Pelaku Pariwisata Bali Menunggu Imbas Work From Bali
Diharapkan Dirasakan Bukan Hanya untuk Nusa Dua Saja
DENPASAR, NusaBali.com – Pelaku pariwisata Bali menunggu imbas Work From Bali yang akan melibatkan Aparatur Sipil Negeri (ASN) di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan tujuh kementerian/lembaga di bawahnya.
“Kami menyambut gembira rencana Work From Bali yang melibatkan ASN dari sejumlah kementerian. Karena program ini akan mampu menyelamatkan Bali, khususnya ribuan tenaga kerja pariwisata,” kata Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)/Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana.
Tokoh pariwisata asal Sanur ini mengaku lega karena ide Work From Bali sejatinya berawal dari insan pariwisata Bali yang akhirnya dieksekusi oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kemenko Marves. “Dampak pandemi bagi Bali sangat berat, karena hingga kuartal pertama 2021 menunjukkan kontraksi pertumbuhan ekonomi minus 9,3 persen. Karena itu adanya program ini sangat kami dukung sebagai upaya menggerakkan perekonomian Bali,” kata owner Puri Santrian yang akrab disapa Gus Agung ini.
Namun Gus Agung buru-buru mengingatkan agar Work From Bali benar-benar dirasakan oleh seluruh masyarakat Bali. “Caranya, adalah dengan pelibatan komponen pariwisata lokal di Bali. Termasuk untuk ke depannya, lokasi akomodasi pariwisatanya bisa lebih menyebar. Bukan di Nusa Dua saja,” kata Gus Agung.
Sebagaimana diketahui, Kemenko Marves pada Selasa (18/5/2021) melakukan nota kesepahaman dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua untuk melakukan kerja sama penyediaan 16 akomodasi dan fasilitas hotel. “Untuk saat ini kami bisa memahaminya karena mungkin Nusa Dua dinilai sebagai salah satu green zone. Tapi ke depannya kawasan yang diplot sebagai green zone seperti Sanur dan Ubud agar juga bisa digunakan untuk program Work From Bali,” kata Gus Agung.
Sementara itu terkait kerja sama yang sudah dilakukan Kemenko Marves dan ITDC saat ini, lanjut Gus Agung, masih bisa ditindaklanjuti dengan menggandeng Profesional Conference Organizer (PCO) dari Bali. “Karena bukan melulu soal akomodasi, namun soal penyediaan tempat meeting hingga rekreasi bisa melibatkan komponen pariwisata Bali,” harapnya.
Harapan dari Ketua GIPI Bali yang disampaikan dalam acara Let's Bring Bali Back di Puri Santrian Sanur pada Sabtu (22/5/2021) petang itu juga diamini oleh Ketua Bali MICE Forum. “Kami siap menindaklanjuti program Work From Bali, karena kami juga sudah menyiapkan rancangan program-program menarik bagi para ASN selama di Bali,” kata I Putu Gede Wiwin Gunawasika, Ketua Bali MICE Forum.
Ditegaskan oleh Wiwin, bahwa Bali yang selama ini menjadi destinasi MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition), bukan hanya memiliki fasilitas yang memadai, melainkan juga tenaga pariwisata, khususnya di bidang MICE yang dikenal terampil, ramah dan handal. “Ini penting melibatkan pelaku pariwisata di Bali sendiri agar program ini benar-benar dirasakan. Karena saat ini benar-benar masa yang berat bagi dunia pariwisata Bali,” kata sosok yang dikenal sebagai pendorong berbagai event pageant dan fashion show di Bali ini.
Untuk program Work From Bali, Wiwin pun mengungkapkan sejumlah ide menarik bagi para ASN. Misalnya untuk rapat atau meeting, bisa dimanfaatkan di sebuah wantilan di Bangli. Atau bisa juga memanfaatkan Balai Banjar di salah satu desa di Kabupaten Badung. “Seperti kita ketahui, banyak desa di Bali yang memiliki fasilitas Balai Banjar yang bagus-bagus dan bisa dijadikan tempat meeting. Lalu catering pun bisa menggunakan desa setempat. Jadi dampak Work From Bali akan sangat dirasakan secara langsung oleh masyarakat,” kata Wiwin.
Sementara itu Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha menambahkan bahwa sulitnya pariwisata Bali saat ini memang memerlukan dukungan-dukungan dari pemerintah pusat. “Karena itu kami sangat mendukung adanya Work From Bali,” kata Inda Trimafo.
Diakui bahwa di saat pandemi, harapan tertuju pada wisatawan Nusantara. Tapi jika hanya mengharap wisatawan Nusantara yang datang secara individual tour (perseorangan) tentunya harus membutuhkan rentang waktu. “Kalau wisatawan secara grup pastinya akan lebih memiliki dampak. Karena bisa langsung puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang,” kata cucu pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai ini.
Inda mengatakan jika kegiatan sejenis MICE bisa digelar di Bali akan sangat membantu pergerakan ekonomi. Sebab MICE ini melibatkan banyak peserta (wisatawan). “Bali sudah siap untuk itu. Kami berharap potensi ini bisa diberikan untuk Bali yang saat ini perekonomiannya sangat terkontraksi,” jelas Gek In begitu kerap ia disapa. *mao
1
Komentar