Denpasar 'Protes' Tak Disasar Work From Bali
DENPASAR, NusaBali
Pemkot Denpasar ‘protes’ terhadap kebijakan dari pemerintah pusat terhadap lokasi Work From Bali (WFB) yang hanya di satu tempat di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Padahal, wilayah Sanur, Denpasar Selatan yang sudah masuk zona hijau siap jika Aparatur Sipil Negara (ASN) dari 7 Kementerian di bawah Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi lakukan Work From Bali di sana.
Seperti diketahui tujuh kementerian yang direncanakan Work From Bali (WBF), yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Kementerian Investasi.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani saat dihubungi, Selasa (1/6) mengatakan salah satu wilayah di Denpasar, yakni Sanur sudah dicanangkan sebagai kawasan zona hijau. Dezire menambahkan, seharusnya pemerintah pusat melakukan pemerataan, sehingga semua daerah yang dicanangkan sebagai kawasan zona hijau memperoleh dampaknya.
Terkait hal ini, Dezire pun telah menyampaikan hal itu kepada Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Denpasar. “Iya pak, kenapa cuma Nusa Dua saja, harusnya Sanur juga, kan sudah dicanangkan sebagai kawasan zona hijau. Bulan lalu saya sempat mengatakan hal ini kepada GIPI Denpasar secara lisan, semoga bisa sampai ke pusat. Tapi sampai hari ini belum ada kelanjutannya,” jelasnya.
Padahal Dezire mengaku telah melakukan persiapan di wilayah Sanur. Warga termasuk pekerja di Sanur telah divaksinasi lebih dari 100 persen. Selain itu, semua hotel berbintang di Sanur juga telah memiliki sertifikat CHSE.
“Hotel berbintang di Sanur, semua sudah siap menerima kalau misalnya Work From Bali ini digelar di Denpasar, harusnya ya memang dibagi-bagi kan selain Sanur ada Ubud juga yang dicanangkan sebagai kawasan zona hijau,” katanya. Dia berharap besar Denpasar bisa menjadi salah satu tempat pelaksanaan Work From Bali ini. “Dengan begitu kan bisa membantu hotel-hotel juga memancing wisatawan untuk datang ke Denpasar. Pekerja hotel yang dirumahkan juga bisa bekerja kembali dan perekonomian di Denpasar bisa bangkit,” ungkapnya.
Walaupun berharap Denpasar jadi salah satu WFB, namun sampai saat ini pihaknya belum tahu bagaimana teknis pelaksanaan WFB ini. Apakah akan langsung bedol desa ataukah bertahap, pihaknya masih terus menantikan perkembangannya. “Sistemnya masih kami pantau terus. Apakah bergelombang atau sekaligus bedol desa ke Bali dan waktunya belum tahu juga. Kalau hanya tiga hari dan hanya 10 orang kan tidak terlalu berdampak, coba misalnya dua minggu dan banyak, baru berdampak,” tandasnya. *mis
Komentar