Pemasangan GeNose C-19 di Objek Wisata Dikebut
Pengelola Pertanyakan Operasional dan Pemeliharaan
MANGUPURA, NusaBali
Setelah memasang GeNose C-19 di Daya Tarik Wisata (DTW) Kawasan Luar Pura Uluwatu, rencananya Pemkab Badung secara bertahap akan terus memasang alat tersebut ke objek wisata lainnya.
Pemasangan alat ini merupakan upaya persiapan pembukaan pariwisata internasional ke Bali, sekaligus salah satu syarat pola budaya hidup baru. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Badung Cokorda Raka Dharamawan, mengatakan pemasangan alat GeNose C-19, merupakan upaya persiapan pembukaan pariwisata internasional ke Bali, yang rencananya dibuka pada Juli 2021 mendatang. Di samping itu, katanya, pemasangan alat tersebut sekaligus salah satu syarat pola budaya hidup baru, sebab pandemi belum berakhir.
“Meski sejauh ini pemasangan alat tersebut masih dalam masa uji coba, ke depan tentu akan dilakukan evaluasi maupun kajian berkenaan dengan pembiayaan alat itu. Apakah nantinya biaya itu layak dibebankan kepada pengelola atau ada bantuan lain dari Pemda,” kata Raka Darmawan.
“Ke depan kami akan sasar objek wisata lain yang ada di Badung. Termasuk ke destinasi kuliner yang banyak digemari,” tandas Raka Darmawan sembari menyatakan jika alat GeNose C-19 merupakan model skrining awal untuk mengetahui kondisi calon pengunjung.
Sementara, rencana dari Pemkab Badung itu mendapat sambutan positif dari pihak pengelola Pantai Pandawa. Sebab, hal itu merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk mencegah dan mengantisipasi agar Covid-19 tidak menyebar lebih luas. Hal itu sekaligus sebagai upaya untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata yang mengalami mati suri setahun lebih. “Kami selaku pengelola mendukung program pemerintah, apalagi tujuannya ini positif dalam upaya menekan penyebaran Covid-19,” ujar Ketua Pengelola DTW Pantai Pandawa Wayan Letra, Minggu (16/5).
Meski menyambut baik rencana itu, Letra mengaku masih sedikit bingung terkait bagaimana penerapannya dan pemberlakuan alat tersebut. Utamanya menyangkut dengan pembiayaan operasional dan pemeliharaan alat tersebut. Apakah ditanggung oleh Pemkab Badung atau ada skema lain. “Pada dasarnya kami siap menerima pemasangan alat itu. Namun tentu ke depannya ini perlu diperjelas seperti apa biayanya. Sebab, hal itu belum terbayang bagi kami di pengelola,” kata Letra.
Masih menurut Letra, pada dasarnya menyambut positif rencana tersebut, sebab metode pemeriksaan dengan GeNose C-19, relatif lebih cepat dibandingkan dengan yang lain. Namun, karena penempatan alat tersebut memerlukan dana pemeliharaan dan operasional, tentunya hal itu perlu diperjelas. Jangan sampai karena tambahan persyaratan tersebut justru membuat wisatawan merasa sangat rumit dan terbebani untuk berlibur saat pandemi. *dar
Komentar