Pujawali di Pura Mandara Giri Semeru Tetap Digelar
Wagub Cok Ace Minta Krama Bali yang Tangkil Patuhi Prokes
DENPASAR, NusaBali
Paruman PHDI Lumajang dan Muspika Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (8/6) memutuskan pelaksanaan puncak Piodalan di Pura Mandara Giri Semeru Agung yang jatuh pada Purnama Kasa Wraspati Umanis Matal, Kamis (24/6) mendatang tetap dilaksanakan.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace meminta Umat Hindu dari Bali yang akan nangkil ke sana terapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 yang ketat. Wagub Cok Ace dalam keterangan pers di Denpasar, Senin (14/6) sore mengatakan ketentuan yang diputuskan dalam rapat yang dihadiri Ketua PHDI Lumajang dan Muspika Senduro, sebagaimana dijelaskan, antara lain pemedek wajib mengantongi hasil negatif rapid test antigen yang berlaku 2 x 24 jam. “Bagi pemedek dari Bali yang ingin nangkil ke Pura Semeru, diminta membawa hasil swab antigen negatif, bisa dari puskesmas masing-masing,” jelas Cok Ace kepada media.
Selain itu, PHDI Lumajang juga akan mengatur jalannya persembahyangan agar sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. “Pemedek yang baru datang akan diarahkan ke Lapangan Senduro (Kecamatan) untuk menjalani pemeriksaan kesehatan serta administrasi yang diperlukan,” ujar Panglingsir Puri Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Dipastikan PHDI Lumajang akan terus mengatur dan memantau jalannya persembahyangan agar para pemedek bisa menjaga jarak dan menghindari kerumunan selama nangkil di Pura. Begitu juga kelengkapan prokes seperti tempat cuci tangan dipastikan tersedia mencukupi.
Selain itu, mantan Bupati Gianyar ini juga mengimbau masyarakat Bali yang akan bersembahyang untuk terus mengimplementasikan protokol kesehatan 3M dengan disiplin. “Saya minta pemedek dari Bali selama di sana untuk terus memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak serta tidak membuat kerumunan sebagaimana diatur oleh panitia,” imbau Cok Ace.
Menurutnya, hal ini penting untuk dilaksanakan, mengingat Lumajang khususnya wilayah Senduro selama ini sebagai wilayah dengan penyebaran Covid-19 yang cukup rendah. Dia tidak ingin pelaksanaan piodalan tanpa protokol kesehatan yang ketat bisa membahayakan kesehatan warga setempat. “Jadi mari kita jaga bersama kesehatan kita beserta warga setempat, agar pelaksanaan piodalan ini berjalan lancar serta penyebaran Covid-19 tetap terkendali,” tandasnya seraya mengatakan masyarakat Bali bisa Ngayat (melaksanakan sembahyang dari rumah masing-masing) terkait piodalan.
“Puncak Karya di Pura Mandara Giri Semeru akan dilaksanakan pada 24 Juni 2021 dan Nyineb dilaksanakan 5 Juli 2021,” beber Cok Ace seraya kembali menegaskan agar masyarakat Bali yang pedek tangkil menerapkan prokes Covid-19 dengan disiplin sehingga kembalinya dari Semeru justru tidak membawa dampak negatif ke Bali. *nat
Selain itu, PHDI Lumajang juga akan mengatur jalannya persembahyangan agar sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. “Pemedek yang baru datang akan diarahkan ke Lapangan Senduro (Kecamatan) untuk menjalani pemeriksaan kesehatan serta administrasi yang diperlukan,” ujar Panglingsir Puri Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Dipastikan PHDI Lumajang akan terus mengatur dan memantau jalannya persembahyangan agar para pemedek bisa menjaga jarak dan menghindari kerumunan selama nangkil di Pura. Begitu juga kelengkapan prokes seperti tempat cuci tangan dipastikan tersedia mencukupi.
Selain itu, mantan Bupati Gianyar ini juga mengimbau masyarakat Bali yang akan bersembahyang untuk terus mengimplementasikan protokol kesehatan 3M dengan disiplin. “Saya minta pemedek dari Bali selama di sana untuk terus memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak serta tidak membuat kerumunan sebagaimana diatur oleh panitia,” imbau Cok Ace.
Menurutnya, hal ini penting untuk dilaksanakan, mengingat Lumajang khususnya wilayah Senduro selama ini sebagai wilayah dengan penyebaran Covid-19 yang cukup rendah. Dia tidak ingin pelaksanaan piodalan tanpa protokol kesehatan yang ketat bisa membahayakan kesehatan warga setempat. “Jadi mari kita jaga bersama kesehatan kita beserta warga setempat, agar pelaksanaan piodalan ini berjalan lancar serta penyebaran Covid-19 tetap terkendali,” tandasnya seraya mengatakan masyarakat Bali bisa Ngayat (melaksanakan sembahyang dari rumah masing-masing) terkait piodalan.
“Puncak Karya di Pura Mandara Giri Semeru akan dilaksanakan pada 24 Juni 2021 dan Nyineb dilaksanakan 5 Juli 2021,” beber Cok Ace seraya kembali menegaskan agar masyarakat Bali yang pedek tangkil menerapkan prokes Covid-19 dengan disiplin sehingga kembalinya dari Semeru justru tidak membawa dampak negatif ke Bali. *nat
Komentar