Pengusaha Cargo Keluhi Beaya Pengiriman
Pengiriman dalam negeri yang lebih mahal menjadi momok dan PR yang harus diselesaikan oleh kepengurusan ALFI Bali.
Bali-Surabaya Tiga Kali Lipat Harga Surabaya-Singapura
DENPASAR, NusaBali
Mahalnya biaya pengiriman barang tetap menjadi keluhan dan kendala bagi pengusaha cargo di Bali. Bahkan beberapa pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali harus tutup karena tidak mampu memenuhi biaya pengiriman logistik ke luar daerah. Berbanding terbalik dengan pengiriman ke luar negeri.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua ALFI Bali Ir Bagus Jhon Sujayana MSIE, di sela-sela acara Musyawarah Wilayah IV ALFI, Kamis (22/12) di Gedung KPW BI Bali. Menurutnya beaya pengiriman Surabaya-Singapura saat ini hanya mencapai 200 dolar AS berbanding terbalik dengan pengiriman yang dilakukan antar daerah yakni Bali ke Surabaya, malah bisa tiga kali lipat dari biaya tersebut.
"Kita memang memiliki banyak kendala di sini, terutama pada pengiriman logistiknya keluar daerah ke daerah lain seperti dari Bali ke Surabaya yang mencapai tiga kali lipat dari biaya pengiriman Surabaya-Singapura. Itulah satu-satunya yang menjadi kendala kita dari tahun ke tahun," jelasnya.
Jhon juga mengungkapkan bahwa efek dari mahalnya biaya pengiriman logistik menjadi momok yang dapat merugikan pengusaha Bali sehingga ALPI Bali dengan ketuanya yang baru nantinya harus mampu menindaklanjuti dengan merangkum para pemangku kebijakan dalam mencari jalan keluar logistik di Bali. Karena sebelumnya sudah pernah dilakukan Jhon namun belum mendapatkan realisasi.
"Sebenarnya persoalan logistik Bali itu pernah dibahas, namun rupanya belum ada realisasi. Nah ke depannya kita harus lebih action lagi, apalagi anggota yang sebelumnya mencapai 200 pengusaha namun saat ini mengalami penurunan anggota yakni 183 anggota karena ada beberapa perusahaan logistik yang tutup karena memang tidak lagi mampu bersaing akibat biaya logistik yang tinggi, dan sebab lainnya," ujar Jhon.
Katanya lagi, untuk menangani permasalahan-permasalahan yang ada, Jhon optimis ketua yang baru jika mau melakukan diskusi panjang ke depannya akan ada jalan keluar mengatasi persoalan logistik Bali. Apalagi sudah ada satu operator yang menyatakan kesiapannya untuk melayani logistik Bali, tapi yang perlu juga dipikirkan bagaimana ekspor Bali bisa meningkat hingga menarik bagi operator lainnya. "Meski sudah ada satu operator, rupanya pemerintah masih agak ragu, tapi saya yakin dengan meningkatnya nilai ekspor dari Bali akan dilirik oleh operator lainnya," katanya lagi.
Sementara Bendahara Umum DPP ALFI/ILFA, Wisnu W Pettalolo yang hadir mewakili pengurus pusat mengatakan untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi ALFI perlu adanya peran aktif anggota karena potensi Bali diakuinya sangat besar. "Ekspor Bali cukup tinggi khusus untuk kerajinan dengan bangsa pasar yang cukup luas, tapi kami agak prihatin dengan kondisi saat ini, karena kita lihat saat ini seluruh ekspor Bali masih melalui Surabaya," katanya.
Diakui atau tidak nilai tambah ekspor menurutnya yang seharusnya bisa dinikmati Bali, malah dinikmati daerah lain. Ia berharap pemerintah melalui kebijakannya bisa mengambil peran lebih dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui perusahaan logistik yang ada di Bali. "Dengan adanya pelabuhan pengiriman logistik dari Bali, banyak efisiensi yang bisa dilakukan dan ini tentu ini merangsang pertumbuhan ekspor Bali ke mancanegara, selain meningkatkan PAD," tandasnya.
Di samping itu Wisnu juga menjelaskan DPP ALFI saat ini terus meningkatkan SDM di bidang logistik bagi semua anggotanya terutama di daerah-daerah, dan ini perlu sinergitas dengan pemerintah daerah. "Disini peran ALFI daerah juga perlu ditingkatkan terutama bersinergi dengan pemerintah daerah salah satunya di Bali ini," tutupnya. *cr63
Komentar