‘Bhuta Kala Plastik Poleng’ Tandai Peresmian Galeri Zen1 Kesiman
DENPASAR, NusaBali.com – Pembukaan Galeri Zen1 di Kesiman Denpasar Timur ditandai dengan pameran tunggal bertajuk Bhuta Kala Plastik Poleng karya seniman Made Bayak dengan memamerkan sebanyak 26 karyanya pada Sabtu (15/5/2021).
Made Bayak adalah seniman kelahiran 1980an dari Tampaksiring, Gianyar. Ciri khas yang ditampilkan adalah yaitu Plastikologi yakni mengubah sampah plastik menjadi sebuah seni dalam karya lukisan. Tema Bhuta Kala Plastik Poleng yang diusung memiliki arti yang cukup kuat dan menarik yaitu terdiri dari kata Bhuta Kala dan Plastik Poleng.
“Bhuta Kala bukan berarti selalu menjerumus ke hal negatif di mana kalau kita berbicara konsep dari Bhuta Kala itu sendiri ada dua sisi. Bhuta Kala di satu sisi menurut kepercayaan orang Bali memang mereka menghuni alamnya sendiri kemudian kita sebagai penghuni alam juga yaitu manusia harus bisa bersinergi bukan saling mengganggu,” jelasnya.
Nah, sinergi itu ada banyak hal baik dalam bentuk upakara di Bali khususnya tawur atau caru. “Sama halnya saya memposisikan diri saya dengan plastik ini. Jadi plastik itu sangat berguna sekali tetapi di satu sisi dia juga ketika di buang sembarangan bisa mencemari lingkungan,” lanjut Made Bayak.
Karakter lukisan dari Made Bayak juga memiliki berbagai macam tema terkait isu-isu sosial politik dan hak asasi manusia serta lebih spesifik pada isu lingkungan yaitu Plastikologi. Inti dari semua itu lebih dari pada pandangan kritis atau apa yang terjadi saat ini di Bali, nasional maupun global, yang kemudian disampaikan dalam bentuk media lukisan dengan berbagai tema baik secara umum ataupun khusus.
Pada setiap lukisan juga terdapat material limbah sesuai tema di mana medianya sendiri sudah berbicara. Termuat dari berbagai macam jenis plastik sintetis berbagai jenis baik berupa bungkus makanan, barcode, dan jenis lainnya.
Sebelumnya banyak orang diajak mengumpulkan sampah plastik dan menyerahkan keada Made Bayak. Namun lama-kelamaan malah menjadi menumpuk serta membuat bingung bagaimana cara mengolah sampah sebanyak itu.
“Sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk setop dulu mengajak mereka membawa sampah dan sampah yang sekarang digunakan lebih sering didapatkan melalui temuan sendiri atau dari kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu terkait dibukanya Galeri Zen1 di Jalan Bypass Ngurah Rai 86, Kesiman, Denpasar, menambah Galeri Zen1 yang lebih dulu ada di Ruko Tuban Plaza, Jalan Bypass Ngurah Rai 50, Tuban, Kuta. “Brand Second Floor Coffee cocok bersanding dengan Galeri Zen1 karena gedungnya sangat spesial di mana lantai 1 dan 2 merupakan coffee shop premium dan lantai 3 merupakan Galeri Zen1,” ungkap Direktur Galeri Zen1, Nicolaus Fransiskus Kuswanto.
Made Bayak pun menjadikan galeri ini sebagai pameran tunggal pertamanya di Bali. “Sebelumnya saya lebih sering pameran di luar Bali dan ini kali pertama saya pameran tunggal di Bali dan saya sangat mengapresiasi persiapan dari Galeri Zen1, cukup singkat prosesnya namun semua berjalan dengan baik dari proses kurasi dan lain-lain,” tambahnya.
Adi Suhendra sebagai pemilik Second Floor Coffe menjelaskan ketika Second Floor Coffee terpilih sebagai rumah kedua dari Galeri Zen1 menjadi cukup menarik di mana di dunia kopi biasanya sangat erat keterkaitannya pada dunia seni.
“Ketika ada tamu datang untuk bersantai-santai sambil meminum secangkir kopi, mereka juga bisa langsung menikmati karya lukisan yang sudah dipajang di setiap dinding di Second Floor ini. Jadi dengan suasana rileks dan tenang, selain bisa menikmati secangkir kopi, mereka juga bisa melihat berbagai macam lukisan dari berbagai seniman di tanah air ini. Tentu ini adalah suatu hal yang menarik yang bisa di dapatkan ketika mereka berkunjung kesini,” jelas Adi.
