Pembangunan Embung Sanur Dimulai
Selain untuk Atasi Banjir, Embung Sanur Juga Jadi Pendukung Pariwisata di Denpasar
Diproyeksi tampung 39.400 meter kubik air, groundbreaking Embung Sanur dilakukan Gubernur Koster kemarin.
DENPASAR NusaBali
Pemkot Denpasar kebagian proyek dari Presiden Jokowi, berupa pembangunan embung di kawasan Taman Hutan Raya Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan yang mampu menampung 39.400 meter kubik air. Selain untuk mengatasi banjir, Embung Sanur ini juga akan berperan sebagai pendukung kegiatan pariwisata di Denpasar.
Acara groundbreaking (peletakan batu pertama) Embung Sanur di kawasan Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur telah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster pada Wraspati Pon Krulut, Selasa (27/5) pagi pukul 09.00 Wita. Acara tersebut dihadiri pula Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Kementerian PUPR Maryadi Utama, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Kepala BPN Bali Rudi Rubijaya, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua Komisi III DPRD Bali AA Ngurah Adhi Ardhana, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kota Denpasar.
Proyek Embung Sanur yang didanai APBN Tahun Anggaran 2021/2022 senilai Rp 70 miliar ini, selain berfungsi mengatasi banjir tahunan yang selalu melanda wilayah ‘penggorengan’ Jalan Sekuta Desa Sanur Kauh dan sekitarnya, juga akan menjadi pendukung pariwisata di Denpasar. Embung Sanur ini dibangun di atas lahan seluas 2 hektare, namun yang dipakai embung hanya 1 hektare. Luas tampungan Embung sanur dirancang 9.600 meter kubuk, dengan kedalaman air 5,5 meter. Volume tampungan mencapai 34.500 meter kubik.
Ide pembangunan Embung Sanur ini berawal dari kunjungan Presiden Jokowi ke Denpasar, 18 Mei 2019 lalu. Saat itu, Walikota Denpasar (waktu itu) IB Rai Dharmawijaya Mantra membeber bahwa wilayah Desa Sanur Kauh merupakan langganan banjir tiap tahun, karena kawasannya mirip penggorengan.
Saat itu pula, Presiden Jokowi meminta kepada Kementerian PUPR untuk membangun Embung Sanur, dengan dana APBN. Lokasi pembangunan Embung Sanur seluas 2 hektare tersebut merupakan kawasan Tahura, yang berada di bawah kendali Kementerian Kehutanan.
Berselang 2 tahun kemudian, dilakukan groundbreaking Embung Sanur oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Kamis, 27 Mei 2021 pagi. Dalam sambutannya di sela acara groundbreaking Embung Sanur kemarin, Gubernur Koster mengatakan pemerintahan yang inline alias Satu Jatu Jalur dari pusat, provinsi, hingga ke kabupaten/kota sangat memudahkan pembangunan. Khusus untuk proyek Embung Sanur, Gubernur Koster akan kawal sampai tuntas.
"Kalau sudah Satu Jalur begini, enak kerjanya. Saya mau groundbreaking hari ini (kemarin), sudah tadi malam telepon Pak Walikota Denpasar (IGN Jaya Negara). Koordinasinya enak, dengan WA (WhatsApp) saja bisa, tidak perlu formalistik,” ujar Gubernur Koster.
“Embung Sanur ini anggarannya cuma Rp 70 miliar. Saya pastikan proyek ini selesai dalam dua tahun anggaran. Selesai ini barang," lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Bali ini.
Menurut Koster, Embung Sanur nantinta tidak hanya akan berfungsi sebagai penampung air atau banjir dari muara Tukad Loloan dan Tukad Ngenjung. Namun, Embung Sanur juga akan menjadi pendukung pariwisata di Denpasar. "Saya sudah minta agar dibangun dan ditata di sekitar lokasi embung ini, supaya bisa menjadi objek wisata, tempat rekreasi," tegas Koster.
Koster menyebutkan, Embung Sanur juga akan menjadi sarana dan prasarana dalam pemenuhan air bersih di Kota Denpasar. "Saya ingin air tidak hanya ditampung, tetapi sekaligus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kualitas layak konsumsi," tegas politisi senior yang sempat tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.
