Penemuan Telur Penyu Hijau di Pantai Tribuana Tunggu Dua Bulan hingga Menetas
SEMARAPURA, NusaBali.com - Jarang-jarang kabar ditemukannya penyu hijau bertelur. Karena itu ditemukannya 92 telur penyu hijau di Pantai Tribuana, Klungkung, Kamis (10/6/2021), disambut gembira oleh pelestari satwa.
“Sepengetahuan saya, penemuan telur (penyu hijau) itu menjadi yang pertama di Bali tahun ini,” ujar I Made Sukanta, 39, Pengelola Pusat Konservasi dan Pendidikan Penyu (Turtle Conservation and Education Center/TCEC), Sabtu (12/6/2021).
Menurut Sukanta akan lebih mudah mengenali jenis telur penyu yang ditemukan apabila melihat induk yang menetaskan telur penyu tersebut. Namun jika dilihat dari ukuran telur penyu, telur penyu hijau (chelonia midas) memiliki kesamaan ukuran dengan telur penyu lekang (lepidochelys olivacea) yang sering ditemukan di pantai-pantai Bali saat ini.
“Kalau telur penyu sisik (eretmochelys imbricata) ukurannya lebih kecil dari ukuran telur tadi,” kata Sukanta.
Lebih jauh Sukanta menuturkan bahwa semuanya akan lebih jelas ketika telur-telur penyu tersebut menetas, karena lebih terlihat perbedaannya ketika melihat secara langsung fisik anak penyu atau tukik yang ditetaskan.
Telur penyu, menurut Sukanta, pada umumnya membutuhkan waktu selama kurang lebih dua bulan atau 45-65 hari agar dapat menetas.
“Untuk lebih jelasnya akan bisa dilihat ketika nanti sudah menetas, akan terlihat bedanya,” terang Sukanta yang telah bergabung dengan TCEC sejak didirikan tahun 2006 tersebut.
Adapun cara membedakan jenis penyu yang paling mudah, ungkapnya, yakni dengan melihat jumlah sisik tengah cangkangnya. “Penyu hijau ada 5, penyu sisik ada 7, sedangkan penyu lekang ada 6,” jelas Sukanta
Menurut Sukanta akan lebih mudah mengenali jenis telur penyu yang ditemukan apabila melihat induk yang menetaskan telur penyu tersebut. Namun jika dilihat dari ukuran telur penyu, telur penyu hijau (chelonia midas) memiliki kesamaan ukuran dengan telur penyu lekang (lepidochelys olivacea) yang sering ditemukan di pantai-pantai Bali saat ini.
“Kalau telur penyu sisik (eretmochelys imbricata) ukurannya lebih kecil dari ukuran telur tadi,” kata Sukanta.
Lebih jauh Sukanta menuturkan bahwa semuanya akan lebih jelas ketika telur-telur penyu tersebut menetas, karena lebih terlihat perbedaannya ketika melihat secara langsung fisik anak penyu atau tukik yang ditetaskan.
Telur penyu, menurut Sukanta, pada umumnya membutuhkan waktu selama kurang lebih dua bulan atau 45-65 hari agar dapat menetas.
“Untuk lebih jelasnya akan bisa dilihat ketika nanti sudah menetas, akan terlihat bedanya,” terang Sukanta yang telah bergabung dengan TCEC sejak didirikan tahun 2006 tersebut.
Adapun cara membedakan jenis penyu yang paling mudah, ungkapnya, yakni dengan melihat jumlah sisik tengah cangkangnya. “Penyu hijau ada 5, penyu sisik ada 7, sedangkan penyu lekang ada 6,” jelas Sukanta
Seperti disampaikan sebelumnya, warga di Pantai Tribuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, menemukan 92 butir telur Penyu Hijau di pantai setempat, Kamis (10/6/2021) pagi. Telur-telur tersebut langsung dipindahkan ke tempat penangkaran penyu di Pantai Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, agar bisa menetas.
Ketua Kelompok Pelestari Penyu Watu Klotok (KPPWK) Ketut Sergig menyampaikan jenis penyu hijau (chelonia mydas) dan penyu Lekang (lepidochelys olivacea) sering bertelur di sepanjang Pantai Lepang (Kecamatan Banjarangkan) sampai Pantai Watu Klotok, pada awal Mei-Agustus.
Untuk diketahui, terdapat tiga jenis penyu yang biasanya bertelur di sepanjang pantai-pantai di Bali, yaitu penyu hijau (chelonia midas), penyu sisik (eretmochelys imbricata), dan penyu lekang (lepidochelys olivacea). Dari ketiganya penyu hijau memang dikenal sebagai penyu langka yang statusnya dilindungi saat ini, meski sesungguhnya dua jenis penyu lainnya juga mendapat perhatian yang sama. *adi
Komentar