Susul Muntra, 3 Kader Golkar Ikut Undur Diri
Kembalikan KTA ke DPD I Golkar Bali HAM DPD I Golkar Bali
DENPASAR, NusaBali
Setelah Ketua Badan Hukum dan HAM (Bakum HAM) DPD I Golkar Bali I Wayan Muntra mengundurkan diri, 3 kader Beringin lainnya juga ikut ambil langkah serupa.
Mereka kompak mengundurkan diri dari Bakum HAM DPD I Golkar Bali, Senin (7/6) siang, yakni I Made Mastra Arjawa, Putu Angga Pratama Sukma, dan Komang Eky Saputra.
Trio Made Mastra Arjawa, Putu Angga Pratama Sukma, dan Komang Eky Saputra bukan hanya sekadar mundur dari Bakum HAM DPD I Golkar Bali, namun sekaligus mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) Golkar. Made Mastra Arjawa dan Komang Eky Saputra menyerahkan langsung surat pengunduran dirinya ke Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati Nomor 9 Denpasar. Sedangkan Putu Angga Pratama Sukma datang mewakilkan melalui Made Mastra Arjawa.
Made Mastra Arjawa serahkan surat pengunduran diri dan sekaligus kembalikan KTA ke Kantor DPD I Golkar Bali, Senin siang sekitar pukul 13.00 Wita. Surat pengunduran diri tersebut diterima oleh Staf Sekretariat DPD I Golkar Bali, Ni Luh Erni Padmawati.
Dicegat NusaBali seusai serahkan surat pengunduran diri, Made Mastra Arjawa mengatakan dirinya putuskan mundur sebagai kader Golkar karena ingin fokus dengan profesinya sebagai advokat. Jadi, tidak ada unsur politis di balik pengunduran dirinya itu. "Saya ingin fokus dengan pekerjaan (sebagai advokat)," dalih Mastra Arjawa.
Ditanya kenapa mundur ramai-ramai hampir bersamaan dengan Wayan Muntra, menjrut Mastra Arjawa, dirinya tidak terkait dengan siapa pun. “Saya mau fokus dengan pekerjaan, di samping memang faktor kesehatan. Ya, mau istirahat juga," jelas politisi asal Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan yang juga Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali ini.
Mastra Arjawa mengaku sudah sempat bertemu langsung dengan Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, di Kantor DPD I Golkar Bali, sebelum menyerahkan surat pengunduran diri. Saat itu dia menjelaskan alasan-alasan dirinya mundur dari Golkar. "Ya, tadi saya sudah ketemu Pak Ketua (Sugawa Korry, Red)," tegas Mastra Arjawa.
Empat hari sebelum pengunduran diri trio Made Mastra Arjawa, Putu Angga Pratama Sukma, dan Komang Eky Saputra dari Bakum HAM DPD I Golkar Bali, I Wayan Muntra juga sudah lebih dulu serahkan surat pengunduran diri, Rabu (2/6) lalu. Mantan Ketua DPD II Golkar Badung ini serahkan surat pengunduran diri ke DPD I Golkar Bali melalui utusannya, I Wayan Sumantra Karang, loyalis sekaligus Ketua Semeton Muntra Kabupaten Badung.
Wayan Muntra pilih mundur dari kepengurusan Bakum HAM DPD I Golkar Bali, karena merasa sudah tidak direken lagi di partainya. Apalagi, Muntra sebelumnya sudah digusur dari jabatannya sebagai Ketua Bakum HAM DPD I Golkar Bali saat acara acara ‘Temu Kader dengan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto’, di Hotel Merusaka, Kawasan ITDC Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu (30/5) sore. Muntra digantikan oleh Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, yang langsung dilantik sore itu.
Sementara itu, Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan pengunduran Muntra dan 3 kader lainnya yang duduk di Bakum HAM DPD I Golkar Bali merupakan hak mereka. Namun, kata Sugawa Korry, trio Made Mastra Arjawa-Putu Angga Pratama Sukma-Komang Eky Saputra tidak pernah ada masalah.
"Mastra Arjawa memang sudah tidak aktif di Golkar Bali sejak Pak Muntra tidak mendapatkan rekomendasi sebagai Calon Wakil Bupati Badung untuk Pilkada 2020. Rekomendasi paket calon dari DPP Golkar yang keluar pada Agustus 2020 lalu untuk pasangan incumbent Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa. Jadi, sudah sejak 8 bulan lebih Mastra Arjawa tidak aktif. Tiba-tiba hari ini (kemarin) datang mengatakan mundur. Saya tanya alasannya, nggak bisa dijawab," ujar Sugawa Korry saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin.
Sugawa Korry juga tidak mengerti dengan alasan Komang Eky Saputra dan Putu Angga Pratama mundur sebagai kader Golkar. Padahal, mereka baru direkrut masuk Bakum HAM DPD I Golkar Bali. "Mereka baru menjadi anggota Bakum HAM Golkar, tiba-tiba juga mundur. Mau bagaimana lagi? Ya, mungkin maunya mencari sensasi, namanya politik," tegas politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Sugawa Korry mengatakan kalau mundurnya Mastra Arjawa cs dikaitkan dengan dizoliminya Wayan Muntra, itu terlalu mengada-ada. Menurut Sugawa Korry, adanya isu Muntra dizolimi saat diberangus sebagai Ketua DPD II Golkar Badung oleh Plt Ketua DPD I Golkar Bali (waktu itu) Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, itu adalah keputusan partai. Sebab, penunjukan Plt Ketua DPD I Golkar Bali oleh DPP Golkar juga sah.
Kemudian, kata Sugawa Korry, Muntra disebutkan dizolimi juga saat dijegal sebagai calon Ketua DPD II Golkar Badung dalam Musda 2020 lalu. "Isu itu dipolitisir. Padahal, Muntra sendiri memang tidak mencalonkan diri sebagai kandidat Ketua DPD II Golkar Badung. Ada surat pernyataannya bahwa dia tidak mencalonkan diri, sehingga terpilihlah Wayan Suyasa sebagai Ketua DPD II Golkar Badung melalui Musda 2020," papar Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar.
Isu lainnya lagi, kata Sugawa Korry, Muntra dizolimi saat tidak diberikan rekomendasi sebagai calon oleh DPP Golkar dalam Pilkada Badung 2020. "Saat Pilkada Badung justru DPD I Golkar Bali yang mencalonkan paket I Gusti Ngurah Diatmika-Wayan Muntra. Kami sampai mempertemukan Diatmika-Muntra dengan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto sebanyak dua kali," kenang Sugawa Korry. Hanya saja, DPP Golkar putuskan rekomendasi paket incumbent Giri Prasta-Suyiasa, pasangan calon dari PDIP, sehingga terjadi tarung calon trunggal di Pilkada Badung 2020. *nat
Komentar