Didampingi Undiksha, Desa Panji Anom Kembangkan Wisata Trekking
SINGARAJA, NusaBali
Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, didampingi dosen Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) Undiksha, sedang mengembangkan wisata minat khusus (trekking) di wilayah Puncak Landep.
Daerah dataran tinggi itu menawarkan wisata alam mulai dari pemandangan dari ketinggian, keasrian hutan desa dan juga air terjun yang akan memanjakan mata.
Kawasan Puncak Landep yang wilayahnya berada di Banjar Dinas Pancoran dan Banjar Dinas Abasan, sudah dikembangkan sejak tahun 2018 lalu. Pengembangan objek wisata alam ini pun sudah dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wisata Alam Puncak Landep. Hanya saja sejauh ini promosinya belum maksimal.
Penyempurnaan pengelolaan destinasi wisata Puncak Landep kemudian dibantu oleh dosen FOK Undiksha melalui Program Pengabdian Masyarakat (P2M). Kegiatan tersebut melibatkan Dr Syarif Hidayat MPd, Ketut Candra Adhinata Kusuma MPd dan Kadek Yogi Parta Lesmana MPd. Menurut Syarif Hidayat, dosen FOK menyasar Desa Panji Anom sebagai target P2M karena melihat potensi desa yang dimiliki. Topografi desanya yang berbukit, cocok dan sejalan dikembangkan menjadi wisata olahraga trekking.
“Sebelumnya kami sudah melakukan penelitian dan hasilnya menunjukkan potensi Desa Panji Anom sangat besar untuk dijadikan desa wisata minat khusus, yakni olahraga trekking di Buleleng. Ini juga nantinya dapat menambah daerah tujuan wisata di Buleleng,” kata Syarif Hidayat, Minggu (30/5). Penguatan dan pengembangan wisata ini pun dilakukan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Sudamala yang didanai dari DIPA Undiksha tahun 2021.
Penguatan dan pengembangan wisata minat khusus itu pun diikuti 25 orang aparat desa, banjar dinas dan juga pokdarwis yang selama ini sudah mengelola destinasi wisata Puncak Landep ini. “Harapan kami ke depannya setelah ini dikembangkan sistem pengelolaannya bisa segera membantu pemulihan ekonomi masyarakat dari desa setelah melalui masa sulit pandemi Covid-19 ini,” imbuh Syarif.
Sementara itu Perbekel Panji Anom, I Made Gina, menyambut baik pendampingan dari Undiksha untuk pengembangan daerah wisata di desanya. Menurut Perbekel Gina wisata alam Puncak Landep sudah dikelola sejak tahun 2016 lalu, dengan jarak tempuh 5-6 kilometer melewati hutan desa yang dikelola. Jarak trekking itu dapat ditempuh dalam waktu 2 jam dengan berjalan kaki.
“Sejauh ini belum maksimal, karena terkendala akses jalan menuju titik start trekking. Tahun lalu sudah dirabat beton, sehingga ini gayung bersambut dengan pendampingan dari Undiksha dari sistem pengelolaannya hingga pelatihan SDM kami di desa,” ungkap Perbekel Gina. Kawasan wisata Puncak Landep menawarkan wisata alam dengan pemandangan dari daerah ketinggian, hutan yang dikelola desa yang masih sangat asri hingga air terjun.
Selama ini kunjungan wisatawan sudah ada, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Dia pun berharap dengan pengembangan lebih maksimal dapat menambah kunjungan wisata ke depannya. “Kami tahun ini masih menata akses jalan, pemasangan gazebo di atas sebagai rest area. Kalau memungkinkan rencananya juga akan dipasang kereta gantung,” ungkap dia.
Desa Panji Anom sejak tahun 2018, mendapatkan SK Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPDH). Dari total 188 hektare luasan hutan di Desa Panji Anom, Pemerintah Desanya diberikan kewenangan mengelola 150 hektare. Perbekel Gina menyebut selain pengembangan wisata trekking, ke depannya juga dirancang pengembangan destinasi wisata religius, dengan keberadaan Pura Penyawangan Puncak Landep.
