Kasus Stunting di Badung di Bawah 6,1 Persen
MANGUPURA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Badung terus berupaya menekan kasus stunting atau masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Data tahun 2020, kasus stunting di Badung jauh di bawah 6,1 persen. Hal tersebut terungkap acara Rembuk Garbasari Stunting di Kabupaten Badung tahun 2021, di Legian Beach Hotel, Rabu (16/6). “Hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukkan ada sekitar 30,8 persen atau 7 juta balita Indonesia yang menderita stunting. Sedangkan di Kabupaten Badung angkanya jauh di bawah, yaitu sebesar 6,1 persen pada tahun 2020,” kata Ketua Panitia Rembuk Garbasari Cegah Stunting Kabupaten Badung dr Wayan Darta.
Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil analisis situasi dan rencana kegiatan penurunan stunting di Kabupaten Badung. Melalui deklarasi komitmen pemerintah daerah dalam menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting secara terintegrasi. Di samping itu rembuk stunting merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk melaksanakan kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab dengan sektor atau lembaga non pemerintah dan masyarakat.
Sementara itu Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyampaikan bahwa salah satu fokus pemerintah pusat dan Kabupaten Badung saat ini adalah pencegahan stunting, yang bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal. Dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
“Kita berkomitmen dengan Peraturan Presiden No 42 Tahun 2014 tentang Percepatan Penanganan Stunting dan Gizi Buruk yang ada di Indonesia. Ini kan sudah masuk Nawacita bapak Presiden membangun Indonesia dari pinggiran yaitu desa. Nah kita di Kabupaten Badung sudah mengadopsi sepenuhnya hal ini dengan PPNSB,” ujarnya.
Atas dasar tersebut Bupati Giri Prasta mengatakan, bahwa Pemkab Badung telah membentuk Gerakan Badung Sehat pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Garba Sari), yang dilaksanakan dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa atau kelurahan sampai pada tingkat banjar atau lingkungan. “Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kualitas gizi balita sejak masa dalam kandungan, yang dibarengi dengan edukasi cara olahraga ibu hamil hingga kontrol sampai melaksanakan kontrol untuk melihat perkembangan bayi melalui USG, sehingga kita bisa tau kesehatannya dan posisinya seperti apa dalam rahim,” kata bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini. *ind
1
Komentar