TOSS 'Paksa' Desa Kelola Sampah dari Sumber
SEMARAPURA, NusaBali
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menghadiri acara Focus Group Discussion (FGD) tentang pengelolaan persampahan tingkat Provinsi Bali, pada sebuah hotel di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Rabu (16/6).
Bupati menekankan, TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) akan ‘memaksa’ masyarakat di desa untuk mengelola sampah dari sumbernya, terutama rumah tangga. Acara tersebut juga disiarkan secara virtual melalui video conference (zoom meeting). Hadir Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Made Teja, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung I Ketut Suadnyana.
FGD ini serangkaian penguatan kebijakan pengelolaan persampahan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024). Khususnya prioritas nasional dengan membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim, serta merespon krisis pandemi Covid-19 yang berdampak sistemik pada Bali.
Bupati Suwirta menyampaikan, TOSS Center merupakan salah satu program dalam menangani permasalahan sampah dari hulu hingga hilir. Bupati mengaku akan mematangkan TOSS dan mewujudkan 100 persen TOSS desa. TOSS Center juga diarahkan untuk menjadi tempat edukasi bagi masyarakat maupun studi tiru bagi kabupaten lainnya. Sasarannya, semua desa tahun 2021 harus punya tempat pengelolaan sampah sendiri. Upaya ini akan ‘memaksa’ desa untuk menyelesaikan sampah dari sumbernya. "Sosialisasi terus kita lalukan, masyarakat terus kami ingatkan agar bisa memilah sampah dari sumbernya, dan membuangnya sesuai jadwal," jelas Bupati Suwirta.
Bupati Suwirta juga menegaskan, TOSS Center adalah upaya menyelamatkan lingkungan khususnya dari ancaman sampah. Ini seirama dengan program Gubernur Bali Wayan Koster yang telah mengeluarkan Pergub Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik dan Pergub Nomor 47 Tahun 2019 tentang pengelolaan sampah berbasis sumber.
Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam mengatakan TOSS sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia dengan jumlah desa mencapai 83.820. Dengan besarnya timbulan sampah di Indonesia, TOSS dapat menjadi solusi mikro di tingkat desa dengan partisipasi masyrakat setempat. TOSS dapat berkontribusi signifikan dalam capaian program prioritas pembangunan rendah karbon, serta peningkatan kualitas lingkungan hidup yang sudah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024. "Khususnya Prioritas Nasional (PN), yakni membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim," harap Medrilzam. *wan
1
Komentar