1 Asesor Dicoret, 2 Diskor Setahun
Akreditasi buat pertama kali digelar secara daring.
AMLAPURA, NusaBali
Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (BAN PAUD dan PNF) menggelar pembekalan asesor akreditasi (PAA) PAUD, LPK, dan PKBM. Rencana awal, pembekalan asesor akreditasi ini diikuti 83 orang. Namun satu asesor mengundurkan diri tanpa alasan jelas sehingga asesor itu dicoret dari daftar asesor. Sedangkan dua asesor lainnya berhalangan ikut pembekalan secara daring. Keduanya pun diskor selama satu tahun.
Ketua BAN PAUD dan PNF Provinsi Bali, Drs I Made Ardana Putra MSi, mengungkapkan satu asesor LKP (Lembaga Ketrampilan Pendidikan) dari Karangasem Ni Putu Nofithawati mengundurkan diri. “Karena mengundurkan diri, maka saya coret sebagai asesor,” jelas I Made Ardana Putra saat menggelar pembekalan asesor secara daring di Amlapura, Kamis (27/5). Dijelaskan, BAN PAUD dan PNF Bali awalnya mempercayakan asesor dari Karangasem untuk LKP dua orang yakni I Wayan Putu Edi Kurniawan dan Ni Putu Nofithawati.
Begitu juga asesor PKBM dari Karangasem ada 2 orang yakni I Komang Sukayasa dan I Wayan Mertayasa. Mereka telah lulus PUKA (Pelatihan Uji Kompetensi Asesor). “Saya sangat menyayangkan, justru di saat akan bertugas melaksanakan akreditasi malah asesornya mundur. Padahal untuk lolos jadi asesor tahapannya cukup panjang. Banyak yang tidak lulus ujian jadi asesor,” jelasnya. Sedangkan dua lainnya berhalangan karena ada upacara perkawinan dan upacara keagamaan. Masing-masing dari Denpasar dan Jembrana. Mereka dinonaktifkan sebagai asesor selama satu tahun.
Sementara Putu Nofithawati saat dihubungi melalui suaminya, membenarkan mengundurkan diri. “Istri saya fokus mengurus keluarga,” kata sang suami, I Wayan Putu Kurniawan, yang juga asesor LKP. Sebanyak 83 asesor yang dinyatakan lulus PUKA berasal dari kabupaten/kota se-Bali. Masing-masing Badung sebanyak 11 asesor, Bangli sebanyak 8 asesor, Buleleng sebanyak 12 asesor, Gianyar sebanyak 7 asesor, Jembrana sebanyak 7 asesor, Karangasem sebanyak 8 asesor, Klungkung sebanyak 3 asesor, Tabanan sebanyak 4 asesor, dan Denpasar sebanyak 23 asesor.
Sedangkan untuk 64 PAUD asesornya dari Buleleng sebanyak 9 asesor, Jembrana sebanyak 7 asesor, Denpasar sebanyak 16 asesor, Bangli sebanyak 7 asesor, Badung sebanyak 8 asesor, Karangasem sebanyak 4 asesor, Tabanan sebanyak 4 asesor, Klungkung sebanyak 3 asesor, dan Gianyar sebanyak 6 asesor. Asesor I Wayan Mertayasa mengaku tidak ada kendala ikut pembekalan. “Baru kali ini akan melaksanakan akreditasi secara daring sehingga perlu ada pembekalan,” kata Wayan Mertayasa.
