Dibekali Kampil, Pedagang Pasar Paksebali Pilah Sampah

Para pedagang diedukasi untuk memilah langsung sampah organik dan plastik (non organik) dari sisa penjualan di pasar. Total dibagikan 300 kampil.

"Kami wajib mengedukasi para pedagang tentang pemilahan langsung sampah organik dan non organik," ujar Perbekel Desa Paksebali I Putu Ariadi, usai membagikan kampil tersebut.

Jelas Ariadi, terkait teknis pengangkutan sampah dari pasar, sampah yang sudah dipilah oleh para pedagang Pasar Satria tersebut diambil langsung oleh petugas kebersihan di Desa Paksebali. Hanya sampah dituangkan ke bak truk sampah. Sedangkan kampilnya dikembalikan untuk digunakan lagi oleh para pedagang untuk pilah sampah. "Model pemilihan sampah ini disambut baik oleh para pedagang. Karena kami sejak awal sudah sering berkomunikasi dengan pedagang tentang metode ini," imbuh Ariadi.

Jelas dia, dengan pemilahan sampah ini maka otomatis mempermudah proses pengolahan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Desa Paksebali. Mengingat selama ini pasar penyumbang sampah terbanyak ke TPS. Model ini sesuai komitmen bersama yakni mengolah sampah langsung dari sumbernya. Oleh karena itu, maka desa berupaya agar pemilahan sampah dimulai langsung oleh pedagang itu sendiri.

Dia mengharapkan, dengan langkah ini permasalahan sampah bisa teratasi. "Karena kami percaya tidak ada harapan yang dicapai tanpa tindakan," ujarnya.

Desa Paksebali merupakan salah satu desa di Bali yang sudah melaksanakan pengelolaan sampah berbasis sumber atau TPS3R. Dengan pola pengelolaan sampah berbasis sumber, Desa Paksebali mampu memanfaatkan sampah untuk bahan bakar home industri.

Selain Desa Paksebali di Kecamatan Dawan, beberapa desa di Bali yang juga sudah melaksanakan pengelolaan sampah berbasis sumber, antara lain  Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, Desa Adat Padang Tegal, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar, dan Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Badung, dan lainnya. *wan