Warung Babi Guling Pande Egi Tetap Ramai
Pandemi Lumpuhkan Daya Beli Masyarakat
GIANYAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 berkepanjangan di Bali sejak Maret 2020 mengakibatkan daya beli masyarakat terhadap pelbagai kebutuhan terus anjlok.
Dampaknya, banyak usaha jatuh-bangun hingga tutup. Namun tak demikian pada Warung Babi Guling Pande Egi di Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Gianyar.
Pemilik Warung Babi Guling Pande Egi, Pande Putu Anggia,31, mengaku warungnya pernah nyaris nihil pembeli saat kasus Covid-19 melonjak, pertengahan tahun 2020. Namun pembeli berangsur pulih sejak beberapa bulan terakhir. Terutama jelang program vaksinasi.
Sebelum pandemi, jelas Anggia, warung mulai buka tahun 2016 ini biasa menghabiskan 5 ekor babi guling per hari. Namun kini, maksimal 3 guling per hari. "Tiga guling itu pun hanya saat hari libur atau week end," jelas Pande Anggia saat ditemui, Rabu (19/5).
Dikisahkan Pande Anggia, usaha keluarga ini mulanya hanya melayani pesanan babi guling utuh untuk upacara tiga bulanan. "Awalnya buat untuk keluarga dekat, mungkin rasanya pas semakin banyak yang memesan dari luar Beng," jelas suami dari Kadek Diah Astari ini.
Dalam satu kesempatan lomba babi guling serangkaian memeriahkan HUT Kota Gianyar tahun 2016, Pande Anggia ikut berkompetisi melawan ayahnya sendiri, Pande Putu Egi,56. Sejak itu, babi guling Pande Egi mulai dikenal. Pande Putu Anggia, yang mulanya pekerja restoran di Ubud mulai fokus membangun usaha sendiri. "Kami namai warung. Karena tempatnya sederhana, kecil, pelayanan sederhana dan harga murah," ungkap ayak 3 anak ini.
Untuk menarik minat pelanggan, Pande Anggia membuat konsep warung makan kekinian. "Kami buat tempat yang membuat tamu nyaman, di pinggir sawah. Jadi kesan babi guling tidak melulu di emperan jalan," jelasnya. Lokasi di persawahan, membuat warung seluas 5 are ini digandrungi. Peminatnya kaum milenial, pasangan muda-mudi, hingga dewasa. "Kami modifikasi menu dengan varian minuman kekinian, sehingga masuk ke anak muda," ujarnya.
Untuk bahan baku babi, Pande Anggia memilih untuk mengambil di peternak Karangasem. Sehingga Pande Egi fokus membuat olahan babi guling berikut menu lain. Seperti lawar, oret, krupuk, sate, dan kuah. Bobot babi yang di guling kisaran berat 45 kg - 60 kg. Dia mempekerjakan 25 tenaga kerja dan 8 pekerja dapur. Tidak kena pemutusan hubungan kerja, meskipun pandemi mendera. Bahkan warung ini menerima pekerja baru saat pandemi. "Waktu sepi sekalipun, kami tidak ada memPHK karyawan," ujarnya.
Diakuinya, pelanggan setia warung ini dari pelbagai kalangan. Mulai dari polisi, jaksa, hakim, artis, hingga kalangan menengah dan bawah. "Kami berusaha mempertahankan harga dan kualitas. Bukan semata-mata viral sesaat, tapi bagaimana kontinyuitasnya. Dari pelanggan satu bercerita ke pelanggan lain, sehingga grafik penjualan merangkak naik, meskipun perlahan. Justru kalau naik drastis, kami khawatir," ujar alumni Sekolah Perhotelan Bali ini. *nvi
1
Komentar