Dilatih Magambel, Mereka Pun Riang Gembira
Kiat Desa Adat Pinda Hibur Krama Lingsir
GIANYAR, NusaBali
Sebagai hiburan di hari tua, puluhan krama lingsir atau warga lansia (lanjut usia) di Banjar Pinda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, dilatih megambel.
Mereka dilatih oleh warga banjar yang piawai menabuh gambelan. Dengan latihan ini, para lansia ini tak lagi termakan lamunan. Mereka terhibur dan bisa tertawa riang. Bendesa Desa Adat Pinda, I Wayan Rastawan mengatakan, sekaa lansia ini dinamai Mongmong, yang artinya ngempu atau mengasuh orang tua. Ngempu juga berarti pembalajaran hidup seorang anak untuk melayani orangtua mereka. Mereka belajar tanpa tuntuan harus bisa. Mereka pun sangat menikmati susana tersebut. Kekuatan fisik yang sudah menurun tidak mengahalangi semangat mereka. ‘’Selain bisa belajar, mereka juga bisa bercerita mengingat masa muda dulu,’’ ujar Wayan Rastawan.
Jelasnya, tujuan mengajak lansia untuk kembali bermain gambelan, tiada untuk memberi tempat sebagai bentuk menghormati panglingsir di desa adat. Krama werda yang ikut dalam sekaa tersebut adalah krama yang sudah berumur 60 tahun ke atas. Bahkan banyak dari mereka yang sudah pawah alias gigi ompong.
"Kami sebagai pengurus adat ingin berbakti pada para krama werda (lansia). Kami yang sudah lanjut usia yang pernah mengabdikn pikiran, fisik dan waktunya pada kami sebagai generasi yang meneruskan kegiatan makrama adat," jelasnya, Minggu (30/5).
Dikatakan, tujuan besarnya adalah mewujudkan salah satu program Nangun Sat kerthi Loka Bali dari Gubernur Bali yaitu Jana Kertih yakni memanusiakan manusia Bali. "Apa yang telah disampaikan Gubernur Bali berulang-ulang, kami rasakan pemikiran itu sangat bagus. Maka kami ajak penglingsir kami untuk kembali mekedekan," ujar Rastawan.
Dia mengatakan apa yang dilakukan saat ini ingin mengedukasi generasi selanjutnya terkait pentingnya akan pelayanan dan pemerdayaan serta berbakti pada tetua terdahulu. "Meski mereka sekarang sudah Werda tetap berhak dan memiliki ruang berkegiatan di Adat agar tetap sehat bisa hidup ceria untuk mencegah kepikunan," ungkapnya.
Diakuinya, dalam ngibur tersebut, ada lansia yang tidak bisa magambel sama sekali, jadi bisa magambel. Mereka belajar sambil tertawa lepas. Tidak ada tuntutan mereka harus pintar. Namun bisa berkumpul sesama lansia bercerita tentang masa lalu. "Mereka bisa ketawa lepas bahkan lupa akan ada permasalahan pada fisiknya. Tiyang (saya) sangat terharu, hingga mengeluarkan air mata melihat para lansia ini bahagia," ujarnya.*nvi
1
Komentar