Pangempon Pura Dadia Pasek Kayu Selem Gelar Mangening-ening
BANGLI, NusaBali
Krama pangempon Pura Dadia Pasek Kayu Selem di Banjar Penarukan, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli menggelar upacara mangening-ening pada Buda Umanis Medangsia, Rabu (5/5).
Upacara mangening-ening digelar untuk memohon petunjuk kebenaran. Bagi mereka yang berbuat tidak baik agar mendapatkan kharma buruk. Upacara ini digelar sebagai upaya niskala mengungkap hilangnya keris luk 5 di Pura Dadia Pasek Kayu Selem.
Pangempon Pura Dadia Pasek Kayu Selem, I Nengah Ada menjelaskan, pasca hilangnya keris yang tersimpan di palinggig meru tumpang tiga diputuskan untuk melaksanakan upacara mangening-ening. Upacara ini diikuti oleh seluruh pangempon Pura Dadia. “Upaya sekala dan niskala kami laksanakan. Sekala, petugas kepolisian yang turun tangan. Secara niskala kami tempuh upacara mangening-ening,” ungkap Nengah Ada, Kamis (6/5).
Apakah ada kemungkinan warga lokal terlibat pencurian hingga menggelar upacara mangening-ening? Nengah Ada tidak berkomentar banyak. “Kami telah melaksanakan upacara mangening-ening dengan harapan pelaku segera terungkap. Mereka yang berbuat tidak benar akan mendapatkan kharma,” tegas Nengah Ada. Dikatakan, Pura Dadia Pasek Kayu Selem diempon 56 kepala keluarga. Dijelaskan, sebelum tersimpan atau disungsung di Pura Dadia Pasek Kayu Selem, keris luk 5 bergagang mirah tersebut tersimpan di rumah keluarga Nengah Ada. Keris tersebut milik leluhur Nengah Ada.
Menurut Nengah Ada, keris tersebut diusung krama Dadia Pasek Kayu Selem sejak tahun 2018. Hal tersebut setelah ada pawisik yang menyebutkan keris tersebut berkaitan dengan Pura Kawitan. “Setelah ada proses pembicaraan maka keris diserahkan untuk disungsung di Pura Dadia Pasek Kayu Selem,” beber Nengah Ada. Menurutnya, almarhum Mangku Srinu sempat berpesan agar keris tersebut dijaga dan tidak boleh dibawa ke mana-mana. “Saya tidak tahu persis asal-usul keris tersebut. Namun pesan dari almarhum kakek, keris itu harus dijaga dengan baik,” ungkapnya.
Saat keris itu masih tersimpan di rumah keluarga Nengah Ada, beberapa kali ada yang mencoba mengambil keris tersebut. Keris luk 5 diyakini memberikan tanda ketika ada yang hendak berbuat tidak baik. “Ketika itu keris disimpan di merajan tiba-tiba kakek terbangun tengah malam karena mendapat pawisik jika ada yang akan mengambil keris tersebut. Begitu di cek, ternyata sudah ada seseorang di merajan. Orang tersebut beralasan untuk mencari benda lain,” kata Nengah Ada. *esa
Komentar