Sampah Rumput Laut Menumpuk di Pesisir Timur
MANGUPURA, NusaBali
Petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung, membersihkan sampah kiriman di sepanjang pesisir pantai sebelah timur Badung, Rabu (2/6) pagi.
Bahkan, sampah yang didominasi rumput laut itu terus menumpuk dan bertambah banyak setiap harinya. Sampah tersebut merupakan sampah kiriman rutin saat terjadi angin muson timur atau angin timuran.
Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas LHK Badung I Made Gede Dwipayana, mengatakan membludaknya sampah kiriman di pesisir pantai timur mulai dari Pantai Tanjung Benoa, Pantai Nusa Dua, hingga pantai di sepanjang kawasan ITDC sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. “Kalau sampah rumput laut memang terus berdatangan. Rata-rata kami lakukan pembersihan setiap harinya itu sampai 2 hingga 3 ton sampah,” jelasnya, Rabu (2/6) sore.
Dwipayana mengatakan, adanya gelombang tinggi yang terjadi belakangan ini bukan menjadi salah satu penyebab kemunculan sampah rumput laut. Namun, membludaknya sampah itu karena murni sudah memasuki musim angin timuran. Secara otomatis, sampah rumput laut terbawa arus hingga ke bibir pantai. “Kalau disebut penyebab kemunculan karena gelombang, itu mungkin faktor kesekian. Tapi, memang sampah itu sudah saatnya. Ya, karena rumput laut merupakan hal yang rutin setiap tahunnya,” beber Dwipayana.
Dalam mengantisipasi membludaknya sampah rumput laut, setiap harinya Dinas LHK Badung mengerahkan belasan personel untuk melakukan pembersihan. Selain itu, alat berat juga disiagakan di lokasi untuk mengevakuasi sampah. Masih menurut dia, untungnya sampah rumput laut itu tidak diangkut ke TPA Suwung melainkan ditanam di tepi pantai.
“Kalau personel yang kami siagakan itu 12 personel dan 2 alat berat serta 1 truk. Setiap hari selalu siaga di lokasi pesisir pantai timur. Tugas tim itu membersihkan sampah rumput laut dan mengubur segera di pantai. Hal ini untuk mencegah aroma busuk,” tandas Dwipayana. *dar
Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas LHK Badung I Made Gede Dwipayana, mengatakan membludaknya sampah kiriman di pesisir pantai timur mulai dari Pantai Tanjung Benoa, Pantai Nusa Dua, hingga pantai di sepanjang kawasan ITDC sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. “Kalau sampah rumput laut memang terus berdatangan. Rata-rata kami lakukan pembersihan setiap harinya itu sampai 2 hingga 3 ton sampah,” jelasnya, Rabu (2/6) sore.
Dwipayana mengatakan, adanya gelombang tinggi yang terjadi belakangan ini bukan menjadi salah satu penyebab kemunculan sampah rumput laut. Namun, membludaknya sampah itu karena murni sudah memasuki musim angin timuran. Secara otomatis, sampah rumput laut terbawa arus hingga ke bibir pantai. “Kalau disebut penyebab kemunculan karena gelombang, itu mungkin faktor kesekian. Tapi, memang sampah itu sudah saatnya. Ya, karena rumput laut merupakan hal yang rutin setiap tahunnya,” beber Dwipayana.
Dalam mengantisipasi membludaknya sampah rumput laut, setiap harinya Dinas LHK Badung mengerahkan belasan personel untuk melakukan pembersihan. Selain itu, alat berat juga disiagakan di lokasi untuk mengevakuasi sampah. Masih menurut dia, untungnya sampah rumput laut itu tidak diangkut ke TPA Suwung melainkan ditanam di tepi pantai.
“Kalau personel yang kami siagakan itu 12 personel dan 2 alat berat serta 1 truk. Setiap hari selalu siaga di lokasi pesisir pantai timur. Tugas tim itu membersihkan sampah rumput laut dan mengubur segera di pantai. Hal ini untuk mencegah aroma busuk,” tandas Dwipayana. *dar
Komentar