Tiga Siklon Tropis Terjadi di Laut NTT
Sejak 2008, BMKG Catat 11 Siklon Tropis di Indonesia
MANGUPURA, NusaBali
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika pusat mencatat terjadi 11 siklon tropis sejak 2008 silam.
Dalam catatan tersebut, tiga siklon tropis terjadi di perairan Nusa Tenggara Timur yang notabene dalam pemantauan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar. Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman menerangkan, dari data yang dimiliki BMKG pusat, bahwa dalam 14 tahun terakhir, telah terjadi 11 siklon tropis di dekat Indonesia. Area potensi pertumbuhan siklon tropis di selatan ekuator dekat wilayah Indonesia umumnya terjadi di Samudra Hindia Barat Daya Lampung hingga selatan Nusa Tenggara Timur dan perairan utara Australia. "Secara klimatologis, musim pertumbuhan siklon tropis di Belahan Bumi Selatan (BBS) termasuk di sekitar wilayah Indonesia selatan ekuator adalah pada periode bulan Nopember hingga April," ungkapnya, Senin (3/5) siang.
Dilanjutkan, sejak ditunjuknya BMKG oleh World Meteorology Organization (WMO) sebagai Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis tropical cyclone warning center (TCWC) yang memiliki wilayah tanggung jawab operasional Siklon Tropis mulai dari lintang 0 (ekuator) hingga 10 LS dan 90 - 142 BT. Dalam operasionalnya, TCWC Jakarta setiap saat melakukan monitoring potensi perkembangan siklon tropis yang dapat berdampak pada potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia, termasuk pulau Dewata dan sekitarnya. "Sejak ditunjuk pada tahun 2008 silam, TCWC sudah mencatat 11 siklon tropis yang tumbuh dan cukup berdampak signifikan pada kondisi cuaca ekstrem di seluruh wilayah Indonesia termasuk Bali," katanya.
Adapun 11 siklon tropis yang tercatat masing-masing Siklon Tropis Durga (20-25 April 2008) tumbuh di Samudra Hindia barat daya Lampung. Kedua, Siklon Tropis Kirrily (26-28 April 2009) tumbuh di Laut Arafura selatan Papua Barat (Tual-Trangan). Ketiga, Siklon Tropis Anggrek (29 Oktober–05 November 2010) tumbuh di Samudra Hindia barat daya Lampung. Keempat, Siklon Tropis Bakung (11-13 Desember 2014) tumbuh di Samudra Hindia barat daya Lampung. Kelima, Siklon Tropis Cempaka (27 November–01 Desember 2017) tumbuh di perairan selatan Jogjakarta-Jawa Tengah. Keenam, Siklon Tropis Dahlia (30 November-02 Desember 2017) tumbuh di Samudra Hindia barat daya Lampung-selatan Jawa Tengah. Ketujuh, Siklon Tropis Flamboyan (28 April–02 Mei 2018) tumbuh di Samudra Hindia barat daya Lampung. Kedelapan, Siklon Tropis Kenanga (15–18 Desember 2018)
tumbuh di Samudra Hindia barat daya Lampung. Ke sembilan, Siklon Tropis Lili (08-09 Mei 2019) tumbuh di Laut Banda-Nusa Tenggara Timur. Kesepuluh, Siklon Tropis Mangga (21–22 Mei 2020) tumbuh di Samudra Hindia barat daya Lampung. "Nah yang terakhir adalah Siklon Tropis Seroja (05-12 April 2021) tumbuh di Laut Sawu-Nusa Tenggara Timur. Siklon tropis ini menyebabkan perubahan cuaca ekstrem di sejumlah titik di Nusa Tenggara Timur," beber Fatchurochman
Masih menurut dia, dari data 11 kejadian siklon tropis yang tumbuh dekat wilayah Indonesia sejak pencatatan itu, terdapat 3 siklon tropis yang tumbuh di sekitar Nusa Tenggara Timur (Kirrily, Lili, Seroja). Kemudian, 7 siklon tropis tumbuh di sekitar Samudra Hindia barat daya Lampung (Durga, Anggrek, Bakung, Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Mangga) dan 1 siklon tropis yang tumbuh di selatan Jawa Tengah (Cempaka). Masih menurut dia, dua dari tiga siklon tropis yang tumbuh di sekitar wilayah Nusa Tenggara Timur terjadi pada bulan April (Kirrily dan Seroja), dengan 1 kejadian siklon tropis terjadi pada bulan Mei (Lili). Sedangkan siklon tropis yang terjadi di sekitar Samudra Hindia sebelah barat daya Lampung cukup variatif terjadi pada bulan April, Mei, November, Desember. "Sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum potensi pertumbuhan siklon tropis di selatan Indonesia cukup signifikan pada periode April, Mei, November, dan Desember, dengan potensi siklon tropis di wilayah NTT dan sekitarnya pada bulan Mei sangat kecil," jelas Iman Fatchurochman.
Dilanjutkanya, berdasarkan data klimatologis, pada periode bulan Mei hingga Desember pertumbuhan siklon tropis akan lebih terkonsentrasi terjadi di wilayah belahan Bumi Utara. Sehingga masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik dengan isu kemungkinan berulangnya fenomena siklon tropis di wilayah Nusa Tenggara Timur terutama pada bulan Mei hingga Oktober dan diimbau tetap aktif memantau perkembangan potensi cuaca dari pihak terkait. "Dengan adanya data tersebut, bisa memberikan gambaran kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak dipengaruhi isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," harapnya. *dar
Komentar