Pameran ini akan berlangsung selama tiga minggu ke depan, mulai dari tanggal 15 Mei hingga 13 Juni 2021 mendatang. Dengan ini juga sekaligus mengenalkan kepada khalayak luas mengenai space baru Galeri Zen1. Galeri Zen1 sendiri juga memiliki space tambahan yang berlokasi di Seminyak Village. Harapannya dengan tempat baru ini bisa menjadi wadah untuk mengapresiasi serta mendukung para seniman maupun pecinta seni. *cla
“Bhuta Kala bukan berarti selalu menjerumus ke hal negatif di mana kalau kita berbicara konsep dari Bhuta Kala itu sendiri ada dua sisi. Bhuta Kala di satu sisi menurut kepercayaan orang Bali memang mereka menghuni alamnya sendiri kemudian kita sebagai penghuni alam juga yaitu manusia harus bisa bersinergi bukan saling mengganggu,” jelasnya.
Nah, sinergi itu ada banyak hal baik dalam bentuk upakara di Bali khususnya tawur atau caru. “Sama halnya saya memposisikan diri saya dengan plastik ini. Jadi plastik itu sangat berguna sekali tetapi di satu sisi dia juga ketika di buang sembarangan bisa mencemari lingkungan,” lanjut Made Bayak.
Karakter lukisan dari Made Bayak juga memiliki berbagai macam tema terkait isu-isu sosial politik dan hak asasi manusia serta lebih spesifik pada isu lingkungan yaitu Plastikologi. Inti dari semua itu lebih dari pada pandangan kritis atau apa yang terjadi saat ini di Bali, nasional maupun global, yang kemudian disampaikan dalam bentuk media lukisan dengan berbagai tema baik secara umum ataupun khusus.
Pada setiap lukisan juga terdapat material limbah sesuai tema di mana medianya sendiri sudah berbicara. Termuat dari berbagai macam jenis plastik sintetis berbagai jenis baik berupa bungkus makanan, barcode, dan jenis lainnya.
Sebelumnya banyak orang diajak mengumpulkan sampah plastik dan menyerahkan keada Made Bayak. Namun lama-kelamaan malah menjadi menumpuk serta membuat bingung bagaimana cara mengolah sampah sebanyak itu.
“Sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk setop dulu mengajak mereka membawa sampah dan sampah yang sekarang digunakan lebih sering didapatkan melalui temuan sendiri atau dari kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu terkait dibukanya Galeri Zen1 di Jalan Bypass Ngurah Rai 86, Kesiman, Denpasar, menambah Galeri Zen1 yang lebih dulu ada di Ruko Tuban Plaza, Jalan Bypass Ngurah Rai 50, Tuban, Kuta. “Brand Second Floor Coffee cocok bersanding dengan Galeri Zen1 karena gedungnya sangat spesial di mana lantai 1 dan 2 merupakan coffee shop premium dan lantai 3 merupakan Galeri Zen1,” ungkap Direktur Galeri Zen1, Nicolaus Fransiskus Kuswanto.
Made Bayak pun menjadikan galeri ini sebagai pameran tunggal pertamanya di Bali. “Sebelumnya saya lebih sering pameran di luar Bali dan ini kali pertama saya pameran tunggal di Bali dan saya sangat mengapresiasi persiapan dari Galeri Zen1, cukup singkat prosesnya namun semua berjalan dengan baik dari proses kurasi dan lain-lain,” tambahnya.
Adi Suhendra sebagai pemilik Second Floor Coffe menjelaskan ketika Second Floor Coffee terpilih sebagai rumah kedua dari Galeri Zen1 menjadi cukup menarik di mana di dunia kopi biasanya sangat erat keterkaitannya pada dunia seni.
“Ketika ada tamu datang untuk bersantai-santai sambil meminum secangkir kopi, mereka juga bisa langsung menikmati karya lukisan yang sudah dipajang di setiap dinding di Second Floor ini. Jadi dengan suasana rileks dan tenang, selain bisa menikmati secangkir kopi, mereka juga bisa melihat berbagai macam lukisan dari berbagai seniman di tanah air ini. Tentu ini adalah suatu hal yang menarik yang bisa di dapatkan ketika mereka berkunjung kesini,” jelas Adi.
Pameran ini akan berlangsung selama tiga minggu ke depan, mulai dari tanggal 15 Mei hingga 13 Juni 2021 mendatang. Dengan ini juga sekaligus mengenalkan kepada khalayak luas mengenai space baru Galeri Zen1. Galeri Zen1 sendiri juga memiliki space tambahan yang berlokasi di Seminyak Village. Harapannya dengan tempat baru ini bisa menjadi wadah untuk mengapresiasi serta mendukung para seniman maupun pecinta seni. *cla
Komentar