Jadwal akreditasi menyusul, rencananya menggunakan aplikasi Sispena 2.0 (sistem penilaian akreditasi PAUD dan PNF), yang telah masuk dapodik (data pokok pendidikan). Sedangkan satuan pedidikan sebelumnya telah mengisi EDS-PA (evaluasi diri satuan prasyarat akreditasi), melakukan KPA (klasifikasi permohonan akreditasi) oleh asesor, visitasi saat akreditasi berlangsung dirancang secara daring (dalam jaringan). Materi pembekalan yakni kebijakan dan mekanisme akreditasi PAUD dan PNF pada pelaksanaan KPA, teknik penelusuran data pada tahapan KPA, praktik pelaksanaan akreditasi KPA, instrumen penilaian, dan lain-lain. *k16
Ketua BAN PAUD dan PNF Provinsi Bali, Drs I Made Ardana Putra MSi, mengungkapkan satu asesor LKP (Lembaga Ketrampilan Pendidikan) dari Karangasem Ni Putu Nofithawati mengundurkan diri. “Karena mengundurkan diri, maka saya coret sebagai asesor,” jelas I Made Ardana Putra saat menggelar pembekalan asesor secara daring di Amlapura, Kamis (27/5). Dijelaskan, BAN PAUD dan PNF Bali awalnya mempercayakan asesor dari Karangasem untuk LKP dua orang yakni I Wayan Putu Edi Kurniawan dan Ni Putu Nofithawati.
Begitu juga asesor PKBM dari Karangasem ada 2 orang yakni I Komang Sukayasa dan I Wayan Mertayasa. Mereka telah lulus PUKA (Pelatihan Uji Kompetensi Asesor). “Saya sangat menyayangkan, justru di saat akan bertugas melaksanakan akreditasi malah asesornya mundur. Padahal untuk lolos jadi asesor tahapannya cukup panjang. Banyak yang tidak lulus ujian jadi asesor,” jelasnya. Sedangkan dua lainnya berhalangan karena ada upacara perkawinan dan upacara keagamaan. Masing-masing dari Denpasar dan Jembrana. Mereka dinonaktifkan sebagai asesor selama satu tahun.
Sementara Putu Nofithawati saat dihubungi melalui suaminya, membenarkan mengundurkan diri. “Istri saya fokus mengurus keluarga,” kata sang suami, I Wayan Putu Kurniawan, yang juga asesor LKP. Sebanyak 83 asesor yang dinyatakan lulus PUKA berasal dari kabupaten/kota se-Bali. Masing-masing Badung sebanyak 11 asesor, Bangli sebanyak 8 asesor, Buleleng sebanyak 12 asesor, Gianyar sebanyak 7 asesor, Jembrana sebanyak 7 asesor, Karangasem sebanyak 8 asesor, Klungkung sebanyak 3 asesor, Tabanan sebanyak 4 asesor, dan Denpasar sebanyak 23 asesor.
Sedangkan untuk 64 PAUD asesornya dari Buleleng sebanyak 9 asesor, Jembrana sebanyak 7 asesor, Denpasar sebanyak 16 asesor, Bangli sebanyak 7 asesor, Badung sebanyak 8 asesor, Karangasem sebanyak 4 asesor, Tabanan sebanyak 4 asesor, Klungkung sebanyak 3 asesor, dan Gianyar sebanyak 6 asesor. Asesor I Wayan Mertayasa mengaku tidak ada kendala ikut pembekalan. “Baru kali ini akan melaksanakan akreditasi secara daring sehingga perlu ada pembekalan,” kata Wayan Mertayasa.
Jadwal akreditasi menyusul, rencananya menggunakan aplikasi Sispena 2.0 (sistem penilaian akreditasi PAUD dan PNF), yang telah masuk dapodik (data pokok pendidikan). Sedangkan satuan pedidikan sebelumnya telah mengisi EDS-PA (evaluasi diri satuan prasyarat akreditasi), melakukan KPA (klasifikasi permohonan akreditasi) oleh asesor, visitasi saat akreditasi berlangsung dirancang secara daring (dalam jaringan). Materi pembekalan yakni kebijakan dan mekanisme akreditasi PAUD dan PNF pada pelaksanaan KPA, teknik penelusuran data pada tahapan KPA, praktik pelaksanaan akreditasi KPA, instrumen penilaian, dan lain-lain. *k16
1
Komentar