Ibu dan Putrinya Tewas Terseret Arus Saat Malukat
Musibah di Pantai Tangtu, Korban Masih Keluarga Eks Gubernur Oka
DENPASAR, NusaBali
Musibah maut terjadi saat prosesi ritual malukat (mandi suci) di Pantai Tangtu, Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur tepat Purnamaning Sadha pada Buda Paing Krulut, Rabu (26/5) siang, ketika ibu dan anaknya tewas terserat ombak.
Korbannya adalah Ida Ayu Rukini, 60, dan Ida Ayu Indah Wedaswari, 25, ibu dan anak gadisnya asal Griya Ambengan, Banjar Ujung, Kelurahan Kesiman. Saat musibah maut terjadu, Rabu siang sekitar pukul 12.00 Wita, korban Ida Ayu Rukmi yang kesehariannya berdinas sebagai guru di SMPN 6 Denpasar dan putrinya, Ida Ayu Indah Wedaswari, malukat berdua di tengah laut yang berjarak beberapa meter dari tepi Pantai Tangtu. Mereka malukat dengan mengenakan busana adat ringan.
Kedua korban yang masih keluarga besar mantan Gubernur Bali (1988-1998) Prof Dr dr Ida Bagus Oka ini sebetulnya datang ke Pantai Tantu bertiga bersama Ida Bagus Made Mariana, 60, suami dari Ida Ayu Rukmi atau ayah dari Ida Ayu Indah Wedaswari. Hanya saja, saat itu IB Made Mariana cuma duduk-duduk di tepi pantai dan tiduk ikut malukat, karena kakinya terluka dan tidak boleh kena air.
Jadi, hanya sang istri Ida Ayu (Dayu) Rukmi dan putrinya, Dayu Indah Wedaswari yang malukat. Ibu dan anaknya ini ke tengah laut sambil membawa canang dan dupa.
Tak ada yang tahu persis bagaimana kejadiannya. Yang jelas, saat baru beberapa menit ke tengah laut, korban Dayu Rukmi dan Dayu Indah Wedaswari tiba-tiba terlihat sudah terseret ombak. Kemudian, mereka hilang tenggelam.
“Sebelum hilang tenggelam, mereka (Dayu Rukmi dan Dayu Indah Wedaswari, Red) sempat terlihat saling berpegangan tangan,” ungkap Ida Ayu Putu Ari Setiawati, 50, adik ipar dari korban Dayu Rukmi saat ditemui NusaBali di rumah duka, Griya Ambengan, Banjar Ujung, Kelurahan Kesiman, Rabu sore.
Menurut Dayu Ari Setiawati, saat musibah terjadi siang itu, kondisi ombak di Pantai Tangtu memang besar karena air laut pasang. Kejadiannya begitu cepat. IB Mariana sendiri tidak bisa berbuat banyak. Demikian pula warga yang berada di Pantai Tangtu siang itu juga tidak mampu menyelamatkan kedua korban.
Meski demikian, warga berusaha melakukan pencarian. Akhirnya, korban Dayu Rukmi dan putrinya, Dayu Indah, baru ditemukan 1 jam kemudian sekitar pukul 13.00 Wita. Kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal di Pantai Biaung, yang berjarak sekitar 200 meter arah timur dari Pantai Tangtu.
Selanjutnya, warga menghubungi Balawista dan BPBD Kota Denpasar untuk melakukan evakuasi kedua korban. Kemudian, jenazah kerabat mantan Gubernur IB Oka ini dibawa ke RS Dharma Yadnya Denpasar Timur untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sore sekitar pukul 17.00 Wita, jenazah ibu dan anaknya ini dipulangkan ke rumah duka di Griya Ambengan, Banjar Ujung. Jenazah mereka rencananya akan dipalebon pada Radite Umanis Mrakih, Minggu (30/5) nanti.
Korban Dayu Rukmi kesehariannya bekerja sebagai Guru PPKN di SMPN 6 Denpasar. Menurut Dayu Ari Setiawati, kakak iparnya ini menjelang pensiun sebagai PNS. Sedangkan putrinya, Dayu Indah Wedaswari, keseharinnya bekerja di perusahaan minuman kawasan Denpasar. Perempuan berusia 25 tahun ini belum menikah.
Dayu Setiawati menyebutkan, tidak ada pesan khusus yang disampaikan kedua korban sebelum tewas terseretr arus. Namun, ada firasat dalam bentuk mimpi aneh yang dialami mertuanya. “Dalam mimpinya, mertua saya ada yang membawakan ikan ke rumah. Tetapi, karena ceritanya samar-samar dan usianya sudah sepuh, mimpi mertua saya itu tidak mendapat respons,” kata adik kandung dari IB Mariana ini. *mis
1
Komentar