Pemanggilan Oknum 'Guru Peremas' Tertunda
Pihak sekolah menyatakan tidak ada unsur pelecehan karena oknum guru disebut hanya melakukan pemeriksaan HP yang diduga disembunyikan di bagian dada.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng yang berencana memanggil oknum guru dan Kepala SMKN 2 Singaraja, atas kasus dugaaan pelecehan, dan berbuntut laporan ke polisi pada Jumat (16/12) lalu batal. Pemanggilan terpaksa tertunda karena Kepala SMKN 2 Singaraja, masih berada di luar kota mengikuti Bintek.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa yang ditemui di sekitar Kantor Bupati Buleleng, Senin (19/12) mengatakan bahwa pemanggilan diundur hingga hari ini, Selasa (20/12). “Kami masih menunggu kepala sekolah yang masih di luar kota,” katanya. Pihaknya pun mengatakan bahwa saat ini memang sudah sempat berkoordinasi via telepon dengan Kepala SMKN 2 Singaraja.
Menurut keterangan Kepala Sekolah, aksi yang disebut (maaf) peremasan payudara itu tidaklah benar. Karena guru Luh Su, melakukan pemeriksaan kepada KAA, 16, dan dua orang temannya, setelah melakukan pelanggaran bertamu ke SMKN 3 Singaraja, dengan menggunakan seragam siswa setempat. “Diperiksa apakah ketiganya membawa HP, karena sebelumnya ada lima orang siswa yang menyembunyikan HP di payudara,” ujar Suyasa. Sehingga ia menilai tidak ada unsur pelecehan atas tindakan tersebut.
Pihaknya pun mengatakan bahwa yang diduga menjadi permasalahan dan berujung ke kepolisian adalah aksi mengumumkan pelanggaran yang dilakukan KAA dan dua temannya di hadapan seluruh siswa di SMKN 2 Singaraja. Hal tersebut yang diduga membuat KAA menjadi trauma dan depresi setelah menerima hujatan dari siswa yang ada di sana.
Terkait soal pemecatan dengan kalimat diserahkan kembali kepada orangtua, menurut Suyasa hasil konfirmasinya dengan Kepala SMKN 2 Singaraja, bahwa pernyataan tersebut tidak pernah keluar. Bahkan pihak sekolah juga menegaskan tidak bermaksud memecat siswa yang bersangkutan, karena dinilai bukan pelanggaran yang berat.
Sebelumnya orangtua KAA melaporkan peristiwa pelecehan yang dialami oleh anaknya ke Mapolres Buleleng, Jumat (16/12) lalu. KAA mengaku mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, diremas payudaranya oleh oknum guru setempat Luh Su, setelah kedapatanan main ke SMKN 3 Singaraja menggunakan seragam siswa setempat untuk menonton pameran otomotif.
Selain itu KAA dan kedua temannya juga diumumkan di hadapan ribuan siswa telah melakukan pelanggaran. Aksi itu lalu mendapat respons cemoohan dari teman-temannya yang membuat KAA ngotot tidak mau bersekolah di sana lagi dan melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. *k23
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa yang ditemui di sekitar Kantor Bupati Buleleng, Senin (19/12) mengatakan bahwa pemanggilan diundur hingga hari ini, Selasa (20/12). “Kami masih menunggu kepala sekolah yang masih di luar kota,” katanya. Pihaknya pun mengatakan bahwa saat ini memang sudah sempat berkoordinasi via telepon dengan Kepala SMKN 2 Singaraja.
Menurut keterangan Kepala Sekolah, aksi yang disebut (maaf) peremasan payudara itu tidaklah benar. Karena guru Luh Su, melakukan pemeriksaan kepada KAA, 16, dan dua orang temannya, setelah melakukan pelanggaran bertamu ke SMKN 3 Singaraja, dengan menggunakan seragam siswa setempat. “Diperiksa apakah ketiganya membawa HP, karena sebelumnya ada lima orang siswa yang menyembunyikan HP di payudara,” ujar Suyasa. Sehingga ia menilai tidak ada unsur pelecehan atas tindakan tersebut.
Pihaknya pun mengatakan bahwa yang diduga menjadi permasalahan dan berujung ke kepolisian adalah aksi mengumumkan pelanggaran yang dilakukan KAA dan dua temannya di hadapan seluruh siswa di SMKN 2 Singaraja. Hal tersebut yang diduga membuat KAA menjadi trauma dan depresi setelah menerima hujatan dari siswa yang ada di sana.
Terkait soal pemecatan dengan kalimat diserahkan kembali kepada orangtua, menurut Suyasa hasil konfirmasinya dengan Kepala SMKN 2 Singaraja, bahwa pernyataan tersebut tidak pernah keluar. Bahkan pihak sekolah juga menegaskan tidak bermaksud memecat siswa yang bersangkutan, karena dinilai bukan pelanggaran yang berat.
Sebelumnya orangtua KAA melaporkan peristiwa pelecehan yang dialami oleh anaknya ke Mapolres Buleleng, Jumat (16/12) lalu. KAA mengaku mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, diremas payudaranya oleh oknum guru setempat Luh Su, setelah kedapatanan main ke SMKN 3 Singaraja menggunakan seragam siswa setempat untuk menonton pameran otomotif.
Selain itu KAA dan kedua temannya juga diumumkan di hadapan ribuan siswa telah melakukan pelanggaran. Aksi itu lalu mendapat respons cemoohan dari teman-temannya yang membuat KAA ngotot tidak mau bersekolah di sana lagi dan melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. *k23
Komentar