Dinas Pertanian Kampanye Penggunaan Pupuk Organik
Fokus Target Pembenahan Tanah
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pertanian Buleleng menggandeng perusahaan pupuk organik PT Best terus mengampanyekan penggunaan pupuk organik diaplikasikan pada tanaman padi.
Demplot padi seluas 20 hektare di Subak Babakan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, berhasil dipanen pada Senin (17/5) pagi. Penggunaan pupuk organik diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pembenahan unsur tanah sawah petani.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta usai memanen padi varietas sulutan usrat 2, mengatakan kondisi lahan pertanian saat ini dalam tahap keasaman yang sangat tinggi. Hal itu disebabkan karena penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dan tidak diberlakukannya pola tanam yang benar. Kondisi itu dapat berdampak pada hasil panen yang tak maksimal.
“Sesuai dengan target Kementerian Pertanian RI, di tengah alih fungsi lahan diupayakan peningkatan produktifitas padi. Salah satunya dengan penggunaan pupuk organik,” kata Sumiarta. Demplot tanaman padi yang dikembangkan melalui sistem ecofarming ini sebagai langkah pertama diaplikasikan kombinasi pupuk organik dengan pupuk kimia dengan perbandingan 50 : 50. Perbandingan itu diterapkan untuk menyesuaikan kondisi tanah.
Dari hasil panen yang dilakukan pada Senin kemarin, produksi padi dapat menyamai produksi dengan penggunaan pupuk kimia penuh yakni 6 ton per hektare. Peningkatan produksi hasil panen baru akan didapatkan petani setelah 3 kali masa panen menggunakan pupuk organik. “Ke depan mungkin perbandingannya akan berbeda, semakin kecil penggunaan pupuk kimia — hingga nanti targetnya 0 persen—, dan bisa sepenuhnya memakai pupuk organik. Tetapi dengan perbandingan setengah saja sudah sangat menguntungkan bagi petani, karena pupuk organik lebih murah,” imbuh Sumiarta.
Demplot yang sama juga sudah dikembangkan di wilayah Subak Gerokgak dan menunggu panen sepekan ke depan. Dia pun berharap dengan bukti yang diberikan oleh pemerintah, petani secara perlahan dapat mengganti pola pemeliharaan padi mereka dengan aplikasi pupuk organik.
Direktur Utama PT Best Bali I Gusti Agung Eka Susila, menyatakan penggunaan pupuk organik saat ini sangat diperlukan petani untuk meningkatkan hasil panennya.
Sejauh ini penggunaan pupuk organik khusus di Provinsi Bali sudah mencapai 40 persen. Jika berjalan lancar hingga 3 kali masa panen, Agung Eka menjamin petani dapat memperoleh peningkatan hasil panen hingga 50 persen dibanding sebelumnya. “Seperti di Jawa itu aplikasinya sudah tiga kali panen, sekarang produksi pertaniannya dari enam ton per hektare meningkat menjadi sembilan ton. Selain juga harga (pupuk organik) memang lebih murah 40 persen dibanding pupuk kimia. Formulanya all in one, dilengkapi juga dengan antisipasi hama,” kata Eka Susila.
Dia berharap upaya meng-organik-kan hasil pertanian oleh pemerintah dapat dilakukan bertahap oleh petani. Sehingga dapat menjaminkan swasembada pangan secara berkelanjutan dengan tanah pertanian yang subur dan sehat.
Bendahara Subak Babakan Gede Agus Satria, mengaku masih akan berunding dan menghitung-hitung keunggulan dan kelemahan dari pupuk organik tersebut. “Ini kan baru ubinan (sepetak demplot, Red) saja, kami belum tahu kalau keseluruhan hasilnya seperti apa. Untuk kelanjutannya kami masih harus berhitung dulu berapa hasil panen, biaya produksi, dan efisiensi waktu juga. Nanti kalau hasil akhirnya lebih murah, bisa dicoba lagi,” kata Agus Satria. *k23
1
Komentar