Golkar Siapkan Lawan Tanding Koster-Ace
Dauh Wijana sebut digaetnya Cok Ace sebagai tandem Wayan Koster, tidak berdampak sistemik terhadap kekuatan Golkar di Gianyar
DENPASAR, NusaBali
Kubu Golkar tidak terpengaruh dengan wacana pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace (Paket Koster-Ace) sebagai kandidat Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali ke Pilgub 2018. Golkar pilih fokus siapkan lawan tanding buat Koster-Ace, di mana posisi Cagub Bali akan ditempati Ketut Sudikerta.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, menyatakan partainya sudah pasti akan usung Ketut Sudikerta sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Ketut Sudikerta yang kini Ketua DPD I Golkar Bali dan sekaligus Wakil Gubernur Bali, masih dicarikan tandem di posisi Cawagub.
"Kita tentu sudah siapkan lawan tanding bagi paket kawan di sebelah (PDIP). Tapi, partai masih mematangkan tandem buat Pak Sudikerta. Siapa Cawagub-nya, kita nggak buru-buru," ujar IGP Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Selasa (20/12).
Menurut Wijaya, pihaknya akan memetakan wilayah dan suara pemilih di Bali untuk menentukan tandem Sudikerta di posisi Cawagub. Karena Sudikerta berasal dari kawasan Bali Selatan (Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung), maka tandemnya nanti bisa dari Bali Utara, Bali Barat, atau Bali Timur. "Kita hitung peta wilayah dan pemilih. Saya yakin Pak Sudikerta sudah punya gambaran," tandas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan 2005-2010 ini.
Paparan hampir senada juga disampaikan Ketua DPD II Golkar Gianyar, I Made Dauh Wijana. Dia menegaskan, wacana Paket Koster- Ace di PDIP tidak berdampak sistemik terhadap Golkar, yang akan mengusung Sudikerta Gubernur Bali (SGB).
"Paket Koster-Ace ini kan baru wacana di bawah, belum jadi keputusan DPP PDIP. Saya kira deklarasi Koster-Ace di Gianyar tidak akan mempengaruhi Golkar. Kami solid," tegas Dauh Wijana di sela-sela persiapan acara HUT Golkar di Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Selasa kemarin.
Dauh Wijana menyebutkan, Cok Ace dulu juga pernah digadang-gadang akan menjadi tandem AA Gede Ngurah Puspayoga di Pilgub Bali 2013. "Tapi, saat itu Cok Ace ternyata tidak dipakai. Malah muncul Dewa Nyoman Sukrawan sebagai tandem Puspayoga di posisi Cawagub Bali," kenang politisi Golkar asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini.
Menurut Dauh Wijana, Cok Ace yang notabene sebagai tokoh Puri Agung Ubud, Gianyar bisa saja membawa gerbong suara. Tampilnya Cok Ace sebagai tandem Koster tentu bisa berpengaruh dengan suara Golkar, karena semjumlah tokoh Golkar berasal dari Puri Agung Ubud, seperti Tjokorda Gede Budi Suryawan (mantan Bupati Gianyar 1993-1998, 1998-2003 serta Ketua DPD I Golkar Bali 2005-2010) dan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (anggota Fraksi Golkar DPRD Bali 2009-2014, 2014-2019 yang kini juga menjabat Bendesa Adat Ubud).
"Tapi, itu tidak serta merta mempengaruhi kekuatan kader Golkar di wilayah Ubud. Kami di Golkar tenang-tenang saja. Kami wait and see saja dan tetap jaga soliditas kader," tegas Dauh Wijana yang sempat duduk sebagai anggota Komisi III DPRD Bali 2004-2009.
Dauh Wijana mengatakan, Cok Ace memang pernah diusung Golkar sebagai Calon Bupati (Cabup) gianyar di Pilkada Gianyar 2008 dan sukses mengalahkan jago PDIP, AA Gde Agung Bharata. Saat itu, Dauh Wijana bertindak sebagai Ketua Tim Pemenangan Cok Ace-Dewa Made Sutanaya.
Kalau Cok Ace sekarang mau berpaket dengan Koster yang notabene Ketua DPD PDIP Bali, menurut Dauh Wijana, itu semuanya hak politik yang bersangkutan. "Kami hargai sikap politik beliau (Cok Ace). Karena hal tersebut merupakan hak yang bersangkutan. Akan tetapi, Golkar tidak terpengaruh. Kami yakin itu (Koster-Ace) belum paket final," tandfas Dauh Wijana.