Di era Gubernur Koster sudah dibangun tiga proyek serupa di Bali. Pertama, Bendungan Sidan di perbatasan Kabupaten Bangli, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar. Kedua, Bendungan Tamblang di perbatasan Kecamatan Sawan (Buleleng) dan Kecamatan Kubutambahan (Buleleng). Ketiga, Embung Tukad Unda di perbatasan Kecamatan Dawan dan Kecamnatan Klungkung.
Pembangunan sejumlah embung dan bendungan ini, kata Koster, merupakan implementasi visi misi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Khusus pembangunan Embung Sanur, anggarannya dari pusat. “Embung Sanur ini harus dimaksimalkan untuk menunjang perekonomian. Saya akan awasi betul proyek ini sampai tuntas," katanya.
Sementara itu, Walikota Denpasar IGN Jaya Negara mengatakan Embung Sanur akan menjadi tempat wisata warga kota. Nantinya, di lokasi Embung Sanur akan digelar festival kuliner, kegiatan ekonomi kerakyatan, sehingga harus ditata menjadi destinasi wisata yang ramah bagi warga kota.
"Kami berterima kasih atas dukungan dari Gubernur Bali dan pemerintah pusat, yang telah mengatasi persoalan banjir di kawasan Sanur Kauh ini dengan membangun Embung Sanur. Kawasan ini kan langganan banjir, karena wilayahnya mirip penggorengan," ujar Walikota yang juga Sekretaris DPD PDIP Bali ini.
Sedangkan Kepala BWS Bali Penida Kementerian PUPR, Maryadi Utama, mengatakan proyek Embung Sanur akan dikerjakan dalam dua tahapan. Tahap pertama, dikerjakan tahun 2021 dengan nilai pekerjaan Rp 50 miliar. Tahap kedua, dikerjakan tahun 2022 dengan nilai pekerjaan Rp 20 miliar.
"Dengan keberadaan Embung Sanur ini, nantinya akan menjadi alternatif dalam pengendalian banjir dan potensi daya tarik wisata di Denpasar. Apalagi, kawasan Sanur merupakan daerah pariwisata," papar Maryadi Utama. *nat
Pemkot Denpasar kebagian proyek dari Presiden Jokowi, berupa pembangunan embung di kawasan Taman Hutan Raya Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan yang mampu menampung 39.400 meter kubik air. Selain untuk mengatasi banjir, Embung Sanur ini juga akan berperan sebagai pendukung kegiatan pariwisata di Denpasar.
Acara groundbreaking (peletakan batu pertama) Embung Sanur di kawasan Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur telah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster pada Wraspati Pon Krulut, Selasa (27/5) pagi pukul 09.00 Wita. Acara tersebut dihadiri pula Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Kementerian PUPR Maryadi Utama, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Kepala BPN Bali Rudi Rubijaya, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua Komisi III DPRD Bali AA Ngurah Adhi Ardhana, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kota Denpasar.
Proyek Embung Sanur yang didanai APBN Tahun Anggaran 2021/2022 senilai Rp 70 miliar ini, selain berfungsi mengatasi banjir tahunan yang selalu melanda wilayah ‘penggorengan’ Jalan Sekuta Desa Sanur Kauh dan sekitarnya, juga akan menjadi pendukung pariwisata di Denpasar. Embung Sanur ini dibangun di atas lahan seluas 2 hektare, namun yang dipakai embung hanya 1 hektare. Luas tampungan Embung sanur dirancang 9.600 meter kubuk, dengan kedalaman air 5,5 meter. Volume tampungan mencapai 34.500 meter kubik.
Ide pembangunan Embung Sanur ini berawal dari kunjungan Presiden Jokowi ke Denpasar, 18 Mei 2019 lalu. Saat itu, Walikota Denpasar (waktu itu) IB Rai Dharmawijaya Mantra membeber bahwa wilayah Desa Sanur Kauh merupakan langganan banjir tiap tahun, karena kawasannya mirip penggorengan.
