Pendapatan PDAM Gianyar Merosot
GIANYAR, NusaBali
Penurunan pendapatan Perumda Tirta Sanjiwani (PDAM Gianyar), makin tak terkendali hingga cenderung merosot. Sebagai perbandingan, pendapatan pada Februari 2020, atau sebelum Covid-19, mencapai Rp 7.247. 395.870.
Sedangkan pendapatan pada Februari 2021 hanya Rp 6.301.230.290, turun Rp 946 juta. Penurunan makin tak terbendung, terbukti pendapatan pada April 2021 hanya Rp 5,8 miliar.
Kondisi itu dibenarkan Kepala Divisi Humas Perumda Tirta Sajiwani Gianyar I Made Suarka, seizin Dirut Perumda Tirta Sajiwani Gianyar Ir I Made Sastra Kencana, saat dihubungi Rabu (5/5). Suarka menyebutkan, ada beberapa pemicu penurunan pendapatan. Antara lain, pandemi Covid-19 yang mengawet mengakibatkan banyak usaha masyarakat terhenti. Dampaknya, terjadi rentetan pemberhentian berlangganan air. Selain itu, kemunculan Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) yang makin digalakkan pemerintah, PAM Desa, dan pemakaian air bawah tanah (ABT) swadaya.
Jelas dia, periode Januari – April 2021 terjadi pencabutan terhadap 436 sambungan dalam semua kelas pelanggan. Pencabutan terbanyak yakni konsumen RT (rumah tangga) setara, karena sudah pakai PAM desa dan Pemsimas, dan tak bia bayar air karena suaha tak jalan. Pencabutan langgananan termasuk pada 90 pelanggaan kelas niaga. Pencabutan setelah tunggakan tiga bulan berturut-turut.
Suarka menambahkan, karena wabah Covid-19, Direksi sempat membijaksanai antara penunggak Mei – Oktober 2020, tak dikenai denda. Namun, dampaknya jumlah tunggakan terakumulasi selama tahun 2020 makin parah, bernilai rekening Rp 2,6 miliar. ‘’Dari sisi usaha, kebijakan tanpa denda ini kurang efektif. Makanya kembali tunggakan dikenai denda,’’ jelasnya.
Suarka dan jajaran direksi berharap para pelanggan yang berhenti berlangganan karena pandemi, bisa kembali jadi pelanggan, setelah usahanya kembali normal. Dampak penurunan pendapatanm, jelas dia, mengarah pada pengetatan investasi. Misal, pengadaan sarana prasarana kantor yang tak berhubungan dengan pelayanan langtsung ke palanggan, terpaksa ditunda. Namun kegiatan untuk peningkatan pelayanan langsung, seperti jaringan perpipaan, pemeliharaan distribusi, wajib dilanjutkan.
Per Desember 2020, Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar melayani 61.338 pelanggan. Namun per Mei 2021, masih 61.031 pelanggan. Periode Januari - April 2021, ada tambahan 185 pelanggan baru. Namun langganan yang dicabut 436 sambungan.
Papar Suarka, penurunan pendapatan Perumda hingga hampir Rp 1 miliar itu, selain karena banyaknya pelanggan yang berhenti, juga pemakaian air yang terus berkurang. Pengurangan pemakaian air karena berkurangnya usaha masyarakat, selain pemakaian air kelas rumah tangga.
Dia menjelaskan, pemakaian air pada Februari 2019 oleh 58.707 pelanggan mencapai 970.411 M3 (kubik) bernilai jual Rp 6.169.854.025. Pada Februari 2019 oleh 58.685 pelanggan mencapai 1.029.334 M3 bernilai jual Rp 6.513.934.160. Pemakaian air pada Februari 2020 oleh 60.221 pelanggan mencapai 1.065.150 M3 bernilai jual Rp 6.605.909.935. Pada Februari 2020 oleh 60.214 pelanggan mencapai 1.146.592 M3 bernilai jual Rp 7.139.389.655. Pemakaian air pada Maret 2021 oleh 61.101 pelanggan mencapai 939.391 M3 bernilai jual Rp 5.796.011.769. Pada Februari 2021 oleh 61.158 pelanggan mencapai 1.018.927 M3 bernilai jual Rp 6.223.234.555. *lsa
Komentar