30 Persen Subak di Gianyar Belum Miliki Traktor Memadai
GIANYAR, NusaBali
Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar berupaya meningkatkan ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan) pada seluruh subak basah dan kering.
Karena kini dari sekitar 500 subak di Gianyar, sekitar 30 persennya belum memiliki traktor memadai.
Hal itu dijelaskan Kabid Sarana dan Sarana Pertanian, Dinas Pertanian Gianyar Nyoman Tri Budi Hartanto, Kamis (20/5). Kata dia, tahun 2020, Kementerian Pertanian menggelontor bantuan alsintan ke Gianyar. Namun bantuan tersebut kurang mengingat banyaknya permintaan dan aspirasi dari petani. Bantuan tahun 2020 meliputi traktor roda 2 sebanyak 16 unit, kultivator 9 unit, pompa air 4 unit dan hand sprayer 15 unit. "Tahun 2021 ini bantuan dari Kementan belum turun, berapa akan dialokasikan ke Gianyar, kami belum tahu," jelas Budi Hartanto.
Dijelaskan, kurangnya traktor pada petani menjadikan pengolahan lahan terganggu hingga lambat masa tanam. "Pengaruhnya ke musim tanam tidak serentak, nantinya juga berpengaruh ke masa tanam berikutnya," jelasnya.
Jelas Budi, sebagian besar petani juga sudah mengusahakan alsintan secara mandiri. Namun ada juga belum mampu, sehingga mengandalkan alsintan milik bersama di subak.
Dicontohkannya, untuk Kecamatan Payangan, dengan luas tanam 1.800 hektare dengan masa tanam Juli - Desember, membutuhkan alsintan memadai. "Seperti halnya, mesin hand sprayer (semprot), penyemprotan hama harus serentak, kalau tidak hama akan datang bolak balik sehingga menyebabkan kerugian bagi petani," ujarnya. Bersyukur pula, di Tahun 2021 ini belum ada petani yang gagal panen.
Sedangkan untuk pemenuhan alsintan, Dinas Pertanian Gianyar terus mengajukan prrmohonan ke pusat, sesuai dengan aspirasi pada tiap subak. "Yang paling dibutuhkan saat ini traktor, kalau hand sprayer rata-rata petani sudah memiliki sendiri," jelasnya. Sedangkan mesin pompa, dibutuhkan untuk menaikkan air irigasi pada subak-subak yang debit air subaknya mengecil. "Mesin pompa dibutuhkan saat pengolahan tanah dan persiapan masa tanan. Ada subak yang air irigasinya mengecil sehingga dibutuhkan mesim pompa untuk mengangkat air," ujarnya. *nvi
Dijelaskan, kurangnya traktor pada petani menjadikan pengolahan lahan terganggu hingga lambat masa tanam. "Pengaruhnya ke musim tanam tidak serentak, nantinya juga berpengaruh ke masa tanam berikutnya," jelasnya.
Jelas Budi, sebagian besar petani juga sudah mengusahakan alsintan secara mandiri. Namun ada juga belum mampu, sehingga mengandalkan alsintan milik bersama di subak.
Dicontohkannya, untuk Kecamatan Payangan, dengan luas tanam 1.800 hektare dengan masa tanam Juli - Desember, membutuhkan alsintan memadai. "Seperti halnya, mesin hand sprayer (semprot), penyemprotan hama harus serentak, kalau tidak hama akan datang bolak balik sehingga menyebabkan kerugian bagi petani," ujarnya. Bersyukur pula, di Tahun 2021 ini belum ada petani yang gagal panen.
Sedangkan untuk pemenuhan alsintan, Dinas Pertanian Gianyar terus mengajukan prrmohonan ke pusat, sesuai dengan aspirasi pada tiap subak. "Yang paling dibutuhkan saat ini traktor, kalau hand sprayer rata-rata petani sudah memiliki sendiri," jelasnya. Sedangkan mesin pompa, dibutuhkan untuk menaikkan air irigasi pada subak-subak yang debit air subaknya mengecil. "Mesin pompa dibutuhkan saat pengolahan tanah dan persiapan masa tanan. Ada subak yang air irigasinya mengecil sehingga dibutuhkan mesim pompa untuk mengangkat air," ujarnya. *nvi
Komentar