Kemenperin Pacu Inovasi Industri Mainan Anak
Ekspor Tembus Rp 4,8 Triliun
JAKARTA, NusaBali
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Kementerian Perindustrian akan terus mendorong industri mainan anak di Tanah Air agar semakin meningkatkan inovasi produknya sehingga mampu berdaya saing dengan produk impor.
Apalagi, Indonesia sebagai pasar yang besar menjadi peluang bagi pengembangan industri mainan anak. “Kami berupaya untuk meningkatkan kinerja industri mainan anak agar dapat memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian nasional,” kata Agus dalam siaran resminya, dikutip Kompas.com, Rabu (16/6).
Menperin mengemukakan, performa industri mainan anak nasional menunjukan tren yang positif. Hal ini tercermin dari capaian nilai ekspornya yang kian meningkat selama 3 tahun terakhir. Pengapalan produk mainan anak tembus 320 juta dollar AS (Rp 4,5 triliun) sepanjang 2018 dan melonjak menjadi 343 juta dollar AS (Rp 4,8 triliun) pada tahun 2020.
“Potensi kita terdapat 131 unit usaha mainan anak pada skala industri menengah dan besar. Dari jumlah unit usaha tersebut, telah mempekerjakan lebih 36.000 orang. Artinya, sektor padat karya ini temasuk yang memiliki orientasi ekspor,” papar Agus.
Agus mengapresiasi peluncuran mainan Bima S sebagai karya anak bangsa yang patut dibanggakan. Mainan tersebut lahir dari serial BIMA S produksi MNC Animation. Ia berharap, dengan adanya Bima S, kinerja industri mainan anak nasional makin bergairah.
“Langkah yang telah diambil oleh MNC Group dalam memperkenalkan mainan baru ini diharapkan dapat menstimulasi dan mendorong industri mainan anak dalam negeri untuk terus tumbuh dan berkembang,” kata Agus.
MNC Animation, salah satu bisnis unit dari MNC Pictures yang merupakan anak usaha dari PT MNC Studios Intenational Tbk (MSIN), telah mengukir sejarah bagi perkembangan industri ekonomi kreatif Indonesia.
Melalui kerja sama dengan Royal Kreasi Cemerlang, pabrik mainan di Indonesia, mereka menghadirkan rangkaian mainan lokal yang pertama kali dengan menggunakan Intellectual Property (IP) lokal Bima S dan diproduksi dalam negeri untuk didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, Agus menghimbau agar industri mainan anak dalam negeri diberikan kesempatan yang lebih luas untuk dapat memproduksi mainan Bima S ini.
Selain itu, perlu diperhatikan kualitas produknya sesuai dengan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) mainan anak yang diberlakukan secara wajib.
“Dengan peluncuran seri mainan Bima S ini, semoga dapat menjadikan MNC Group sebagai salah satu perusahaan yang senantiasa menjadi rujukan inovasi dan kreativitas dalam memproduksi mainan anak,” ujar dia. *
Menperin mengemukakan, performa industri mainan anak nasional menunjukan tren yang positif. Hal ini tercermin dari capaian nilai ekspornya yang kian meningkat selama 3 tahun terakhir. Pengapalan produk mainan anak tembus 320 juta dollar AS (Rp 4,5 triliun) sepanjang 2018 dan melonjak menjadi 343 juta dollar AS (Rp 4,8 triliun) pada tahun 2020.
“Potensi kita terdapat 131 unit usaha mainan anak pada skala industri menengah dan besar. Dari jumlah unit usaha tersebut, telah mempekerjakan lebih 36.000 orang. Artinya, sektor padat karya ini temasuk yang memiliki orientasi ekspor,” papar Agus.
Agus mengapresiasi peluncuran mainan Bima S sebagai karya anak bangsa yang patut dibanggakan. Mainan tersebut lahir dari serial BIMA S produksi MNC Animation. Ia berharap, dengan adanya Bima S, kinerja industri mainan anak nasional makin bergairah.
“Langkah yang telah diambil oleh MNC Group dalam memperkenalkan mainan baru ini diharapkan dapat menstimulasi dan mendorong industri mainan anak dalam negeri untuk terus tumbuh dan berkembang,” kata Agus.
MNC Animation, salah satu bisnis unit dari MNC Pictures yang merupakan anak usaha dari PT MNC Studios Intenational Tbk (MSIN), telah mengukir sejarah bagi perkembangan industri ekonomi kreatif Indonesia.
Melalui kerja sama dengan Royal Kreasi Cemerlang, pabrik mainan di Indonesia, mereka menghadirkan rangkaian mainan lokal yang pertama kali dengan menggunakan Intellectual Property (IP) lokal Bima S dan diproduksi dalam negeri untuk didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, Agus menghimbau agar industri mainan anak dalam negeri diberikan kesempatan yang lebih luas untuk dapat memproduksi mainan Bima S ini.
Selain itu, perlu diperhatikan kualitas produknya sesuai dengan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) mainan anak yang diberlakukan secara wajib.
“Dengan peluncuran seri mainan Bima S ini, semoga dapat menjadikan MNC Group sebagai salah satu perusahaan yang senantiasa menjadi rujukan inovasi dan kreativitas dalam memproduksi mainan anak,” ujar dia. *
1
Komentar