Siapkan Digitalisasi, Kemedikbud-Ristek Bantu Chrome Book SD di Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemedikbud-Ristek) RI, melalui Direktur SD Ditjen PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Sri Wahyuningsih, Kamis (3/6) kemarin mengunjungi sejumlah SD di Buleleng.
Pemerintah pusat mengecek dan memastikan kesiapan digitaliasi sekolah yang dicanangkan tahun ini. Dalam kunjungannya, Sri Wahyuningsih menyerahkan bantuan 15 unit chrome book kepada SDN 4 Tista di Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
Selain SDN 4 Tista, tim pusat yang didampingi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng secara maraton juga mengunjungi SDN 1 dan 2 Sepang Kelod, SDN 5 Sepang di Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, serta SDN 2 dan 3 Tigawasa di Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng. Direktur SD Sri Wahyuningsih saat diterima di Loby Kantor Bupati Buleleng sebelum kunjungannya mengatakan, sekolah yang menjadi sasaran kunjungan adalah sekolah di daerah terkendala akses internet.
Dia mengatakan untuk merealisasikan digitalisasi sekolah secara nasional masih berat dan perlu kerjasama pemerintah daerah bergandeng tangan merealisasikan hal tersebut. “Tak hanya di Buleleng yang memiliki daerah sulit jaringan internet dan akses TIK, tetapi ini terjadi di daerah lain di Indonesia,” ucap Sri Wahyuningsih. Menurutnya dari data Kemendikbud-Ristek RI, sebanyak 149.000 SD negeri dan swasta di 524 kabupaten di Indonesia, potret sekolah sulit akses TIK masih banyak. Tidak sedikit sekolah yang belum memiliki sarana TIK memadai,” kata dia.
Kondisi ini mengharuskan pemerintah pusat dan daerah bekerjasama berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi ketersediaan sarana TIK. Pusat pun memprioritaskan pemenuhan kebutuhan digitalisasi sekolah untuk transformasi dan akselerasi infromasi demi kemajuan kualitas pemberajaran. “Solusinya adalah membangun kemitraan antara kementerian satu dengan lainnya, Dinas Pendidikan di daerha juga harus bersinergi dengan dinas lain untuk pemenuhan kebutuhan akses jaringan internet di satuan pendidikan. Termasuk kesiapan guru menguasai teknologi,” imbuh Sri Wahyuningsih.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng yang menerima kunjungan pusat mengaku bersyukur, sejumlah sekolah menjadi sasaran kunjungan. Sehingga sekolah yang berada di daerah blank spot jaringan internet di Buleleng dapat diketahui pusat, sekaligus peluang mendapatkan jalan keluar. “Kebijakan pusat sekolah harus semakin digital. Tetapi beberapa daerah di Buleleng memang masih kendala blank area dan sarana penunjang digitalisasi dan aksebilitas IT juga masih terbatas,” ungkap Suyasa.
Sementara itu Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika menjelaskan sejumlah sekolah di daerah sulit akses di Buleleng direncanakan akan mendapatkan bantuan sarana penunjang digitalisasi sekolah. SD yang diputuskan mendapatkan bantuan sebelumnya sudah diverifikasi pusat. Sedangkan pemanfaatan bantuan berupa chrome book bisa dipinjamkan kepada siswa yang belum memiliki sarana penunjang pembelajaran digital. “Hanya saja karena menyangkut akses internet, pemanfaatannya di sekolah secara bergilir. Karena jumlahnya juga terbatas,” tambah Astika.
Kunjungan pusat yang turun langsung ke sekolah sulit akses internet disebut Astika untuk mengetahui secara langsung penguasaan dan penggunaan teknologi oleh siswa. Kenyataannya tidak sedikit siswa yang belum masif menggunakan teknologi digital seperti laptop dan komputer. “Sekolah yang mengalami keterbatasan internet, sarpras, akan jadi acuan program pemerintah pusat memperluas program khusus di daerah sulit. Itu dilihat langsung melalui kunjungan hari ini,” tutup Astika.*k23
Komentar