Libur Lebaran, Pengunjung Serbu Tanah Lot dan Kebun Raya
TABANAN, NusaBali
Liburan karena Hari Raya Idul Fitri, Kamis (13/5) dan Jumat (14/5), menjadikan sejumlah objek wisata di Tabanan diserbu pengunjung.
Namjn keramaian kunjungan tak seramai saat Idul Fitri tahun 2019 dan sebelumnya. Pantauan NusaBali di Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Tabanan, pengunjung DTW ini kebanyakan masyarakat lokal atau warga luar Bali yang tinggal di Bali. Warga luar Bali, terutama muslim, merayakan Idul Fitri di Bali karena ada pelarangan mudik lebaran sejak 6 Mei 2021 lalu.
Manager DTW Tanah Lot I Wayan Sudiana mengatakan kunjungan wisatawan ke Tanah Lot meningkat pada liburan Hari Raya Idul Fitri. Peningkatan kunjungan terlihat pada Kamis (13/5) mencapai 1.248 orang. Jika hari biasa kunjungan ke DTW ini hanya 100 - 500 orang/hari. "Mereka yang berkunjung kesini adalah wisatawan lokal," ujarnya, Jumat (14/5).
Kata dia, kunjungan wisatawan pada Jumat kemarin, masih pada angka 400 orang. Dia pun berharap peningkatanan kunjungan hingga akhir pekan ini. "Meskipun ada peningkatan kunjungan, sebelumnya kami tidak membuat persiapan khusus. Wisatawan sudah paham dengan protokol kesehatan Covid-19," tegasnya.
Hal senada disampaikan General Manager Kebun Raya (KR) Eka Karya Bali Tito Triputra. Dampak dari libur Hari Raya Idul Fitri, kunjungan per hari di Kebun Raya tembus 9.115 pada libur pertama, Kamis (13/5). Bahkan angka tersebut meningkat dari kunjungan normal kisaran 100 - 150 orang pada hari kerja, dan 1.500 - 2.000 pada hari libur di masa pandemi. "Iya, kunjungan memang meningkat karena ini dampak hari libur," ujarnya.
Atas peningkatan kunjungan di Kebun Raya Bali, pihaknya masih tetap memberlakukan sistem buka - tutup sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan Covid-19. Selain itu, upaya mencegah penyebaran virus di kawasan wisata, petugas sudah lakukan patroli untuk mengingatkan wisatawan agar mentaati prokes.
Triputra menambahkan, secara umum untuk persyaratan pengunjung, pihaknya mengikuti imbauan pemerintah daerah dan juga Provinsi Bali. Yakni, penerapan 5M di lapangan, dan juga jumlah kunjungan maksimal 50 persen dari kapasitas DTW. ”Tidak ada persyaratan tes rapid antigen ataupun genose bagi pengunjung,” tandasnya. *des
Komentar