Hindari Tabrakan, Truk Dibanting Setir hingga Terjungkal
AMLAPURA, NusaBali
Kecelakaan tunggal terjadi di Jembatan Tukad Sempol, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Jumat (14/5) siang, ketika truk DK 8204 JA bermuatan 8 meter kubik pasir terjunkal ke tepi jurang.
Usut punya usut, truk ini sengaja dibanting setir hingga terjungkal untuk hindari tabrakan yang menelan korban, setelah as pendeknya mendadak patah. Truk DK 8204 JA yang terjungkal di sisi timur Jembatan Tukad Sempol, Desa Budake-ling, Jumat siang sekitar pukul 12.30 Wita ini, dikemudikan Allan, 32, sopir asal Desa Semoyang, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Sebelum musibah terjadi, truk naas ini awalnya mengambil muatan pasir di Banjar Pengadangan, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem untuk dibawa ke Desa/Kecamatan Kuta, Badung.
Sebelum memasuki Desa Budakeling, truk yang melaju dari arah barat ini harus melewati jalan menurun, lalu masuk Jembatan Tukad Sempol, lanjut jalan tanjakan. Topografi di lokasi membentuk huruf U dengan jembatan sebagai dasarnya. Saat menuruni jalan hingga melintasi Jembatan Tukad Sempol, truk yang dikemudikan Allan masih aman. Namun, begitu lewat dari Jembatan Tukad Sempol dan memasuki jalan tanjakan di depan Setra Desa Adat Budakeling, tiba-tiba as pendek patah.
Sopir Allan berusaha tenang mengendalikan setir, sambil melirik ke belakang dari kaca spion. Saat itu, di belakang truk terlihat ada sebuah kendaraan roda empat dan dua unit sepeda motor yang dikendarai ibu-ibu melaju. Sopir Allan pun plih banting setir ke kanan, agar truk yang dikemudikannya tidak ngatret (bergerak mundur) dan menabrak kendaraan di belakangnya.
Setelah truk DK 8204 JA bergeser ke kanan, kendaraan roda empat dan sepeda motor di balakangnya berhasil lewat dengan mulus. Selanjutnya, sopir Allan kembali banting setir ke kiri, hingga bagian bedag truk nyungsep ke tepi jurang. Seluruh material pasir pun jatuh ke Tukad Sempol, sementara bagian kepala truk menghadap ke atas sehingga sopir Allan selamat tanpa terluka.
Allan mengaku sudah terbiasa mengemudikan truk yang mengangkut material galian C. Tetapi, baru kali ini dia mengalami musibah as pendek patah. Ketika as pendek truknya patah, Allan berusaha tenang.
"Setelah as pendek patah, saya berupaya menghindari kendaraan yang ada di belakang truk jangan sampat tertabrak. Makanya, saya banting setir ke kanan, selanjutnya kembali putar ke kiri, untuk menghindari jatuh korban," tutur Allan saat ditemui NusaBali di lokasi TKP kecvelakaan, Jumat kemarin.
"Saya baru kali ini mengalami as patah. Beruntung, saya bisa tenang menghadapi situasi darurat. Walau berisiko, saya terpaksa banting setir sampat bedag truk jatuh ke sungai. Saya sangat bersyukur karena berhasil menghindari jatuh korban,” lanjut sopir truk berusia 32 tahun ini.
Dalam musibah di Jembatan Tukad Sempol kemarin, Allan mengalami kerugian material sekitar Rp 10 juta. Termasuk kerugian karena material pasir tumah ke sungai dan kerusakan bagian bedag truk.
Untuk mengevakuasi truk yang nyungsep tersebut, harus didatangkan mobil derek. Hingga Jumat sore, bangkai truk warna hijau DK 8204 JA ini belum dievakuasi ke jalan raya. Jajaran Polsek Bebandem sudah terjun ke lokasi untuk mengatur lalulintas, terlebih dinding sisi utara Jembatan Tukad Sempol jebol akibat diserempet truk saat banting setir ke kiri.
Sementara itu, Perbekel Budakeling, Ida Nyoman Adi, mengatakan di jalur Jembatan Tukad Sempol tersebut selama ini jarang ada truk melintas membawa material galian C. "Biasanya, truk yang melintas di sini membawa material untuk keperluan pembangunan di sekitar Desa Budakeling," kata Ida Nyoman Adi.
Menurut Ida Nyoman Adi, di lokasi kejadian memang rawan kecelakaan. Sebab, kondisinya dari arah barat jalan menurun melintasi jembatan, selanjutnya menanjak di bagian timur. Kendaraan yang dari barat tidak terlihat dari timur, karena terhalang gundukan jalan dan tikungan. Demikian pula sebaliknya kendaraan dari arah timur juga tidak terlihat karena halangan serupa. *k16
1
Komentar