Muntra Cabut dari Pengurus Golkar Bali
Merasa Tak Dianggap dan Diperlukan di Golkar Bali
Muntra menegaskan sebenarnya mundur dari lingkaran kepengurusan sangat berat, namun karena merasa tidak diperlukan lagi dia pun ikhlas minggir.
DENPASAR, NusaBali
Mantan Ketua Badan Hukum dan HAM (Bakum HAM) DPD I Golkar Bali, I Wayan Muntra memilih cabut (mengundurkan) diri dari kepengurusan Partai Golkar. Pengunduran diri dari kepengurusan Partai Golkar ini disampaikan Muntra melalui utusannya I Wayan Sumantra Karang, loyalis sekaligus Ketua Semeton Muntra Kabupaten Badung, ke Kantor DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati Nomor 9 Denpasar, Rabu (2/6) siang.
Muntra yang digusur sebagai Ketua Bakum HAM DPD I Golkar Bali oleh Wakil Sekretaris Bidang Hukum DPD I Golkar Bali Dewa Ayu Sri Wigunawati, dengan alasan tidak aktif menyerahkan pengunduran diri melalui Sumantra Karang diterima Wakil Sekretaris Bidang OKK DPD I Golkar Bali Muamar Kadafi.
Sumantra Karang usai menyerahkan surat pengunduran diri Muntra, kepada NusaBali mengatakan dirinya mendapatkan mandat dari Muntra, dan datang ke Kantor Golkar Bali selalu Ketua Semeton Muntra Kabupaten Badung. "Saya mendapatkan mandat saja, menyerahkan surat pengunduran diri Pak Muntra sebagai pengurus/Ketua Bakum HAM DPD I Golkar Bali," ujar mantan Ketua PK Golkar Kuta Selatan, yang kini menjadi Ketua Pengurus Kecamatan Kuta Selatan, Partai Gerindra.
Apa alasan mendasar Muntra mundur sebagai pengurus Golkar Bali, Sumantra mengatakan yang tahu hanya Muntra. "Yang tahu alasannya adalah Pak Muntra. Saya hanya menyerahkan surat pengunduran diri saja. Hubungi saja Pak Muntra," ujar Sumantra Karang.
Muntra saat dihubungi NusaBali, Rabu siang mengatakan dirinya memilih minggir dari kepengurusan karena seperti sudah tidak dianggap, dan tidak diperlukan lagi. Dengan kondisi itu Muntra merasa sudah tidak nyaman lagi ada di kepengurusan ‘Pohon Beringin’ (Golkar Bali). "Daripada tidak nyaman, saya mendingan minggir saja," ujar politisi senior Golkar asal Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini. Muntra menegaskan, sebenarnya mundur dari lingkaran kepengurusan sangat berat bagi dirinya. Namun karena merasa tidak diperlukan lagi dirinya iklas minggir.
"Buat apa bertahan dengan kondisi begini? Pengabdian kita sudah lama juga. Capek kalau terus dibuat tidak nyaman," ujar Ketua Ikatan Notaris Indonesia Provinsi Bali, ini. Apa indikator tidak dibuat nyaman? "Ya banyaklah, tidak perlu saya ungkap. Yang jelas saya tidak diperlukan lagi," tegas Muntra. Muntra pun mengatakan dirinya selama ini sudah cukup lama mengabdi di Golkar Bali. Mulai sebagai Wakil Ketua Bidang OKK DPD I Golkar Bali, sebagai Ketua DPD II Golkar Badung. Hingga akhirnya dilengserkan sebagai Ketua DPD II Golkar Badung bersama 5 Ketua DPD II Golkar oleh Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. "Saya sekarang fokus dengan pekerjaan di notaris. Saya mau santai-santai dulu," tegas Muntra.
Kata Muntra dalam berorganisasi sebuah pengabdian ada penghargaan perlu. "Nggak dianggap gimana? Seolah-olah saya di sana ( DPD I Golkar Bali,red), sabagai pelengkap saja. Dan sepertinya saya di kepengurusan membuat orang tidak nyaman. Ini kan tidak baik bagi saya," tegas Muntra. Kenapa pengunduran diri ke Golkar Bali diwakilkan? "Lho, era sekarang sudah digital dan serba online. Hitungan detik kan bisa di WA (WhatsApp). Surat menyurat itu tidak ribet lagi, sah itu walaupun dimandatkan pengirimannya," ujar Muntra.
