Sadis, Pemuda Serang 7 Siswa SD
Pelaku menyerang leher para siswa pakai pisau
JAKARTA, NusaBali
Kejadian mengerikan terjadi di SDN 1 Sabu Barat, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang pria tiba-tiba masuk ke kelas dan melukai sejumlah siswa dengan pisau. Belum diketahui motif pria tersebut mengamuk. Karena di luar dugaan ada orang yang melempar pelaku dengan batu hingga pelaku tewas.
Peristiwa penyerangan tersebut terjadi pada pukul 09.00 Wita saat pelajaran baru mulai. Guru sudah di dalam kelas. Begitu pelaku beraksi brutal, semua siswa berhamburan keluar. "Lari semua. Sementara ada 7 siswa menjadi korban," jelas Wakapolres Kupang Kompol Sriyati kepada detik, Selasa (13/12).
Sriyati belum bisa memastikan apakah pelaku mengalami gangguan jiwa atau tidak. Sebab pria berusia 20-an tahun dan berpenampilan lusuh itu belum sempat dikonfirmasi oleh aparat berwajib. "Penampilan pelaku lusuh. Belum tahu apakah stres atau tidak," tutup Sriyati.
Kebanyakan siswa dan siswi SD Negeri 1 Sabu Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi korban penyerangan pemuda mengalami luka di leher. Soalnya, pelaku penyerangan dengan pisau di tangan memang menyasar leher anak-anak itu.
"Mayoritas anak-anak ini mengalami luka di leher," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) NTT, Yerim Yos Fallo, Selasa (13/12).
Mereka langsung mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Seba Kabupaten Sabu Raijua. Perban telah melingkar di leher anak-anak itu. Sebelumnya, seragam kemeja putih mereka berlumuran darah.
Dari tujuh anak itu, ada enam orang mengalami luka pada leher. Selain itu, ada pula luka pada pipi, lengan, daun telinga, jari, dan bibir. Usia mereka adalah 10 tahun dan 11 tahun.
"Ada beberapa yang masih trauma. Tekanan psikologisnya jadi bermasalah," kata Yerim. Belum sempat diinterogasi polisi lebih dalam, pemuda yang menyerang SDN 1 Sabu Barat, tewas. Dengan demikian, kasusnya ditutup. "Dia baru saja tewas," kata Kompol Sriyati.
Sriyati menjelaskan, sejak pelaku diamankan, massa di sekitar SDN 1 Sabu Barat berkumpul. Mereka berusaha menghakimi pelaku. Rencana itu berhasil dicegah dan pelaku dibawa ke Mapolsek Sabu Barat.
Namun massa ternyata terus mengejar dan mencari celah. "Mereka tahu pelaku ditahan, kemudian menyusup dan melemparkan batu besar ke kepala pelaku. Pelaku saat itu tengah tidur," papar Sriyati.
Tujuh siswa yang menjadi korban penyerangan sudah ditangani tim medis. Ada yang dijahit lukanya, ada yang hanya diobati.
"Ini sudah diizinkan pulang oleh petugas puskesmas, tapi memang ada yang masih dirawat. Tidak ada korban luka berat apalagi kritis," kata Kompol Sriyati.
Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan massa yang menganiaya pelaku penyerangan terhadap 7 siswa di Sabu Raijua, NTT, bisa diproses hukum. Sementara itu Kabag Mitra Biro Penmas Divhumas Polri, Kombes Awi Setiyono mengatakan, kasus penyerangan terhadap siswa SD ini murni tindakan kriminal. *
Peristiwa penyerangan tersebut terjadi pada pukul 09.00 Wita saat pelajaran baru mulai. Guru sudah di dalam kelas. Begitu pelaku beraksi brutal, semua siswa berhamburan keluar. "Lari semua. Sementara ada 7 siswa menjadi korban," jelas Wakapolres Kupang Kompol Sriyati kepada detik, Selasa (13/12).
Sriyati belum bisa memastikan apakah pelaku mengalami gangguan jiwa atau tidak. Sebab pria berusia 20-an tahun dan berpenampilan lusuh itu belum sempat dikonfirmasi oleh aparat berwajib. "Penampilan pelaku lusuh. Belum tahu apakah stres atau tidak," tutup Sriyati.
Kebanyakan siswa dan siswi SD Negeri 1 Sabu Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi korban penyerangan pemuda mengalami luka di leher. Soalnya, pelaku penyerangan dengan pisau di tangan memang menyasar leher anak-anak itu.
"Mayoritas anak-anak ini mengalami luka di leher," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) NTT, Yerim Yos Fallo, Selasa (13/12).
Mereka langsung mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Seba Kabupaten Sabu Raijua. Perban telah melingkar di leher anak-anak itu. Sebelumnya, seragam kemeja putih mereka berlumuran darah.
Dari tujuh anak itu, ada enam orang mengalami luka pada leher. Selain itu, ada pula luka pada pipi, lengan, daun telinga, jari, dan bibir. Usia mereka adalah 10 tahun dan 11 tahun.
"Ada beberapa yang masih trauma. Tekanan psikologisnya jadi bermasalah," kata Yerim. Belum sempat diinterogasi polisi lebih dalam, pemuda yang menyerang SDN 1 Sabu Barat, tewas. Dengan demikian, kasusnya ditutup. "Dia baru saja tewas," kata Kompol Sriyati.
Sriyati menjelaskan, sejak pelaku diamankan, massa di sekitar SDN 1 Sabu Barat berkumpul. Mereka berusaha menghakimi pelaku. Rencana itu berhasil dicegah dan pelaku dibawa ke Mapolsek Sabu Barat.
Namun massa ternyata terus mengejar dan mencari celah. "Mereka tahu pelaku ditahan, kemudian menyusup dan melemparkan batu besar ke kepala pelaku. Pelaku saat itu tengah tidur," papar Sriyati.
Tujuh siswa yang menjadi korban penyerangan sudah ditangani tim medis. Ada yang dijahit lukanya, ada yang hanya diobati.
"Ini sudah diizinkan pulang oleh petugas puskesmas, tapi memang ada yang masih dirawat. Tidak ada korban luka berat apalagi kritis," kata Kompol Sriyati.
Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan massa yang menganiaya pelaku penyerangan terhadap 7 siswa di Sabu Raijua, NTT, bisa diproses hukum. Sementara itu Kabag Mitra Biro Penmas Divhumas Polri, Kombes Awi Setiyono mengatakan, kasus penyerangan terhadap siswa SD ini murni tindakan kriminal. *
1
Komentar