Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unud Gandeng Wijaya Farm Indonesia untuk Sejahterakan Petani Bali
DENPASAR, NusaBali.com - Sektor pertanian kembali dilirik di saat sektor pariwisata di Bali terpukul pandemi Covid-19.
Sayangnya, para petani di Bali acapkali mengalami masalah optimalisasi hasil pertanian hingga terkendala pemasarannya.
Persoalan yang dihadapi oleh petani inilah yang membuat mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Udayana (Unud) Denpasar angkatan tahun 2018 tergerak dan melakukan kolaborasi dengan Wijaya Farm Indonesia dengan mengadakan kegiatan Hulu Hilir untuk mendukung kesejahteraan petani di Bali.
“Kegiatan ini merupakan salah satu tugas matakuliah Humas (Hubungan Masyarakat) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Udayana, yang bertujuan agar mahasiswa lebih memahami mengenai praktek Humas berdasarkan teori yang didapatkan di kelas,” kata Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Univeristas Udayana, I Dewa Ayu Sugiarica Joni Ssos MA, Senin (7/6/2021).
Event Hulu Hilir dibagi menjadi dua kegiatan yaitu TikTok Challenge Wijaya Farm Indonesia yang dilaksanakan secara online dan special event HULU HILIR : Saturday Trip with Wijaya Farm Indonesia.
“TikTok Challenge berlangsung pada 10 Mei hingga 3 Juni 2021 dan pemenangnya telah diumumkan, sementara special event Hulu Hilir : Saturday Trip with Wijaya Farm Indonesia rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu (12/6/2021) berlokasi di Jalan Raya Baturiti-Bedugul, Banjar Pekarangan, Baturiti, Tabanan,” terang Rahma Praminia, Head of Event Division Hulu Hilir.
Rahma pun menjelaskan alasan menggandeng Wijaya Farm Indonesia yang juga start up di bidang agrobisnis. Disebutnya Wijaya Farm Indonesia tepat dijadikan mitra karena memiliki visi yang mulia yakni ingin memperkenalkan produk petani lokal sekaligus ingin lebih mensejahterakan para petaninya.
Selain itu, pemilik Wijaya Farm Indoensia, Yudi Artha Wijayakusuma, berasal dari kalangan muda sehingga sebagai sesama anak muda ingin mendukung kiprah anak muda agar lebih banyak anak muda lainnya menciptakan inovasi-inovasi serupa.
Sementara itu Yudi Artha Wijayakusuma, pemilik Wijaya Farm Indonesia memperkenalkan Wijaya Farm Indonesia sebagai fasilitator sekaligus marketer bagi petani dan pangan lokal. Menurut mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Udayana angkatan 2017 tersebut, petani lokal masih jauh dari kesan sejahtera. Salah satu penyebabnya adalah karena rantai pasok produk petani kepada konsumen yang terlalu panjang.
“Dari petani kepada pengepul, kemudian tengkulak, pengecer, baru kemudian sampai ke konsumen. Banyaknya rantai pasok tersebut mengakibatkan harga di tingkat petani menjadi sangat rendah,” ujar Yudi.
Melihat hal tersebut Wijaya Farm Indonesia berinisiatif untuk memutus rantai tersebut dengan langsung menghubungkan para petani dengan para konsumennya.
Yudi mengungkapkan usaha yang dirintasnya sejak 2019 tersebut saat ini telah bermitra dengan subak abian di Banjar Pekarangan, Baturiti, Tabanan yang memiliki anggota sebanyak 40 orang petani.
“Kami juga sedang menyiapkan aplikasi untuk mempermudah layanan kami kepada petani maupun para konsumen,” jelas pemuda asal Baturiti, Tabanan ini. *adi
Komentar