau jalur tikus. Seperti penyeberangan tradisional biasanya jadi jalur pemudik gelap atau pemudik curi start. ‘’Mereka yang bandel bisa saja lewat jalur penyeberangan tradisional, menghindari atau memanfaatkan lengahnya petugas," ujar Dewa Darmadi.
Jalur tikus ada di penyeberangan tradisional di dekat Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, di Kedonganan, Kuta, dan jalur-jalur lainnya. ‘’Kami tidak perlu detail menyampaikan, tetapi jalur itu kami atensi," ujar birokrat asal Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung ini. *nat
Sekretaris Satgas Covid-19 Provinsi Bali I Made Rentin menyebutkan, dirinya telah berkoordinasi dengan jajaran kepolisian, TNI, Polri, dan Satpol PP supaya PPDN (pelaku perjalanan dalam negeri) yang coba-coba mencuri start mudik ditindak tegas. "Kalau melanggar larangan, ya disuruh balik saja. Saat ini sudah harus dilakukan penyekatan. Kita di Satgas antisipasi ini karena kalau mudik ini dilanggar kerumunan akan terjadi dan penularan klaster baru terjadi, " ujar Rentin.
Rentin mengakui kasus kerumunan sudah terjadi 4 kali dalam momen pelaksanaan upacara dan hari raya. "Kalau dihitung-hitung, kami sudah 4 kali kebobolan dalam mengatasi kerumunan. Sekarang musim Lebaran kami tak mau lagi ada klaster baru," ujar Kepala BPBD Provinsi Bali ini.
Menurut Rentin saat ini masyarakat memang susah diatur, sehingga Satgas akan terus cerewet. Dia mengaku tidak pernah bosan dan berhenti bertindak tegas, sosialiasi dan memberikan peringatan serta imbauan kepada masyarakat. ‘’Seperti Ketua Satgas Nasional Penanggulangan Covid-19 menyebutkan: tak apa-apa cerewet, ketimbang korban Covid19 berderet -deret," ujar Rentin menirukan pesan Ketua Satgas Nasional Penanggulangan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo.
Menurut Rentin, kalau ada pemudik lewat jalur tikus maka harus dihentikan dan disuruh balik. Di Bali saat ini sudah ada upaya penyekatan oleh petugas gabungan, terutama yang berperan disini kawan-kawan di kepolisian. ‘’Tak ada jalan lain, kami mendukung di sekat di beberapa titik lalu di pulangkan saja kalau ada yang bandel," ujar birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ini.
Bukan hanya saat mudik saja, Satgas akan atensi penuh saat perayaan Lebaran di Bali. Karena kerumunan tetap harus diantisipasi. "Saat Perayaan Lebaran di Bali juga kita antisipasi. Karena biasanya terjadi kegiatan sosial masyarakat yang tidak diduga. Kita cegah jangan sampai muncul kerumunan, terutama tempat keramaian seperti mall kawasan pusat perbelanjaan," ujar Rentin.
Saat ditanya soal adanya sanksi tegas, Rentin menyebutkan semuanya ada aturan, tergantung jenis pelanggaran di lapangan. Terpenting, penindakan terhadap Prokes untuk pelanggaran. Karena tanpa prokes jadi sumber penularan virus. ‘’Makanya saya selalu wanti-wanti jangan pernah abai dengan Prokes," tegas jebolan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat tahun 1997 ini.
Kepala Satpol-PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Darmadi secara terpisah menyebutkan kasus mudik lewat jalur tikus diantisipasi serius dengan menutup celah pemudik "gelap". Artinya, dia mengantisipasi dengan menutup celah atau jalur tikus. Seperti penyeberangan tradisional biasanya jadi jalur pemudik gelap atau pemudik curi start. ‘’Mereka yang bandel bisa saja lewat jalur penyeberangan tradisional, menghindari atau memanfaatkan lengahnya petugas," ujar Dewa Darmadi.
Jalur tikus ada di penyeberangan tradisional di dekat Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, di Kedonganan, Kuta, dan jalur-jalur lainnya. ‘’Kami tidak perlu detail menyampaikan, tetapi jalur itu kami atensi," ujar birokrat asal Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung ini. *nat
Komentar