Sementara Sekretaris Bidang OKK DPD I Golkar Bali, Muhamar Kadafi dikonfirmasi NusaBali Rabu kemarin mengatakan memang Muntra mengajukan pengunduran diri selaku Ketua Bakum HAM DPD I Golkar Bali. "Bukan sebagai kader Golkar ya, sebagai Ketua Bakum HAM DPD I Golkar Bali. Saya yang menerima surat pengunduran diri Pak Muntra," ujar Kadafi. Apa sikap Golkar Bali? "Kami hanya menerima suratnya saja. Nanti kan induk organisasi menyikapi kondisi ini," ujar Kadafi saat dihubungi sedang melayat ke Gianyar. *nat
Muntra yang digusur sebagai Ketua Bakum HAM DPD I Golkar Bali oleh Wakil Sekretaris Bidang Hukum DPD I Golkar Bali Dewa Ayu Sri Wigunawati, dengan alasan tidak aktif menyerahkan pengunduran diri melalui Sumantra Karang diterima Wakil Sekretaris Bidang OKK DPD I Golkar Bali Muamar Kadafi.
Sumantra Karang usai menyerahkan surat pengunduran diri Muntra, kepada NusaBali mengatakan dirinya mendapatkan mandat dari Muntra, dan datang ke Kantor Golkar Bali selalu Ketua Semeton Muntra Kabupaten Badung. "Saya mendapatkan mandat saja, menyerahkan surat pengunduran diri Pak Muntra sebagai pengurus/Ketua Bakum HAM DPD I Golkar Bali," ujar mantan Ketua PK Golkar Kuta Selatan, yang kini menjadi Ketua Pengurus Kecamatan Kuta Selatan, Partai Gerindra.
Apa alasan mendasar Muntra mundur sebagai pengurus Golkar Bali, Sumantra mengatakan yang tahu hanya Muntra. "Yang tahu alasannya adalah Pak Muntra. Saya hanya menyerahkan surat pengunduran diri saja. Hubungi saja Pak Muntra," ujar Sumantra Karang.
Muntra saat dihubungi NusaBali, Rabu siang mengatakan dirinya memilih minggir dari kepengurusan karena seperti sudah tidak dianggap, dan tidak diperlukan lagi. Dengan kondisi itu Muntra merasa sudah tidak nyaman lagi ada di kepengurusan ‘Pohon Beringin’ (Golkar Bali). "Daripada tidak nyaman, saya mendingan minggir saja," ujar politisi senior Golkar asal Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini. Muntra menegaskan, sebenarnya mundur dari lingkaran kepengurusan sangat berat bagi dirinya. Namun karena merasa tidak diperlukan lagi dirinya iklas minggir.
"Buat apa bertahan dengan kondisi begini? Pengabdian kita sudah lama juga. Capek kalau terus dibuat tidak nyaman," ujar Ketua Ikatan Notaris Indonesia Provinsi Bali, ini. Apa indikator tidak dibuat nyaman? "Ya banyaklah, tidak perlu saya ungkap. Yang jelas saya tidak diperlukan lagi," tegas Muntra. Muntra pun mengatakan dirinya selama ini sudah cukup lama mengabdi di Golkar Bali. Mulai sebagai Wakil Ketua Bidang OKK DPD I Golkar Bali, sebagai Ketua DPD II Golkar Badung. Hingga akhirnya dilengserkan sebagai Ketua DPD II Golkar Badung bersama 5 Ketua DPD II Golkar oleh Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. "Saya sekarang fokus dengan pekerjaan di notaris. Saya mau santai-santai dulu," tegas Muntra.
Kata Muntra dalam berorganisasi sebuah pengabdian ada penghargaan perlu. "Nggak dianggap gimana? Seolah-olah saya di sana ( DPD I Golkar Bali,red), sabagai pelengkap saja. Dan sepertinya saya di kepengurusan membuat orang tidak nyaman. Ini kan tidak baik bagi saya," tegas Muntra. Kenapa pengunduran diri ke Golkar Bali diwakilkan? "Lho, era sekarang sudah digital dan serba online. Hitungan detik kan bisa di WA (WhatsApp). Surat menyurat itu tidak ribet lagi, sah itu walaupun dimandatkan pengirimannya," ujar Muntra.
Sementara Sekretaris Bidang OKK DPD I Golkar Bali, Muhamar Kadafi dikonfirmasi NusaBali Rabu kemarin mengatakan memang Muntra mengajukan pengunduran diri selaku Ketua Bakum HAM DPD I Golkar Bali. "Bukan sebagai kader Golkar ya, sebagai Ketua Bakum HAM DPD I Golkar Bali. Saya yang menerima surat pengunduran diri Pak Muntra," ujar Kadafi. Apa sikap Golkar Bali? "Kami hanya menerima suratnya saja. Nanti kan induk organisasi menyikapi kondisi ini," ujar Kadafi saat dihubungi sedang melayat ke Gianyar. *nat
Komentar