Keputusan untuk pilih Cok Ace sebagai tandem di posisi Cawagub Bali ke Pilgub 2018 sebelumnya diumumkan Wayan Koster dalam acara Deklarasi KBS (Koster Bali Satu) dan Paket Aman (Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun, Cabup-Cawabup Gianyar ke Pilkada 2018) di Wantilan Pura Samuan Tiga, Desa Pakraman Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Senin (19/12) siang. Deklarasi KBS dan Paket Aman kala itu dihadiri langsung Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto. Cok Ace juga hadir bergandengan dengan KBS dalam deklarasi tersebut.
“Dari banyaknya pandangan para kader kepada saya, Cawagub pendamping KBS adalah Cok Ace. Koster akan bersama Cok Ace (dalam Pilgub Bali 2018, Red) dan Astungkara,” ujar Koster yang juga anggota Komisi X DPR tiga kali periode dalam pidatonya, disam-but aplaus hadirin.
Menurut Koster, kehadiran Hasto Kristiyanto dalam acara deklarasi sekaligus sebagai bagian dari proses legitimasi KBS untuk maju ke Pilgub Bali 2018. Koster mengaku dirinya sempat mendapatkan petunjuk dari DPP PDIP agar bergerak mensosialisasikan KBS mulai awal tahun 2017 nanti. Namun, relawan KBS di Bali tidak sabar, sehingga KBS muncul mendahului di tahun 2016.
Sedangkan Hasto Kristiyanto menegaskan, pihaknya setuju Cok Ace mendampingi KBS dalam Pilgub Bali 2018. Menurut Hasto, ada peran Cok Ace dalam memenangkan pasangan AA Gde Agung Bharata-Made Agus Mahayastra (Paket Bagus) di Pilkada Gianyar tahun 2013 lalu. Namun, Hasto tidak mau menyebut secara rinci peran Cok Ace kala itu.
Sementara itu, dipinangnya Cok Ace oleh Wayan Koster sebagai tandem di posisi Ca-wagub Bali ke Pilgub 2018, bergulir di kalangan pariwisata. Bahkan, saat diskusi ‘Strategi Pembangunan Pariwisata Bali’ di Kantor Bali Tourism Board (BTB), Niti Mandala Denpasar, Selasa siang, Gubernur Made Mangku Pastika sempat menyinggung harus ada tokoh pariwisata yang jadi pemimpin Bali. Kebetulan, Cok Ace selaku Ketua BPD PHRI Bali hadir dalam acara tersebut.
"Di sini ada calon Wakil Gubernur (maksudnya Cok Ace, Red). Saya juga ingin ada dari komponen pariwisata maju memimpin Bali. Kalau bisa, jangan hanya jadi Wakil Gubernur, tapi sebagai Gubernur," seloroh Pastika. * nat
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, menyatakan partainya sudah pasti akan usung Ketut Sudikerta sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Ketut Sudikerta yang kini Ketua DPD I Golkar Bali dan sekaligus Wakil Gubernur Bali, masih dicarikan tandem di posisi Cawagub.
"Kita tentu sudah siapkan lawan tanding bagi paket kawan di sebelah (PDIP). Tapi, partai masih mematangkan tandem buat Pak Sudikerta. Siapa Cawagub-nya, kita nggak buru-buru," ujar IGP Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Selasa (20/12).
Menurut Wijaya, pihaknya akan memetakan wilayah dan suara pemilih di Bali untuk menentukan tandem Sudikerta di posisi Cawagub. Karena Sudikerta berasal dari kawasan Bali Selatan (Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung), maka tandemnya nanti bisa dari Bali Utara, Bali Barat, atau Bali Timur. "Kita hitung peta wilayah dan pemilih. Saya yakin Pak Sudikerta sudah punya gambaran," tandas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan 2005-2010 ini.
Paparan hampir senada juga disampaikan Ketua DPD II Golkar Gianyar, I Made Dauh Wijana. Dia menegaskan, wacana Paket Koster- Ace di PDIP tidak berdampak sistemik terhadap Golkar, yang akan mengusung Sudikerta Gubernur Bali (SGB).
"Paket Koster-Ace ini kan baru wacana di bawah, belum jadi keputusan DPP PDIP. Saya kira deklarasi Koster-Ace di Gianyar tidak akan mempengaruhi Golkar. Kami solid," tegas Dauh Wijana di sela-sela persiapan acara HUT Golkar di Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Selasa kemarin.
Dauh Wijana menyebutkan, Cok Ace dulu juga pernah digadang-gadang akan menjadi tandem AA Gede Ngurah Puspayoga di Pilgub Bali 2013. "Tapi, saat itu Cok Ace ternyata tidak dipakai. Malah muncul Dewa Nyoman Sukrawan sebagai tandem Puspayoga di posisi Cawagub Bali," kenang politisi Golkar asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini.
