Megawati Resmi Sandang Gelar Profesor Kehormatan
Lengkapi Tiga Gelar Doktor HC
JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, 74, resmi sandang gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan).
Pengukuhan sebagai Profesor Kehormatan telah dilakukan dalam Rapat Senat Terbuka di Aula Merah Putuh Unhan kawasan Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/6) siang.
Megawati yang juga Presiden RI ke-5 periode 2001-2004, dikukuhkan menjadi Profesor Kehormatan berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Ristek Nomor 33231/mpk.a/kp.05.00/2021 tentang Pengangkatan dalam Jabatan Akademik Dosen Tidak Tetap di Unhan. Pengukuhan Megawati sebagai Profesor Kehormatan yang ditandai dengan penglungan toga dan pemberian map warna merah dilakukan oleh Rektor Unhan, Laksamana Madya TNI Prof Amarulla Octavian.
Acara pengukuhan Megawati sebagai Profesor Kehormatan di Kampur Unhan, Jumat kemarin, dihadiri langsung ketiga anaknya, yakni Mohammad Rizki Pratama, Mohammad Prananda Prabowo (kini Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital DPP PDIP), dan Puan Maharani (Ketua Politik dan Keamanan DPP PDIP yang sekaligus menjabat Ketua DPR RI 2019-2024).
Tokoh penting yang ikut hadir dalamk acara tersebut, antara lain, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri PPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, MenPAN-RB Tjahjo Kumolo, Sedkretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, KSAL Lak-samana TNI Yudo Margono, dan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Pemberian gelar Profesor Kehormatan tersebut, salah satu alasannya adalah Megawati dianggap memiliki dan menguasai tacit knowledge tentang ilmu pertahanan, khususnya bidang kepemimpinan strategis. Para guru besar menilai kualitas itu yang sudah diaplikasikan dalam berbagai peran publik saat Megawatitiga kali periode duduk di Fraksi PDI DPR RI (1984-1999), kemudian menjabat Wakil Presiden RI 1999-2001, hingga jadi Presiden RI 2001-2004.
Rektor Unhan, Laksamana Madya TNI Prof Amarulla Octavian, mengatakan sosok Megawati adalah putri terbaik bangsa Indonesia yang telah membuktikan keberhasilan sebagai anggota DPR RI, Wakil Presiden RI, dan Presiden. Menurut Prof Octavian, Megawati adalah sosok pemimpin nasional yang mampu membawa negara dan bangsa Indonesia melalui masa-masa sulit pasca Reformasi 1998.
Kemudian, selama periode kepemimpinan Megawati sbagai Presiden RI 2001-2004, pemerintah banyak menerbitkan berbagai kebijakan yang sangat mendukung tugas-tugas Kementerian Pertahanan dan TNI. Berbagai ide dan gagasan tentang pertahanan juga dituangkan dalam sejumlah dokumen negara, yang menjadi rujukan doktrin pertahanan, strategi pertahanan, dan postur pertahanan.
Selain itu, kata Prof Octavian, Megawati juga menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam menjadikan Pancasila sebagai falsafah negara, dasar negara, dan sekaligus landasan kebijakan pemerintahan negara. Atas dasar itulah, Sidang Senat Akademik menerima penilaian Dewan Guru Besar Unhan terhadap seluruh karya ilmiah Megawati.
"Penilaian tersebut, didasari dengan pertimbangan jasa dan karya yang luar biasa di bidang ilmu pertahanan, politik negara, manajemen kepemerintahan, dan bidang kemasyarakatan lainnya terkait dengan kepemimpinan dan pertahanan," jelas Prof Octavian. Disebutkan, pertimbangan jasa dan karya serta komitmen pada bidang tersebut menjadi sangat berarti dan bermanfaat bagi kemajuan, kemakmuran, kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia.
Di era kepemimpinan Megawati pula, dilakukan penyelesaian konflik Ambon, konflik Poso, pemulihan pariwisata pasca Bom Bali (12 Oktober 2002), hingga penanganan permasalahan TKI di Malaysia. Bukan hanya itu, melalui keputusan Megawati selaku Presiden, pemerintah RI melahirkan sejumlah lembaga/institusi negara. Antara lain, Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), Komisi Pembe-rantasan Korupsi (KPK), dan Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika (BMKG). Putri sulung Bung Karno ini telah meletakkan pondasi kuat bagi tata negara dan tata pemerintahan, dengan tradisi demokrasi yang baik.
Sementara itu, gelar Profesor Kehormatan yang diberikan Unhan praktis menambah daftar gelar yang pernah diterima Megawati. Sebelumnya, wanita tangguh dan politisi sepuh kelahiran Jogjakarta, 23 Januari 1947, ini juga telah menerima tiga gelar Doktor Honoris Causa di luar negeri.
Pertama, gelar Dr HC dari Waseda Tokyo. Gelar Doktor Honoris Causa (HC) ini diterima Megawati dari Universitas Waseda Tokyo, Jepang tahun 2001. Kedua, gelar Doktor HC dari Moscow State Institute of International Relation, Rusia tahun 2003. Ketiga, gelar Doktor Honoris Causa dari Korea Maritime and Ocean University, Korea Selatan tahun 2015.
Di sisi lain, Presiden Jokowi pun mengucapkan selamat atas pengukuhan gelar Profesor Kehormatan kepada Megawati, Jumat kemarin. Jokowi memuji Megawati sebagai sosok yang memperjuangkan wong cilik. "Pertama-tama, saya menyampaikan selamat kepada Ibu Megawati Soekarnoputri atas pengukuhan sebagai Profesor Kehormatan Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategis Universitas Perta-hanan Republik Indonesia," ujar Jokowi saat memberikan pidato pengukuhan gelar Profesor Kehormatan Megawati lewat sebuah tayangan video yang dilansir detikcom, Jumat kemarin.
"Itu artinya Unhan akan memperoleh arahan, inspirasi, dan bahkan perkuliahan dari Ibu Mega, untuk pendidikan dan penelitian kepemimpinan strategis yang menjadi kebutuhan dasar dalam mengawal perubahan strategis bagi kemajuan Indonesia," lanjut Jokowi.
Menurut Jokowi, Unhan tepat memberikan gelar Profesor terhadap Megawati. Sosok Megawati dinilainya sudah teruji memperjuangkan wong cilik semasa memimpin Indonesia. "Keputusan Unhan ini sangat tepat, Ibu Megawati merupakan seorang pemimpin strategis yang telah dicatat sejarah sebagai seorang pemimpin yang beperan besar dalam mendorong dan mengawal reformasi besar dalam tata politik dan pemerintah di Indonesia," katanya.
Jokowi juga menceritakan sosok Megawati sebagai aktivis perjuangan. Megawati telah memperjuangkan hak-hak rakyat kecil. "Sebagai aktivis pejuang demokrasi, Ibu Megawati menjadi simbol keberanian untuk memperjuangkan hak-hak politik rakyat. Beliau telah membangkitkan gerakan politik masyarakat bawah, gerakan politik wong cilik, yang sedang memperjuangkan hak-hak politiknya," tandas Jokowi.
Menurut Jokowi, Megawati juga memperjuangkan anti korupsi dan perjuangkan kepentingan nasional lainnya. Sosok Megawati diperlukan setiap pemimpin nasional. "Sebagai seorang politisi, Ibu Megawati sudah memberikan contoh kepada kita semua, bahwa menjadi politisi itu tidak harus berada di dalam pemerintahan. Menjadi politisi harus siap di dalam pemerintahan dan harus siap berada di luar pemerintahan," terang kader PDIP ini. *k22
Komentar