Warga Desa Peringsari Pilah Sampah Anorganik
AMLAPURA, NusaBali
Pemerintah Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Karangasem, berdayakan warga memilah sampah anorganik untuk dijual ke BUMDes.
Warga wajib memisahkan sampah karton, kaleng plastik, hingga kresek. Pemerintah Desa Peringsari bekerja sama dengan Yayasan Bakti Bumi Lestari Klungkung untuk membeli sampah anorganik.
Harga sampah telah ditetapkan, kresek Rp 200 per kilogram, sampah kaleng Rp 1.500 per kilogram, sampah botol plastik Rp 1.000 per kilogram, sampah botol bir Rp 600 per kilogram, dan karton Rp 1.500 per kilogram. Warga yang bawa sampah dicatat di bank sampah, dibuatkan buku rekening, dan rekening diisi sesuai penjualan sampah yang dibawa. Sewaktu-waktu hasil penjualan sampah yang masuk rekening bisa dicairkan. “Timbang sampah di tiap banjar berkelanjutan, sebulan sekali. Harapan ke depan, Desa Peringsari terbebas dari sampah plastik dan sampah kaleng,” ungkap Perbekel Desa Peringsari, I Wayan Bawa, Rabu (26/5).
Kelian Banjar Lusuh Kauh Jro Mangku Lungsur mengapresiasi program Pemerintah Desa Peringsari memberdayakan warga mengumpulkan sampah anorganik. “Warga kami mengumpulkan sampah anorganik sesuai jadwal PKK gelar pertemuan di bale banjar,” jelas Jro Mangku Lungsur. Terpisah, Perbekel Desa Tri Eka Bhuana, Kecamatan Sidemen I Ketut Derka berencana membangun bank sampah pada pertengahan tahun 2021 ini. “Kami masih merancang untuk memberdayakan masyarakat mengumpulkan sampah anorganik di bank sampah,” katanya.
Sementara itu, Bupati Karangasem I Gede Dana menyarankan agar penanganan sampah di sumbernya, sehingga jika sampah dibuang ke TPA, desa lain tidak mengalami masalah sampah. “Kami rencanakan tahun depan penambahan alokasi dana desa untuk mengoptimalkan penanganan sampah,” kata Bupati Gede Dana. Jika semua desa telah mampu mengolah sampah di sumbernya, sampah organik jadi pupuk dan sampah anorganik didaur ulang, maka Karangasem bebas masalah sampah. *k16
Harga sampah telah ditetapkan, kresek Rp 200 per kilogram, sampah kaleng Rp 1.500 per kilogram, sampah botol plastik Rp 1.000 per kilogram, sampah botol bir Rp 600 per kilogram, dan karton Rp 1.500 per kilogram. Warga yang bawa sampah dicatat di bank sampah, dibuatkan buku rekening, dan rekening diisi sesuai penjualan sampah yang dibawa. Sewaktu-waktu hasil penjualan sampah yang masuk rekening bisa dicairkan. “Timbang sampah di tiap banjar berkelanjutan, sebulan sekali. Harapan ke depan, Desa Peringsari terbebas dari sampah plastik dan sampah kaleng,” ungkap Perbekel Desa Peringsari, I Wayan Bawa, Rabu (26/5).
Kelian Banjar Lusuh Kauh Jro Mangku Lungsur mengapresiasi program Pemerintah Desa Peringsari memberdayakan warga mengumpulkan sampah anorganik. “Warga kami mengumpulkan sampah anorganik sesuai jadwal PKK gelar pertemuan di bale banjar,” jelas Jro Mangku Lungsur. Terpisah, Perbekel Desa Tri Eka Bhuana, Kecamatan Sidemen I Ketut Derka berencana membangun bank sampah pada pertengahan tahun 2021 ini. “Kami masih merancang untuk memberdayakan masyarakat mengumpulkan sampah anorganik di bank sampah,” katanya.
Sementara itu, Bupati Karangasem I Gede Dana menyarankan agar penanganan sampah di sumbernya, sehingga jika sampah dibuang ke TPA, desa lain tidak mengalami masalah sampah. “Kami rencanakan tahun depan penambahan alokasi dana desa untuk mengoptimalkan penanganan sampah,” kata Bupati Gede Dana. Jika semua desa telah mampu mengolah sampah di sumbernya, sampah organik jadi pupuk dan sampah anorganik didaur ulang, maka Karangasem bebas masalah sampah. *k16
1
Komentar