Harga Gabah Kering Naik Rp 300/Kg
TABANAN, NusaBali
Harga gabah kering giling (GKG) pada masa pandemi Covid-19 membuat petani di Tabanan agak sumringah. Sebab, sejak sepekan terakhir GKG mengalami kenaikan harga mencapai Rp 4.500/kg, dari sebelumnya Rp 4.200/kg.
Penyebab kenaikan ini karena musim kemarau sehingga kualitas GKG makin bagus. Petani sekaligus pengusaha penyosohan I Made Merta Suteja mengatakan, harga gabah kering rata-rata mengalami lonjakan saat ini. Pembelian terakhir yang diambil di Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg, kemudian di Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan diserap mencapai Rp 4.300/kg - Rp 4.500/kg. "Harga gabah kini tidak ada sampai anjlok," ujarnya, Kamis (10/6)
Kata dia, kenaikan harga GKG sekaligus memosisikan transaksi hasil panen di tingkat petani berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang dipatok Rp 4.200/kg. "Harga gabah naik karena musim kemarau. Sebab kadar air berkurang sehingga meningkatkan kualitas gabah," tegas Suteja, pemilik penyosohan gabah di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan ini.
Jelas Merta Suteja, musim memberi dampak pada kualitas sekaligus harga jual hasil panen petani padi. Faktor lain yang juga menentukan harga saat panen adalah varietas padi yang dikembangkan petani, perlakuan pascapanen, dan usia panen padi. “Biasanya kalau petani menggunakan varietas padi Cigeulis atau Ciherang kemungkinan harganya tidak anjlok, karena kualitas gabahnya cukup bagus,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan pelaku usaha penggilingan padi di Tabanan sekaligus juga Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) Bali AA Made Sukawetan. Kata dia, musim kemarau ini harga gabah di tingkat petani naik menyentuh Rp 4.500 per kg. "Namun lonjakan harga gabah kering tidak dibarengi dengan lonjakan harga beras di tingkat usaha penggilingan yang masih stabil yakni Rp 9.000 per kg, untuk kualitas premium sekarang ini," jelasnya. *des
1
Komentar