Hutan desa yang dikelola 30 hektare juga dalam rancangan konservasi penangkaran binatang. “Penangkaran binatang sedang kami rancang juga, karena di hutan bagian atas banyak ditemukan binatang lokal seperti kera, burung, landak, trenggiling dan juga kijang. Tapi belakangan jumlah kijangnya terus berkurang karena diburu, kami berkeinginan melindungi ini dengan rencana penangkaran binatang,” tegas Perbekel Made Gina. *k23
Kawasan Puncak Landep yang wilayahnya berada di Banjar Dinas Pancoran dan Banjar Dinas Abasan, sudah dikembangkan sejak tahun 2018 lalu. Pengembangan objek wisata alam ini pun sudah dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wisata Alam Puncak Landep. Hanya saja sejauh ini promosinya belum maksimal.
Penyempurnaan pengelolaan destinasi wisata Puncak Landep kemudian dibantu oleh dosen FOK Undiksha melalui Program Pengabdian Masyarakat (P2M). Kegiatan tersebut melibatkan Dr Syarif Hidayat MPd, Ketut Candra Adhinata Kusuma MPd dan Kadek Yogi Parta Lesmana MPd. Menurut Syarif Hidayat, dosen FOK menyasar Desa Panji Anom sebagai target P2M karena melihat potensi desa yang dimiliki. Topografi desanya yang berbukit, cocok dan sejalan dikembangkan menjadi wisata olahraga trekking.
“Sebelumnya kami sudah melakukan penelitian dan hasilnya menunjukkan potensi Desa Panji Anom sangat besar untuk dijadikan desa wisata minat khusus, yakni olahraga trekking di Buleleng. Ini juga nantinya dapat menambah daerah tujuan wisata di Buleleng,” kata Syarif Hidayat, Minggu (30/5). Penguatan dan pengembangan wisata ini pun dilakukan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Sudamala yang didanai dari DIPA Undiksha tahun 2021.
Penguatan dan pengembangan wisata minat khusus itu pun diikuti 25 orang aparat desa, banjar dinas dan juga pokdarwis yang selama ini sudah mengelola destinasi wisata Puncak Landep ini. “Harapan kami ke depannya setelah ini dikembangkan sistem pengelolaannya bisa segera membantu pemulihan ekonomi masyarakat dari desa setelah melalui masa sulit pandemi Covid-19 ini,” imbuh Syarif.
Sementara itu Perbekel Panji Anom, I Made Gina, menyambut baik pendampingan dari Undiksha untuk pengembangan daerah wisata di desanya. Menurut Perbekel Gina wisata alam Puncak Landep sudah dikelola sejak tahun 2016 lalu, dengan jarak tempuh 5-6 kilometer melewati hutan desa yang dikelola. Jarak trekking itu dapat ditempuh dalam waktu 2 jam dengan berjalan kaki.
“Sejauh ini belum maksimal, karena terkendala akses jalan menuju titik start trekking. Tahun lalu sudah dirabat beton, sehingga ini gayung bersambut dengan pendampingan dari Undiksha dari sistem pengelolaannya hingga pelatihan SDM kami di desa,” ungkap Perbekel Gina. Kawasan wisata Puncak Landep menawarkan wisata alam dengan pemandangan dari daerah ketinggian, hutan yang dikelola desa yang masih sangat asri hingga air terjun.
Selama ini kunjungan wisatawan sudah ada, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Dia pun berharap dengan pengembangan lebih maksimal dapat menambah kunjungan wisata ke depannya. “Kami tahun ini masih menata akses jalan, pemasangan gazebo di atas sebagai rest area. Kalau memungkinkan rencananya juga akan dipasang kereta gantung,” ungkap dia.
Desa Panji Anom sejak tahun 2018, mendapatkan SK Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPDH). Dari total 188 hektare luasan hutan di Desa Panji Anom, Pemerintah Desanya diberikan kewenangan mengelola 150 hektare. Perbekel Gina menyebut selain pengembangan wisata trekking, ke depannya juga dirancang pengembangan destinasi wisata religius, dengan keberadaan Pura Penyawangan Puncak Landep.
Hutan desa yang dikelola 30 hektare juga dalam rancangan konservasi penangkaran binatang. “Penangkaran binatang sedang kami rancang juga, karena di hutan bagian atas banyak ditemukan binatang lokal seperti kera, burung, landak, trenggiling dan juga kijang. Tapi belakangan jumlah kijangnya terus berkurang karena diburu, kami berkeinginan melindungi ini dengan rencana penangkaran binatang,” tegas Perbekel Made Gina. *k23
1
Komentar