Sambut Work From Bali, Ngurah Agung Ingatkan Agar Tepat Sasaran
DENPASAR, NusaBali.com – Program Work From Bali yang segera dijalankan oleh tujuh kementerian/lembaga di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) disambut gembira oleh pelaku pariwisata Bali.
Pasalnya Work From Bali yang dirancang dijalankan oleh 25 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) dari tujuh kementerian bisa menggerakkan pariwisata hingga pada akhirnya ikut menggairahkan perekonomian Pulau Dewata yang pada Kuartal I-2021 mengalami kontraksi minus 9,3 persen.
“Program Work From Bali ini sangat bagus, karena kita semua tahu bukan hanya wisatawan mancanegara yang anjlok 100 persen, melainkan kedatangan wisatawan Nusantara juga masih belum normal seperti dulu,” kata Anak Agung Ngurah Agung, Panglingsir Puri Gerenceng Pemecutan Denpasar, Selasa (25/5/2021).
Tokoh puri yang juga bergerak di bidang handicraft Bali itu pun mengaku jika pariwisata adalah lokomotif dari perekonomian Bali. “Jika pariwisata mengalami masalah, tentu saja sektor lain ikut terdampak. Jadi saya menyambut program Work From Bali itu,” kata sosok yang namanya sempat mencuat dalam bursa Walikota Denpasar pada Pilkada 2020 lalu.
Tapi Ngurah Agung buru-buru mengingatkan agar Work From Bali benar-benar dirasakan oleh krama Bali. “Takutnya semua kegiatan terpusat hanya di Nusa Dua saja, dan semuanya di-handle oleh organizer dari Jakarta, termasuk kebutuhan hingga souvenir juga sudah disiapkan,” pesan Ngurah Agung.
Generasi ke-13 dari Dinasti Pemecutan Gerenceng ini berharap kecemasannya tidak terjadi. “Mungkin untuk tahap awal bolehlah di 16 hotel yang berada di Nusa Dua. Namun untuk ke depannya, hotel di kawasan lain, terutama yang juga dirancang sebagai green zone seperti Sanur dan Ubud, sebaiknya juga mendapat berkah dari Work From Bali,” ujarnya.
Disarankan pula program Work From Bali ini tetap menggandeng pelaku pariwisata lokal, termasuk kalangan pelaku usaha MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) di Bali. “Jadi benar-benar akan dirasakan oleh pelaku pariwisata di Bali, hingga pada akhirnya masyarakat di bawah ikut terimbas dampak positifnya,” kata Ngurah Agung.
Sosok yang orangtuanya dikenal sebagai perintis toko oleh-oleh di Bali dengan mendirikan toko Kingsan di Denpasar pada tahun 1975 ini pun berharap wisatawan Nusantara ataupun domestik bisa kembali digenjot ke Bali sebagaimana rencana penanganan pariwisata Bali sebelumnya oleh Kemenparekraf melalui sejumlah program-programnya. “Domestik harus dioptimalkan dulu. Bisa juga mendorong pariwisata spiritual, seperti ziarah Wali Pitu di Bali. Tentu saja semuanya harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat,” pungkasnya.
Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo RM Manuhutu mengatakan pencanangan program Work From Bali diterapkan untuk meningkatkan rasa percaya wisatawan domestik sehingga mampu memulihkan perekonomian lokal. Peningkatan rasa percaya publik domestik ini diharapkan dapat menciptakan dampak berganda (multiplier effect) yang membantu memulihkan perekonomian lokal.
"Setiap satu rupiah yang dikeluarkan untuk perjalanan dinas ke daerah, termasuk Bali, akan memberikan multiplier effect (dampak langsung, tidak langsung maupun induksi) bagi perekonomian lokal," katanya.
Bali sendiri menjadi salah satu provinsi yang mengalami dampak signifikan akibat pandemi Covid-19 karena Pulau Dewata selama ini bertumpu pada sektor pariwisata. Kondisi tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi Bali anjlok hingga minus 9 persen. "Tingkat okupansi hotel-hotel di Bali hanya 10 persen dalam 14 bulan, ini mengakibatkan dampak ekonomi yang signifikan," imbuhnya.
Adapun tujuh kementerian yang bersiap kerja dari Bali yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian ESDM, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Investasi/BKPM.
1
Komentar