Dadong Moges Digerogoti Penyakit 'Aneh', Satu Bola Mata Hilang
Di usia senja, 70 tahun, Ni Wayan Moges asal Banjar Malet Gede, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli, harus menahan derita penyakit ‘aneh’.
BANGLI, NusaBali
Dengan tubuhnya yang ringkih karena uzur, nenek dua cucu ini harus menahan sakit lantaran penyakit ‘aneh’ berupa luka bernanah di kelopak matanya. Luka bernanah itu mengakibatkan salah satu bola mata kiri ‘hilang’, lepas karena borok. Bola mata kanannnya kini juga terancam borok.
Penuturan pihak keluarga, sakit yang diderita Dadong Moges berawal dari benjolan kecil di keningnya sekitar tujuh tahun lalu. “Dikira benjolan jerawat,” kata Ni Komang Nuri, 43, menantu Dadong Moges, saat ditemui NusaBali di kediamannya, Senin (19/12).
Komang Nuri menuturkan, ketika benjolan itu kecil, pihak keluarga sudah memeriksakan Dadong Moges secara medis ke Gianyar. Namun tidak jelas apa diagnosa dan penyakit yang diidap mertua perempuannya itu. Yang jelas penyakit yang derita Dadong Moges semakin parah, meski pun pengobatan secara medis terus dilakukan. Belakangan barulah diketahui, kalau benjolan dan menjadi luka bernanah tersebut diperkirakan kanker kulit. Berharap Dadong Moges sembuh, pihak keluarga sempat menempuh pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif. “Kalau dengan obat tradisional dikasih minyak,” lanjut Nuri, ibu dua anak.
Pengobatan tradisional itu tak banyak membawa perubahan. Malah penyakit Dadong Moges semakin parah.
Kini kembali Dadong Moges dirawat di rumah. Sewaktu-waktu periksa dan berobat pada seorang perawat di sekitar Malet Gede. Kata Nuri, dari perawat itulah diketahui kemungkinan besar borok mata yang dialami Dadong Moges, diduga karena kanker kulit. Kodisi itu sudah parah. “Tulang keningnya juga kelihatan karena luka itu,” ungkap Nuri yang sehari-hari merawat mertuanya. Dikatakan untuk membersihkan nanah dan darah agar tak bau, diberikan sejenis cairan. Tetapi Nuri tak tahu apa nama cairan tersebut.
Kata Nuri, keluarganya tidak mengajak Dadong Moges ke rumah sakit, karena khawatir soal biaya. “Suami saya hanya buruh bangunan,” ucap Nuri menyebut I Nengah Sambung, nama suaminya.
Dia menuturkan kesulitan biaya untuk merawat Dadong Moges. “Kadang saya ngebon kapas di warung untuk membersihkan lukanya,” tutur Nuri.
Nuri menyatakan tak tahu ketika ditanya soal layanan jaminan kesehatan seperti JKBM/Jamkesmas, yang bisa dimanfaatkan sebagai jaminan berobat di puskesmas atau rumah sakit.
Ketika ditanya bagian yang sakit, Dadong Moges memegang kepalanya, menunjukkan bagian yang sakit selain matanya. Di bagian dadanya juga tampak ada perban. “Itu juga luka karena terkena nanah,” ucap Nuri terisak. Sehari-hari, orang tua tersebut lebih banyak di bilik kamarnya yang sederhana. Sedang suaminya I Wayan Gingsih, kerja di ladang. Sore hari baru pulang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli I Nengah Nadi, menyatakan belum dapat laporan soal adanya warga yang menderita ‘sakit aneh’ seperti yang dialami Dadong Moges. “Belum, sampai saat ini belum. Coba nanti saya akan cek,” ujarnya. Dia kemudian menyarankan menghubungi kepala Puskesmas I Susut, untuk menanyakan hal tersebut. * k17
Penuturan pihak keluarga, sakit yang diderita Dadong Moges berawal dari benjolan kecil di keningnya sekitar tujuh tahun lalu. “Dikira benjolan jerawat,” kata Ni Komang Nuri, 43, menantu Dadong Moges, saat ditemui NusaBali di kediamannya, Senin (19/12).
Komang Nuri menuturkan, ketika benjolan itu kecil, pihak keluarga sudah memeriksakan Dadong Moges secara medis ke Gianyar. Namun tidak jelas apa diagnosa dan penyakit yang diidap mertua perempuannya itu. Yang jelas penyakit yang derita Dadong Moges semakin parah, meski pun pengobatan secara medis terus dilakukan. Belakangan barulah diketahui, kalau benjolan dan menjadi luka bernanah tersebut diperkirakan kanker kulit. Berharap Dadong Moges sembuh, pihak keluarga sempat menempuh pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif. “Kalau dengan obat tradisional dikasih minyak,” lanjut Nuri, ibu dua anak.
Pengobatan tradisional itu tak banyak membawa perubahan. Malah penyakit Dadong Moges semakin parah.
Kini kembali Dadong Moges dirawat di rumah. Sewaktu-waktu periksa dan berobat pada seorang perawat di sekitar Malet Gede. Kata Nuri, dari perawat itulah diketahui kemungkinan besar borok mata yang dialami Dadong Moges, diduga karena kanker kulit. Kodisi itu sudah parah. “Tulang keningnya juga kelihatan karena luka itu,” ungkap Nuri yang sehari-hari merawat mertuanya. Dikatakan untuk membersihkan nanah dan darah agar tak bau, diberikan sejenis cairan. Tetapi Nuri tak tahu apa nama cairan tersebut.
Kata Nuri, keluarganya tidak mengajak Dadong Moges ke rumah sakit, karena khawatir soal biaya. “Suami saya hanya buruh bangunan,” ucap Nuri menyebut I Nengah Sambung, nama suaminya.
Dia menuturkan kesulitan biaya untuk merawat Dadong Moges. “Kadang saya ngebon kapas di warung untuk membersihkan lukanya,” tutur Nuri.
Nuri menyatakan tak tahu ketika ditanya soal layanan jaminan kesehatan seperti JKBM/Jamkesmas, yang bisa dimanfaatkan sebagai jaminan berobat di puskesmas atau rumah sakit.
Ketika ditanya bagian yang sakit, Dadong Moges memegang kepalanya, menunjukkan bagian yang sakit selain matanya. Di bagian dadanya juga tampak ada perban. “Itu juga luka karena terkena nanah,” ucap Nuri terisak. Sehari-hari, orang tua tersebut lebih banyak di bilik kamarnya yang sederhana. Sedang suaminya I Wayan Gingsih, kerja di ladang. Sore hari baru pulang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli I Nengah Nadi, menyatakan belum dapat laporan soal adanya warga yang menderita ‘sakit aneh’ seperti yang dialami Dadong Moges. “Belum, sampai saat ini belum. Coba nanti saya akan cek,” ujarnya. Dia kemudian menyarankan menghubungi kepala Puskesmas I Susut, untuk menanyakan hal tersebut. * k17
Komentar