Pandemi, Pendapatan PDAM Denpasar Menyusut
Banyak Kos-kosan Kosong, Hotel Sepi dan Rumah Ditinggal Pemilik
Dari target pendapatan setiap bulannya sebesar Rp 14 miliar, bulan Januari hingga Mei 2021 ini pendapatan yang masuk hanya mencapai Rp 12 miliar.
DENPASAR, NusaBali
Perumda Tirta Sewakadarma atau PDAM Kota Denpasar mencatat kehilangan pendapatan setiap bulannya di tahun 2021 ini. Hilangnya pendapatan tersebut hingga Rp 2 miliar akibat dari penurunan penggunaan air saat pandemi Covid-19 ini. Penurunan tersebut terjadi akibat masyarakat banyak yang pulang kampung.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Arsana saat dihubungi, Minggu (6/6). Menurutnya, dari target pendapatan setiap bulannya sebesar Rp 14 miliar, bulan Januari hingga Mei 2021 pendapatan hanya mencapai Rp 12 miliar. Turunnya target pendapatan itu karena banyak rumah kosong ditinggal pulang kampung, demikian juga dengan kos-kosan, rumah kontrakan, penggunaan air di hotel yang juga menurun drastis. Ditambah salon, toko, sekolah-sekolah yang kebanyakan tutup, termasuk tempat usaha seperti kolam renang yang sebelumnya pemakaian airnya cukup tinggi sekarang menurun karena kunjungan yang sedikit.
Di sisi lain, dengan keadaan tersebut sampai saat ini, PDAM Denpasar sudah mencabut sebanyak 150 meteran pelanggan setiap bulannya. Pencabutan dilakukan karena mereka sudah tidak membayar air hingga lewat tenggang waktu tiga bulan yang sudah diberikan.
Kondisi tersebut membuat PDAM harus memutar otak agar biaya operasional terpenuhi akibat menurunnya penggunaan air pelanggan. "Dari bulan Januari sampai Mei 2021 ini murni penurunannya 18-20 persen, atau bisa dibilang Rp 2 miliar. Tapi syukur ya Mei 2021 ini kita dapat Rp 13 miliar. Karena penggunaan air PDAM terus menurun ini yang akan kami upayakan agar mereka kembali berlangganan," ungkapnya.
Bagus Arsana mengatakan, untuk antisipasi pelanggan ynag terus menurun karena imbas Covid-19, PDAM melakukan upaya pendekatan dan memberikan kelonggaran tenggang waktu pembayaran. Sehingga, tidak sampai membuat kilometer air mereka dicabut.
Bahkan, untuk memenuhi biaya bulanan di PDAM, dia mengaku melakukan banyak efisiensi. "Efisiensi anggaran dilakukan. Dari bulan Maret sudah efisiensi kegiatan dan operasional. Jadi ini berat, tapi kami tetap berupaya untuk melakukan pendekatan, sosialisasi, dan memberikan tenggang waktu. Ditambah kami berikan diskon sampai 50 persen untuk pasang baru dan pasang kembali bagi kilometer airnya yang sudah dicabut karena nunggak selama tiga bulan," tandasnya. *mis
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Arsana saat dihubungi, Minggu (6/6). Menurutnya, dari target pendapatan setiap bulannya sebesar Rp 14 miliar, bulan Januari hingga Mei 2021 pendapatan hanya mencapai Rp 12 miliar. Turunnya target pendapatan itu karena banyak rumah kosong ditinggal pulang kampung, demikian juga dengan kos-kosan, rumah kontrakan, penggunaan air di hotel yang juga menurun drastis. Ditambah salon, toko, sekolah-sekolah yang kebanyakan tutup, termasuk tempat usaha seperti kolam renang yang sebelumnya pemakaian airnya cukup tinggi sekarang menurun karena kunjungan yang sedikit.
Di sisi lain, dengan keadaan tersebut sampai saat ini, PDAM Denpasar sudah mencabut sebanyak 150 meteran pelanggan setiap bulannya. Pencabutan dilakukan karena mereka sudah tidak membayar air hingga lewat tenggang waktu tiga bulan yang sudah diberikan.
Kondisi tersebut membuat PDAM harus memutar otak agar biaya operasional terpenuhi akibat menurunnya penggunaan air pelanggan. "Dari bulan Januari sampai Mei 2021 ini murni penurunannya 18-20 persen, atau bisa dibilang Rp 2 miliar. Tapi syukur ya Mei 2021 ini kita dapat Rp 13 miliar. Karena penggunaan air PDAM terus menurun ini yang akan kami upayakan agar mereka kembali berlangganan," ungkapnya.
Bagus Arsana mengatakan, untuk antisipasi pelanggan ynag terus menurun karena imbas Covid-19, PDAM melakukan upaya pendekatan dan memberikan kelonggaran tenggang waktu pembayaran. Sehingga, tidak sampai membuat kilometer air mereka dicabut.
Bahkan, untuk memenuhi biaya bulanan di PDAM, dia mengaku melakukan banyak efisiensi. "Efisiensi anggaran dilakukan. Dari bulan Maret sudah efisiensi kegiatan dan operasional. Jadi ini berat, tapi kami tetap berupaya untuk melakukan pendekatan, sosialisasi, dan memberikan tenggang waktu. Ditambah kami berikan diskon sampai 50 persen untuk pasang baru dan pasang kembali bagi kilometer airnya yang sudah dicabut karena nunggak selama tiga bulan," tandasnya. *mis
1
Komentar