Amankan Bandara, TNI dan Polri Libatkan Pecalang
Ada yang berbeda di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Sabtu (28/11) sore. Petugas gabungan dari Angkasa Pura, TNI Angkatan Udara, Gegana Brimob Polda Bali, melibatkan pecalang dalam melakukan penjagaan keamanan di lingkup bandara.
Dirjen Perhubungan Udara Beri Lampu Kuning Seluruh Bandara
MANGUPURA, NusaBali
Peningkatan pengamanan itu setelah pemerintah menaikkan level keamanan seluruh bandara di Indonesia mewaspadai pergerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Co General Manager Angkasa Pura I I Gusti Ngurah Ardita, mengungkapkan, peningkatan pengamanan tersebut menindaklanjuti surat edaran dari Dirjen Perhubungan Udara menanggapi situasi global saat ini. Untuk itu, seluruh bandara di Indonesia termasuk Bali perlu meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi adanya aksi teror, menyusul pengeboman di Paris, Prancis pada Jumat (13/11) malam waktu setempat. “Surat edaran Dirjen ini memberi lampu kuning kepada setiap bandara temasuk Bandara Internasional Ngurah Rai Bali yang sebelumnya masih lampu hijau,” ujarnya, kemarin.
Adapun peningkatan pengamanan yang dilakukan kali ini yakni mengamankan seluruh kawasan bandara di areal domestik, internasional, dan areal publik. Sehingga, seluruh calon penumpang, pengunjung maupun penjemput tidak akan luput dari pemeriksaan pihak TNI AU, Gegana, Angkasa Pura, dan pecalang yang ikut memback-up pengamanan kali ini. “Pokoknya petugas kita akan jaga di setiap pintu masuk sebelum check-in. Begitu pun di areal publik juga,” tutur Ardita.
“Memang kita punya standar keamanan internasional. Tapi, pengamanan itu tentunya sewaktu-waktu berubah dan terus diup-grade. Sehingga, terkait sinyal lampu kuning ini, intensitas pengamanannya terus ditingkatkan,” jelasnya.
Menyikapi peningkatan status dari hijau ke kuning, pihak Angkasa Pura I menyiagakan 1.500 personel yang selalu stand-by di setiap pos atau akses masuk Bandara Internasional Ngurah Rai. Ardita menjelaskan bahwa di sekitar bandara tersebar sekitar 500-an kamera pengawas atau CCTV dan tahun depan akan ditambah.
Saat dikonfirmasi terkait pengamanan dapat menimbulkan keresahan bagi para calon penumbang, Ngurah Ardita menyatakan, pengamanan itu hendaknya tidak dinilai sebagai sesuatu yang berlebihan. Pihak keamanan pun memeriksa sesuai dengan SOP.
“Kalau membuat kepanikan, saya rasa tidak sampai sejauh itu. Ini kan bagian dari kewaspadaan kita. Sehingga, peningkatan pengamanan itu perlu dilakukan,” ucapnya. Menurutnya, peningkatan penjagaan dan razia terus dilakukan sampai rambu kuning dicabut oleh Dirjen Perhubungan Udara.
Sementara salah seorang pecalang Desa Adat Kelan I Wayan Darma menuturkan, pengamanan yang melibatkan pihaknya baru kali ini diminta oleh pihak Bandara Internasional Ngurah Rai. Dia merespons positif langkah Angkasa Pura yang melibatkan pecalang dari Desa Adat Kelan dan Desa Adat Tuban. “Kami menyambut baik langkah pihak bandara. Pihak keamanan desa adat dilibatkan menjadi bagian dari operasi kali ini,” ujarnya di posko terpadu di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Ngurah Rai.
Komentar