Importir Tunggu Open Border Bali
Eksportir tunggu turun tangan Pemerintah atasi kelangkaan kontainer
DENPASAR,NusaBali
Rencana pembukaan pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara diyakini memberi imbas positif terhadap ekspor Bali. Pembukaan Bali tersebut tak semata-mata mendatangkan turis, namun buyer atau importir bisa juga merasa diundang, untuk menghidupkan bisnisnya.
Ketua Badan Pengurus Daerah Asosiasi Eskportir dan Produsen Handicraft Indonesia (BPD Asephi)Bali I Ketut Dharma Siadja mengatakan Senin (14/6). “Pasti pembukaan pariwisata akan berimbas positif,” ujarnya.
Dikatakan Dharma Siadja dibukanya kembali Bali untuk wisman berdampak pada jumlah penerbangan yang tentu akan meningkat. Termasuk ke negara-negara tujuan ekspor Bali. Diantaranya Amerika Serikat, Eropa Barat juga Australia dan lainnya.
Lanjutnya yang datang ke Bali, tentu bukan pelancong saja, tetapi juga WNA dengan kepentingan masing-masing. Diantaranya buyer atau tamu dengan tujuan berbisnis.
“Sudah ada buyer kami yang menanyakan dan ingin datang,” ujar pemilik CV Dharma Siadja, perusahaan ekspor dan produsen di Desa Mas, Kecamatan Ubud Gianyar.
Sejatinya kata Dharma Siadja trend ekspor Bali sudah mulai menggeliat.
“Pesanan dari luar negeri sudah mulai ada,” ujarnya.Walau belum banyak, namun permintaan sudah mulai dibanding waktu sebelumnya.
Berapa besar peningkatan ekspor handicraft Bali, Dharma Siadja tidak menyebutnya. “Kalau data persis belum ada,” ujarnya. Tetapi dia memastikan peningkatan perdagangan luar negeri sudah mulai terlihat.
Menurut Dharma Siadja, ekspor Bali akan lebih meningkat jika kelangkaan kontainer bisa diatasi. Walau memaklumi kelangkaan merupakan dampak perekonomian global yang juga mengalami kontraksi akibat pandemi, eksportir berharap pemerintah mengatasinya. “Kontainer langka ekspor terhambat,” ujarnya.
Handicraft sendiri memegang rekor memberi kontribusi terbesar ekspor Bali. Indikasi tersebut ditunjukkan data ekspor Bali pada April lalu di Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin)Bali. Dari 15.089.338,86 dollar AS nilai ekspor Bali, 63,33 persen atau 9.555.846,48 persen bersumber dari ekspor handicraft.
Disusul eskpor produk industri 33,84 persen atau 5.106.387,43, ekspor sektor lain-lain 1,41 persen atau 212.485,33 dollar. Dibawahnya ekspor produk pertanian senilai 156.419,33 atau 1,04 persen. Serta terakhir ekspor produk perkebunan 0,39 persen atau 58. 200,29 dollar.
Produk atau komoditas kerajinan tercatat sebanyak 17 jenis atau item. Dari kerajinan alat music, kerajinan anyaman, bamboo, furniture, tulang sampai kerajinan teracota. *K17.
Ketua Badan Pengurus Daerah Asosiasi Eskportir dan Produsen Handicraft Indonesia (BPD Asephi)Bali I Ketut Dharma Siadja mengatakan Senin (14/6). “Pasti pembukaan pariwisata akan berimbas positif,” ujarnya.
Dikatakan Dharma Siadja dibukanya kembali Bali untuk wisman berdampak pada jumlah penerbangan yang tentu akan meningkat. Termasuk ke negara-negara tujuan ekspor Bali. Diantaranya Amerika Serikat, Eropa Barat juga Australia dan lainnya.
Lanjutnya yang datang ke Bali, tentu bukan pelancong saja, tetapi juga WNA dengan kepentingan masing-masing. Diantaranya buyer atau tamu dengan tujuan berbisnis.
“Sudah ada buyer kami yang menanyakan dan ingin datang,” ujar pemilik CV Dharma Siadja, perusahaan ekspor dan produsen di Desa Mas, Kecamatan Ubud Gianyar.
Sejatinya kata Dharma Siadja trend ekspor Bali sudah mulai menggeliat.
“Pesanan dari luar negeri sudah mulai ada,” ujarnya.Walau belum banyak, namun permintaan sudah mulai dibanding waktu sebelumnya.
Berapa besar peningkatan ekspor handicraft Bali, Dharma Siadja tidak menyebutnya. “Kalau data persis belum ada,” ujarnya. Tetapi dia memastikan peningkatan perdagangan luar negeri sudah mulai terlihat.
Menurut Dharma Siadja, ekspor Bali akan lebih meningkat jika kelangkaan kontainer bisa diatasi. Walau memaklumi kelangkaan merupakan dampak perekonomian global yang juga mengalami kontraksi akibat pandemi, eksportir berharap pemerintah mengatasinya. “Kontainer langka ekspor terhambat,” ujarnya.
Handicraft sendiri memegang rekor memberi kontribusi terbesar ekspor Bali. Indikasi tersebut ditunjukkan data ekspor Bali pada April lalu di Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin)Bali. Dari 15.089.338,86 dollar AS nilai ekspor Bali, 63,33 persen atau 9.555.846,48 persen bersumber dari ekspor handicraft.
Disusul eskpor produk industri 33,84 persen atau 5.106.387,43, ekspor sektor lain-lain 1,41 persen atau 212.485,33 dollar. Dibawahnya ekspor produk pertanian senilai 156.419,33 atau 1,04 persen. Serta terakhir ekspor produk perkebunan 0,39 persen atau 58. 200,29 dollar.
Produk atau komoditas kerajinan tercatat sebanyak 17 jenis atau item. Dari kerajinan alat music, kerajinan anyaman, bamboo, furniture, tulang sampai kerajinan teracota. *K17.
Komentar