Tri Hita Karana Atasi Perubahan Iklim
Kondisi perubahan iklim yang saat ini terjadi mengundang perhatian berbagai pihak untuk melakukan langkah-langkah menjaga bumi, termasuk para tokoh dari lintas agama.
JAKARTA, NusaBali
Mereka memaparkan bagaimana cara menanggulangi perubahan iklim. Perwakilan dari Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Nyoman Udayana Sangging mengatakan, konsep Tri Hita Karana merupakan salah satu cara bagaimana menanggulangi perubahan iklim.
“Karena dalam ajaran tersebut, ada semua unsur yakni hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam,” ujar Udayana saat semiloka Peningkatan Peran Pemuka Agama dalam Menghadapi Perubahan Iklim di Hotel Atlet, Senayan, Kamis (15/12).
Dengan ajaran itu, umat Hindu sangat menghargai kebesaran alam dan mahluk hidup, menempatkan kehidupan umat manusia sangat tergantung dengan alam sekitarnya. Oleh karena itu, sikap dan tindakan umat Hindu selalu dihubungkan dengan alam. Umat Hindu pun menjadikan Tri Hita Karana sebagai falsafah hidup tangguh.
Sebab, ajaran itu memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi yang terjadi saat ini. Ajaran itu juga memiliki pedoman hidup yang sangat menghargai aspek sekelilingnya atau aspek lingkunganya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya.
“Apabila keseimbangan dapat dicapai atau diwujudkan , manusia akan hidup dengan menghindari segala tindakan buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai,” ucap Udayana.
Umat pun wajib untuk memeliharanya dengan baik yakni dengan melakukan caru agar bhuana agung dan bhuwana alit seimbang. Caru adalah salah satu bagian upakara Bhuta Yadnya sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan Sradha dan Bhakti umat Hindu. Fungsinya antara lain, sebagai sarana untuk menetralisir kekuatan-kekuatan alam yang bersifat buruk.
Sementara Ketua Bidang Lingkungan Hidup PHDI Pusat Dharmasilan mengatakan, salah satu cara menghadapi perubahan iklim adalah dengan melestarikan lingkungan.
“Karena Tuhan menciptakan alam sebagai sumber kehidupan, tanpa alam tidak ada kehidupan. Untuk itu, wajib dijaga dan dilestarikan. Tak ketinggalan hormati dan cintai lingkungan,” kata Dharmasilan. Dharmasilan menambahkan, guna menjaga lingkungan pula beberapa ritual Hindu ada hubungannya dengan alam seperti tumpek wariga dan tumpek tumbuh-tumbuhan. k22
Mereka memaparkan bagaimana cara menanggulangi perubahan iklim. Perwakilan dari Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Nyoman Udayana Sangging mengatakan, konsep Tri Hita Karana merupakan salah satu cara bagaimana menanggulangi perubahan iklim.
“Karena dalam ajaran tersebut, ada semua unsur yakni hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam,” ujar Udayana saat semiloka Peningkatan Peran Pemuka Agama dalam Menghadapi Perubahan Iklim di Hotel Atlet, Senayan, Kamis (15/12).
Dengan ajaran itu, umat Hindu sangat menghargai kebesaran alam dan mahluk hidup, menempatkan kehidupan umat manusia sangat tergantung dengan alam sekitarnya. Oleh karena itu, sikap dan tindakan umat Hindu selalu dihubungkan dengan alam. Umat Hindu pun menjadikan Tri Hita Karana sebagai falsafah hidup tangguh.
Sebab, ajaran itu memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi yang terjadi saat ini. Ajaran itu juga memiliki pedoman hidup yang sangat menghargai aspek sekelilingnya atau aspek lingkunganya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya.
“Apabila keseimbangan dapat dicapai atau diwujudkan , manusia akan hidup dengan menghindari segala tindakan buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai,” ucap Udayana.
Umat pun wajib untuk memeliharanya dengan baik yakni dengan melakukan caru agar bhuana agung dan bhuwana alit seimbang. Caru adalah salah satu bagian upakara Bhuta Yadnya sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan Sradha dan Bhakti umat Hindu. Fungsinya antara lain, sebagai sarana untuk menetralisir kekuatan-kekuatan alam yang bersifat buruk.
Sementara Ketua Bidang Lingkungan Hidup PHDI Pusat Dharmasilan mengatakan, salah satu cara menghadapi perubahan iklim adalah dengan melestarikan lingkungan.
“Karena Tuhan menciptakan alam sebagai sumber kehidupan, tanpa alam tidak ada kehidupan. Untuk itu, wajib dijaga dan dilestarikan. Tak ketinggalan hormati dan cintai lingkungan,” kata Dharmasilan. Dharmasilan menambahkan, guna menjaga lingkungan pula beberapa ritual Hindu ada hubungannya dengan alam seperti tumpek wariga dan tumpek tumbuh-tumbuhan. k22
1
Komentar