Saat itu pula, Presiden Jokowi meminta kepada Kementerian PUPR untuk membangun Embung Sanur, dengan dana APBN. Lokasi pembangunan Embung Sanur seluas 2 hektare tersebut merupakan kawasan Tahura, yang berada di bawah kendali Kementerian Kehutanan.
Berselang 2 tahun kemudian, dilakukan groundbreaking Embung Sanur oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Kamis, 27 Mei 2021 pagi. Dalam sambutannya di sela acara groundbreaking Embung Sanur kemarin, Gubernur Koster mengatakan pemerintahan yang inline alias Satu Jatu Jalur dari pusat, provinsi, hingga ke kabupaten/kota sangat memudahkan pembangunan. Khusus untuk proyek Embung Sanur, Gubernur Koster akan kawal sampai tuntas.
"Kalau sudah Satu Jalur begini, enak kerjanya. Saya mau groundbreaking hari ini (kemarin), sudah tadi malam telepon Pak Walikota Denpasar (IGN Jaya Negara). Koordinasinya enak, dengan WA (WhatsApp) saja bisa, tidak perlu formalistik,” ujar Gubernur Koster.
“Embung Sanur ini anggarannya cuma Rp 70 miliar. Saya pastikan proyek ini selesai dalam dua tahun anggaran. Selesai ini barang," lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Bali ini.
Menurut Koster, Embung Sanur nantinta tidak hanya akan berfungsi sebagai penampung air atau banjir dari muara Tukad Loloan dan Tukad Ngenjung. Namun, Embung Sanur juga akan menjadi pendukung pariwisata di Denpasar. "Saya sudah minta agar dibangun dan ditata di sekitar lokasi embung ini, supaya bisa menjadi objek wisata, tempat rekreasi," tegas Koster.
Koster menyebutkan, Embung Sanur juga akan menjadi sarana dan prasarana dalam pemenuhan air bersih di Kota Denpasar. "Saya ingin air tidak hanya ditampung, tetapi sekaligus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kualitas layak konsumsi," tegas politisi senior yang sempat tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.
Di era Gubernur Koster sudah dibangun tiga proyek serupa di Bali. Pertama, Bendungan Sidan di perbatasan Kabupaten Bangli, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar. Kedua, Bendungan Tamblang di perbatasan Kecamatan Sawan (Buleleng) dan Kecamatan Kubutambahan (Buleleng). Ketiga, Embung Tukad Unda di perbatasan Kecamatan Dawan dan Kecamnatan Klungkung.
Pembangunan sejumlah embung dan bendungan ini, kata Koster, merupakan implementasi visi misi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Khusus pembangunan Embung Sanur, anggarannya dari pusat. “Embung Sanur ini harus dimaksimalkan untuk menunjang perekonomian. Saya akan awasi betul proyek ini sampai tuntas," katanya.
Sementara itu, Walikota Denpasar IGN Jaya Negara mengatakan Embung Sanur akan menjadi tempat wisata warga kota. Nantinya, di lokasi Embung Sanur akan digelar festival kuliner, kegiatan ekonomi kerakyatan, sehingga harus ditata menjadi destinasi wisata yang ramah bagi warga kota.
"Kami berterima kasih atas dukungan dari Gubernur Bali dan pemerintah pusat, yang telah mengatasi persoalan banjir di kawasan Sanur Kauh ini dengan membangun Embung Sanur. Kawasan ini kan langganan banjir, karena wilayahnya mirip penggorengan," ujar Walikota yang juga Sekretaris DPD PDIP Bali ini.
Sedangkan Kepala BWS Bali Penida Kementerian PUPR, Maryadi Utama, mengatakan proyek Embung Sanur akan dikerjakan dalam dua tahapan. Tahap pertama, dikerjakan tahun 2021 dengan nilai pekerjaan Rp 50 miliar. Tahap kedua, dikerjakan tahun 2022 dengan nilai pekerjaan Rp 20 miliar.
"Dengan keberadaan Embung Sanur ini, nantinya akan menjadi alternatif dalam pengendalian banjir dan potensi daya tarik wisata di Denpasar. Apalagi, kawasan Sanur merupakan daerah pariwisata," papar Maryadi Utama. *nat
Komentar