Ayah dan Anak 'Ngeleak' Bareng Saat Malam Saraswati
I Gusti Putu Bawa Samar Gantang baca puisi andalan ‘Leak Lanang, Leak Wadon, Leak Kedi’, sementara putranya yakni I Gusti Ngurah Hari Mahardika bawakan puisi ‘Leak Kabeh’.
Saat Bawa Samar Gantang memanggil leak, lelembut, dan makhluk halus lainnya berpesta puisi, sejumlah penonton tampak terkejut. Sebab, tiga penari yang sebelumnya mengiringi penampilan Hari Mahardika. ikut masuk kalangan (tempat acara) dengan tak biasa. Tiba-tiba, mereka masuk kalangan dengan jumpalitan, sehingga menimbulkan suara seperti benda terjatuh.
Penonton terkejut, karena mereka awalnya konsentrasi melihat aksi Bawa Samar Gantang, tanpa menyadari suara benda jatuh itu merupakan trik dari dua penari laki-laki. Bawa Samar Gantang makin bertenaga dengan suara lantang melengking ketika ketiga penari mencoba mengimbangi penampilannya dengan tarian yang total.
Durasi puisi ‘Leak Lanang, Leak Wadon, Leak Kedi’ cukup panjang. Namun, itu tidak membuat Bawa Samar Gantang ngos-ngosan, demikian pula penari yang mengiringi seolah mendapat bantuan ‘tenaga’ sehingga masih kuat meliuk-liukkan tubuhnya. Bawa Samar Gantang sendiri mendapat sambutan luar biasa dari para penyair dunia yang hadir di rumahnya di Jalan Kenanga Nomor 7 Banjar Tegal Belodan, Desa Dauh Peken, Kota Tabanan malam itu.
Sementara itu, sehari sebelumnya, Jumat (27/11) malam, para penyair dunia dari 9 negara juga tampil di depan kori rumah Bawa Samar Gantang. Para penyair dunia ini awalnya dijemput di bawah pohon Beringin yang berlokasi di jaba Pura Puseh, Desa Pakraman Kota Tabanan. Berikutnya, mereka diajak berjalan kaki menuju rumah tinggal keluarga Bawa Samar Gantang.
Penjabat Bupati Tabanan, Wayan Sugiada, didampingi Sekda Tabanan Nyoman Wirna Ariwangsa dan Kepala Dinas Pendidikan-Pemuda-Olahraga (Kadisdikpora) Tabanan, Putu Santika, juga ikut menerima kedatangan para penyair dunia peserta
‘Tabanan International Poetry Festival 2015’ tersebut.
Para penyair dunia yang hadir ke ajang Festival Puisi Internasional di Tabanan ini masing-masing Aurelia Lassaque (asal Prancis), Bastian Boettcher (asal Jerman), Michael Augustin (asal Jerman), Jesus Sepulveda (asal Chile), Muhammad Haji Salleh (asal Malaysia), Sujhata Bhatt (asal India), John Mateer (asal Australia), Vonani Bila (asal Afrika Selatan), dan Lukas Mkuti (belahan Afrika).
Para penyair asing ini dibuatkan panggung di depan kori rumah keluarga Bawa Samar Gantang, yang berada di pinggir jalan raya. Malam itu, putri sulung Bawa Samar Gantang yakni I Gusti Putu Mahindu Dewi Purbarini, juga tampil membacakan puisi bersama penyair Prancis, Aurelia Lassaque. Mahindu Dewi mrmbacakan puisi terjemahan, agar penonton memahami puisi dari Aureia Lassaque. Pementasan malam itu diisi dengan lukisan di atas kanvas. Pelukis I Gusti Ketut Adi Dewantara, yang merupakan putra bungsu Bawa Samar Gantang, tampil atraktif di atas kanvas, sementara para penyair menggoreskan puisi pendek.
Festival Puisi Internasional di Tabanan ini bertemakan ‘puisi dan kemanusiaan’. Menurut Bawa Samar Gantang, Festival Puisi International digelar rutin setiap tahun dan ini sudah memasuki pelaksanaan ketiga. Festival pertama digelar tahun 2012 lalu di Surabaya (Jawa Timur), Malang (Jawa Timur), Magelang (Jawa Tengah), dan Pekalongan (Jawa Tengah). Sedangkan festival kedua tahun 2013 digelar di Afrika Selatan dengan tema ‘Festival in Harare’.
Pada festival tahun 2013 di Afrika Selatan itu pula dibahas pementasan selanjutnya yang disepakati digelar di rumah penyair peserta World Poetry. “Keputusannya, pementasan pertama kali disepakati di tanah kelahiran Samar Gantang (di Tabanan, red). Sehingga, Tabanan tahun ini bertindak sebagai tuan rumah ‘Tabanan International Poetry Festival 2015’,” beber Samar Gantang.
1
2
Komentar