Bocah Perut Membesar Divonis Derita Hirschsprung Kronis
SINGARAJA, NusaBali
Bocah laki-laki penyandang disabilitas asal Banjar Kelodan, Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng, Dewa Putu Surya Adnyana Putra, 5, yang mengalami perut membesar, mulai menjalani pemeriksaan medis di Klinik Sahabat, Singaraja, Jumat (21/5) sore.
Dari hasil diagnose dokter, bocah perut membesar ini menderita hirschs-prung yang kronis. Bocah perut membesar ini dibawa ke Klinik Sahabat, yang merupakan markas Yayasan Sosial Sesama, dengan dijemput relawan sosial ke rumahnya di Banjar Kelodan, Desa Ringdikit, Jumat sore. Saat dibawa ke klinik, bocah malang berusia 5 tahun ini didampingi kedua orangtuanya, pasutri Dewa Komang Agus Alit, 30, dan Ni Kadek Desi, 20.
Tiba di Klinik Sahabat sekitar pukul 17.30 Wita, bocah perut membesar ini sempat antre giliran periksa. Setelah menunggu antrean, bocah Dewa Surya Adnyana langsung ditangani dokter spesialis penyakit dalam, dr Putu Arya Nugraha SpD, yang notabene Ketua Yayasan Sesama. Dalam pemeriksaan kemarin petang, bocah ini juga di-USG dan rontgen.
Berdasarkan hasil rontgen, dr Arya Nugraha menyimpulkan penyakit yang diderita bocah Dewa Surya Adnyana mengarah ke hisrchsprung kronis, dengan pelebaran usus besar secara menyeluruh. Menurut Arya Nugraha, penanganan selanjutnya harus ditangani oleh ahli bedah anak.
“Ini harus dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar karena yang lebih tepat menangani adalah ahli bedah anak. Melihat kondisi adik (bocah Dewa Surya Adnyana) saat ini, memang memerlukan tindakan intervensi (operasi), karena bukan sembelit biasa yang bisa ditangani dengan tindakan konservatif,” jelas Arya Nugraha yang juga menjabat Dirut RSUD Buleleng.
Arya Nugraha menyebutkan, ahli bedah anak nantinya akan menganalisis kembali hasil rontgen dan hasil laboratoriu yang diambil di rumah sakit, untuk menentukan penanganan yang tepat. Namun, sebelum mendapat penanganan di RSUP Sanglah, Senin (24/5) nanti, bocah Dewa Surya Adnyana diarahkan untuk menjalani pemeriksaan di rumah sakit di Buleleng guna mendapatkan rujukan.
Buat sementara, kata Arya Nugraha, bocah pefrut membesar ini diberikan obat pencahar. Jika dalam tiga hari ke depan tubuhnya menerima dengan baik obat tersebut dan mau BAB, maka pengobatan sementara dapat dilanjutkan sampai jaminan kesehatan KIS-PBI bocah ini keluar dan boleh digunakan.
“Tetapi, kalau tidak ada respons obat yang diberikan dan kondisinya melemah, adik ini harus dirawat untuk perbaikan secara umum kondisi kesehatannya, termasuk pemberian nutrisi,” katanya. Arya Nugraha juga menyarankan kedua orangtua bocah perut membesar ini agar bersabar dan tetap berusaha untuk pengobatan final anak sulungnya tersebut.
Sementara itu, Koordinator Relawan Sosial yang juga Kasi Pelayanan Anak dan Lansia Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Niken Puji Astuti, mengatakan akan mendampingi sampai tuntas pengobatan bocah Dewa Surya Adnyana. Sejumlah yayasan dan komunitas sosial juga sudah siap membantu penanganan penyakitnya, jika mengharuskan biaya perawatan masuk kelas pasien umum.
“Selanjutnya, kita ikuti petunjuk dokter Arya Nugraha dulu. Senin nanti adik akan diantar lagi ke rumah sakit, sebelum dirujuk ke RSUP Sanglah,” papar Puji Astuti di Klinik Sahabat, tadi malam.
Bocah Dewa Surya Adnyana sendiri memiliki riwayat hirschsprung sejak baru lahir. Menuruit ayahnya, Dewa Agus Alit, bayinya yang baru lahir tidak bisa buang air besar, hingga BAB-nya keluar dari hidung.
Bahkan, saat usianya belum genap seminggu, bayi Dewa Surya Adnyana terpaksa dirujuk ke RSUP Sanglah untuk menjalani perawatan intensif selama sebulan penuh. Setelah sebulan opname di RSUP Sanglah, kondisi bayi Dewa Surya Adnyana membaik. Sistem pencernaannya pun normal.
Namun, penyakitnya itu mendadak kambuh seusai Hari Raya Galungan sebulan lalu. Perutnya membesar hingga menyerupai ibu hamil tua. Setelah perutnya membesar, bocah malang ini sulit untuk nuang air besar. Jika akan buang air, orangtuanya harus memakaikan obat sembelit. *k23
Komentar