Cetak Sarjana yang Technopreuneur
Salah satu produk inovasi aplikasi yang dihasilkan lulusan STMIK Primakara adalah SIMADE (Sistem Informasi Manajemen Desa).
Stimik Primakara Gelar Wisuda Perdana
DENPASAR, NusaBali
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara menggelar wisuda perdana di Gedung Ksirarnawa Art Center Denpasar, Sabtu (17/12). Dari 38 wisudawan yang dilepas, 15 persennya tercatat telah menjadi technopreuneur atau pengusaha di bidang IT (informasi dan teknologi).
Ketua STMIK Primakara, I Putu Agus Swastika MKom menjelaskan para wisudawan ini berasal dari prodi sistem informasi, prodi sistem informasi akuntansi, serta prodi teknik informatika. "Sebuah kebanggaan bagi kami karena mereka yang diwisuda kali ini selain memperoleh gelar sarjana juga menjadi Technopreuneur. Terbukti mereka telah mampu membangun sebuah perusahaan pemula atau start up," jelasnya ditemui usai acara.
STMIK Primakara yang baru berusia 3 tahun, kata Swastika memiliki visi menjadi perguruan tinggi luar biasa yang menjadi rujukan nasional dalam bidang Technopreuneurship. Untuk mewujudkan itu, kurikulumnya dirancang terintegrasi dengan inkubator bisnis.
"Hingga 2 tahun terakhir ini, inkubator bisnis kami telah memperoleh dana hibah mencapai Rp 1,5 miliar dari Kemenristek Dikti untuk pengembangan bisnis para peserta inkubasi atau yang biasa disebut tenan," ungkapnya. Pihaknya berharap, perekonomian Bali akan semakin maju dengan keberadaan wirausaha muda bidang IT ini. Dari awalnya yang berorientasi mencari pekerjaan, kini telah mampu membuat lapangan pekerjaan. Salah satu produk inovasi aplikasi yang dihasilkan lulusannya adalah SIMADE (Sistem Informasi Manajemen Desa).
"Aplikasi ini sudah banyak digunakan kantor desa dan kelurahan. Mereka mendapatkan penghasilan dari penjualan aplikasi dan support untuk mengembangkan aplikasi di desa," jelasnya.
Ditemui terpisah, I Made Agus Apriliawan sebagai salah satu pembuat aplikasi mengatakan SIMADE ini muncul karena kecewa dengan pelayanan desa yang manual dan lamban. "Pengalaman teman kita, ketika ia mau minta surat ke kantor desa prosesnya lama sekali. Sudah bawa KK dan KTP disetor petugas, setelah dicek harus nunggu sehari lagi untuk bisa dapatkan suratnya. Makanya ada ide membuat aplikasi ini untuk memudahkan dalam pembuatan surat. Jika dulu data disimpan masih manual berupa tumpukan kertas, dengan aplikasi ini semua data disimpan di database. Jadi masyarakat yang hendak mengurus administrasi di desa atau kelurahan, tinggal sebutkan nama dan NIK, sekali klik surat sudah jadi," jelasnya.
Ada 5 kelurahan yang sudah menerapkan aplikasi ini, antara lain Penatih, Renon, Dangin Puri Kauh, Tegal Harum dan Tonja. "Bahkan salah satunya, dengan menggunakan aplikasi ini Kelurahan Penatih bisa menjadi juara I nasional untuk lomba desa beberapa bulan lalu," ungkapnya yang menyabet juara I lomba wirausaha muda Denpasar bidang IT tahun 2016 ini.
Keberadaan aplikasi inipun direspon positif oleh Kelurahan lain, terbukti saat ini sudah ada tawaran dari 3 kelurahan lagi untuk dipasangkan aplikasi ini. Pihaknya berharap, kedepan semakin banyak pengusaha bidang IT, sebab potensinya sangat menjanjikan di era digital saat ini. * nvi
1
Komentar