Pembunuh Janda Ditangkap Pasca Diburu Selama Setahun
Pelaku, Tetangga Korban di Desa Depaha
SINGARAJA, NusaBali
Setelah hampir setahun diburu, pelaku kasus perampokan disertai pembunuhan terhadap korbannya, Ni Putu Sekar, 51, janda yang tinggal di Banjar Dauh Pura, Desa Depaha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng akhirnya ditangkap polisi, 5 Juni 2021.
Pelakunya, I Gede Bud, 40, ternyata masih tetangga korban. Informasi yang dihimpun NusaBali, pelaku I Gede Bud ditangkap jajaran Sat Reskrim Polres Buleleng di kediamannya di Banjar Dangin Pura, Desa Depaha, yang lokasinya tak jauh dari TKP pembunuhan di warung korban Ni Putu Sekar, Sabtu (5/6). Begitu ditangkap, pria berusia 40 tahun tersebut langsung dibawa ke Mapolres Buleleng di Jakal Pramuka Singaraja untuk proses hukum lebih lanjut.
Terungkap, pelaku I Gede Bud nekat menghabisi nyawa Ni Putu Sekar diduga karena sakit hati lantaran kata-kata kasar dari korban. Konon, saat kejadian maut, 13 Juli 2020 lalu, pelaku I Gede Bud datang untuk membeli minuman di warung kelontong milik korban Ni Putu Sekar. Pelaku justru dimaki oleh korban, gara-gara uang yang dibawanya.
“Karena tersinggung oleh perkataan kasar tersebut, pelaku emosi hingga kemudian nekat menebas bagian kepala belakang korban dengan menggunakan senjata blakas,” ungkap sumber NusaBali di Singaraja, Minggu (6/6).
Usai menghabisi nyawa Ni Putu Sekar, pelaku I Gede Bud kemudian mengambil Ponsel merk Samsung Galaxy Grand Prime warna hitam milik korban, lalu bergegas meninggalkan warung yang dalam keadaan sepi tersebut. Korban Ni Putu Sekar baru ditemukan tewas bersimbah darah darah di warungnya oleh Desak Made Liarmi, 63, kakaknya yang datang ke warung korban untuk membeli dedak, 13 Juli 2020 siang sekitar pukul 14.00 Wita.
Sejak itu, polisi terus memburu pelaku. Namun, polisi baru bisa menangkap pelaku I Gede Bud setelah dilakukan pengejaran selama hampir setahun, tepatnya 11 bulan, 5 Juni 2021. Selain mengamankan pelaku I Gede Bud, polisi juga mengamankan Ponsel milik korban dan senjata blakas yang digunakan untuk membunuh.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah di Singaraja, Minggu kemarin, Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya, membenarkan jajaran Sat Reskrim Polres Buleleng telah menangkap pelaku pembunuhan Ni Putu Sekar, janda yang dihabisi di warungnya kawasan Banjar Dangin Pura, Desa Depaha. Hanya saja, Iptu Sumarjaya masih enggan membeberkan detail pengungkapan kasus yang sudah berlangsung selama hampir setahun ini. "Untuk detail seperti motif dan pasal yang disangkakan, tunggu rilis besok (hari ini, Red)," elak Iptu Sumarjaya.
Sementara itu, Perbekel Depaha, I Made Semaraguna, mengaku belum mengetahui pasti kronologis penangkapan pelaku I Gede Bud. Yang pasti, menurut Perbekel Semaraguna, pelaku I Gede Bud memang masih tetangga korban. Saat ini, pelaku telah diamankan di Mapolres Buleleng.
Semaraguna sendiri mengaku terkejut dengan penangkapan I Gede Bud. Pasalnya, pasca peristiwa pembunuhan jadwa di warungnya terjadi, pelaku I Gede Bud nampak biasa saja dan tetap menjalankan hari-harinya secara normal, seolah tak pernah terjadi apa pun. "Dia (I Gede Bud) juga tidak pernah kabur atau keluar dari Desa Depaha. Jadi, warga tidak pernah mencurigai dia," jelas Semaraguna ketika dihubungi NusaBali per telepon, Minggu sore.
Korban Ni Putu Sekar sendiri, sebagaimana diberitakan, ditemukan tewas tergeletak bersimbah darah di lantai warungnya dengan posisi telungkup dalam kondisi tangan memegang uang pecahan Rp 5.000 pada 14 Juli 2020 siang pukul 14.00 Wita. Fakta itu mengindikasikan bahwa saat tewas dibunuh, korban sedang melakukan transaksi dengan seorang pembeli yang jadi pelaku pembunuhan.
Ni Putu Sekar diketahui tinggal seorang diri di warungnya itu sejak 4 bulan terakhir sebelum ditemukan tewas dibunuh, pasca ditinggal mati suaminya, I Made Sriada, yang meninggal karena stroke. Made Sriada merupakan suami ketiga dari korban Ni Putu Sekar. Dari perkawinannya dengan Made Sriada, korban tidak memiliki anak.
Sang suami, Made Sriada, hanya memiliki 4 anak dari pernikahan sebelumnya, masing-masing 2 laki-laki dan 2 perempuan. Dua dari 4 anaknya itu merantau ke Sulawesi sebagai transmigrans, sedangkan 2 anaknya yang lain tinggal terpisah dari korban Putu Sekar. *mz
Komentar