Menurut Dauh Wijana, Cok Ace yang notabene sebagai tokoh Puri Agung Ubud, Gianyar bisa saja membawa gerbong suara. Tampilnya Cok Ace sebagai tandem Koster tentu bisa berpengaruh dengan suara Golkar, karena semjumlah tokoh Golkar berasal dari Puri Agung Ubud, seperti Tjokorda Gede Budi Suryawan (mantan Bupati Gianyar 1993-1998, 1998-2003 serta Ketua DPD I Golkar Bali 2005-2010) dan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (anggota Fraksi Golkar DPRD Bali 2009-2014, 2014-2019 yang kini juga menjabat Bendesa Adat Ubud).
"Tapi, itu tidak serta merta mempengaruhi kekuatan kader Golkar di wilayah Ubud. Kami di Golkar tenang-tenang saja. Kami wait and see saja dan tetap jaga soliditas kader," tegas Dauh Wijana yang sempat duduk sebagai anggota Komisi III DPRD Bali 2004-2009.
Dauh Wijana mengatakan, Cok Ace memang pernah diusung Golkar sebagai Calon Bupati (Cabup) gianyar di Pilkada Gianyar 2008 dan sukses mengalahkan jago PDIP, AA Gde Agung Bharata. Saat itu, Dauh Wijana bertindak sebagai Ketua Tim Pemenangan Cok Ace-Dewa Made Sutanaya.
Kalau Cok Ace sekarang mau berpaket dengan Koster yang notabene Ketua DPD PDIP Bali, menurut Dauh Wijana, itu semuanya hak politik yang bersangkutan. "Kami hargai sikap politik beliau (Cok Ace). Karena hal tersebut merupakan hak yang bersangkutan. Akan tetapi, Golkar tidak terpengaruh. Kami yakin itu (Koster-Ace) belum paket final," tandfas Dauh Wijana.
Keputusan untuk pilih Cok Ace sebagai tandem di posisi Cawagub Bali ke Pilgub 2018 sebelumnya diumumkan Wayan Koster dalam acara Deklarasi KBS (Koster Bali Satu) dan Paket Aman (Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun, Cabup-Cawabup Gianyar ke Pilkada 2018) di Wantilan Pura Samuan Tiga, Desa Pakraman Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Senin (19/12) siang. Deklarasi KBS dan Paket Aman kala itu dihadiri langsung Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto. Cok Ace juga hadir bergandengan dengan KBS dalam deklarasi tersebut.
“Dari banyaknya pandangan para kader kepada saya, Cawagub pendamping KBS adalah Cok Ace. Koster akan bersama Cok Ace (dalam Pilgub Bali 2018, Red) dan Astungkara,” ujar Koster yang juga anggota Komisi X DPR tiga kali periode dalam pidatonya, disam-but aplaus hadirin.
Menurut Koster, kehadiran Hasto Kristiyanto dalam acara deklarasi sekaligus sebagai bagian dari proses legitimasi KBS untuk maju ke Pilgub Bali 2018. Koster mengaku dirinya sempat mendapatkan petunjuk dari DPP PDIP agar bergerak mensosialisasikan KBS mulai awal tahun 2017 nanti. Namun, relawan KBS di Bali tidak sabar, sehingga KBS muncul mendahului di tahun 2016.
Sedangkan Hasto Kristiyanto menegaskan, pihaknya setuju Cok Ace mendampingi KBS dalam Pilgub Bali 2018. Menurut Hasto, ada peran Cok Ace dalam memenangkan pasangan AA Gde Agung Bharata-Made Agus Mahayastra (Paket Bagus) di Pilkada Gianyar tahun 2013 lalu. Namun, Hasto tidak mau menyebut secara rinci peran Cok Ace kala itu.
Sementara itu, dipinangnya Cok Ace oleh Wayan Koster sebagai tandem di posisi Ca-wagub Bali ke Pilgub 2018, bergulir di kalangan pariwisata. Bahkan, saat diskusi ‘Strategi Pembangunan Pariwisata Bali’ di Kantor Bali Tourism Board (BTB), Niti Mandala Denpasar, Selasa siang, Gubernur Made Mangku Pastika sempat menyinggung harus ada tokoh pariwisata yang jadi pemimpin Bali. Kebetulan, Cok Ace selaku Ketua BPD PHRI Bali hadir dalam acara tersebut.
"Di sini ada calon Wakil Gubernur (maksudnya Cok Ace, Red). Saya juga ingin ada dari komponen pariwisata maju memimpin Bali. Kalau bisa, jangan hanya jadi Wakil Gubernur, tapi sebagai Gubernur," seloroh Pastika. * nat
1
Komentar