Teruna lingsir Tewas Seusai Pesta Arak
Seharian tak keluar kamar, I Gede Gunadi alias De Bradun, 43, ditemukan tewas di dalam kamarnya, Rabu (21/12) malam.
NEGARA, NusaBali
Teruna lingsir atau bujang lapuk asal Jalan Palawa Lingkungan/Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana ini diduga tewas seusai pesta arak, Selasa (20/12) siang.
Informasinya, I Gede Gunadi diketahui pesta arak bersama lima orang sekitar pukul 15.00 Wita. Ia beli arak satu botol seukuran air mineral tanggung. Arak itu dicampur dengan soft drink. “Minumnya satu botol bersama 5 orang. Dia memangg biasa minum-minum,” ujar Dewa Putu Bagus Wiranata, 28, pemilik toko burung tempat korban bekerja.
Seusai minum arak campur soft drink, menurut Wiranata, korban masih terlihat sehat. Seusai menutup toko sekitar pukul 18.00 Wita, korban langsung pulang ke rumah. Setiba di rumah, korban langsung masuk kamar tidur. Namun keesokan harinya, Rabu (21/12), korban tidak datang ke tempat kerjanya dan tidak terlihat keluar rumah. “Saya kira dia sibuk, karena pada hari Rabu ada odalan. Malamnya saya dengar kabar dia meninggal. Ditemukan ibunya di kamar sudah kaku,” imbuh Wiranata.
Truli yang dikenal humoris, senang bergaul, dan banyak teman ini diperkirakan meninggal karena menenggak arak oplosan. Namun, menurut beberapa kerabat sekitar serta salah satu rekan korban yang juga sempat ikut minum, tidak ada mengeluhkan sakit. “Kalau arak penyebabnya, 5 temannya yang diajak minum semestinya juga ikut sakit. Tetapi ini tidak,” duga kerabat korban. Pihak keluarga menduga korban sakit.
Ibu korban, Ni Wayan Sorni, 62, menuturkan, korban merupakan sulung dari empat bersaudara. Hampir setiap hari punya kebiasaan menenggak minuman keras, khususnya arak. Sehabis minum, korban langsung masuk kamar untuk istirahat. Sehingga ia tak punya firasat apapun terhadap anak sulungnya yang pulang dari minum langsung masuk kamar tidur. “Saya kira tidur,” tuturnya.
Selama hampir satu hari pada Rabu (21/12) dari pagi hingga sore, Sorni mengaku sama sekali tidak melihat korban keluar kamar. Kebetulan, Sorni juga sibuk mengurus suaminya, Nyoman Toyem, 70, yang stroke. Hari itu ia mengajak suaminya ke RSUD Negara untuk berobat, sekitar pukul 18.00 Wita. Saat berangkat mengantar suaminya, ia mengajak anak bungsunya, I Ketut Putra Yasa, 30.
Karena suaminya mesti dirawat inap, Sorni kemudian pulang untuk mengambil karpet. Setiba di rumah sekitar pukul 22.00 Wita, ia masuk ke kamar korban. “Saya berusaha bangunkan, dia tidak bangun-bangun. Waktu itu, kondisi badannya juga sudah dingin dan terlihat pucat,” tuturnya. Begitu mengetahui kejadian itu, Sorni memanggil anak bungsunya, sehingga didengar para tetangga maupun kerabat lainnya.
Pihak Kepolisian yang menerima informasi kematian mendadak itu mendatangi rumah korban. Berdasar koordinasi dengan pihak kepolisian, pihak keluarga menyatakan mengikhlaskan kejadian tersebut, sehingga tidak dilakukan penyelidikan lebih mendalam mengenai penyebab kematian korban. “Kami sudah ikhlas,” ujar Sorni. Berdasar keputusan keluarga, jenazah korban akan diaben pada tanggal 3 Januari 2017. Karena kedukaan itu, Sorni terpaksa menunda upacara perkawinan anak bungsunya, I Ketut Putra Yasa, 30, yang sebenarnya direncanakan pada tanggal 1 Januari 2017.
Kapolsek Kota Negara, AKP Herson Djuanda membenarkan peristiwa tersebut. Pihaknya menampik dugaan korban meninggal akibat usai menenggak arak oplosan. Itu tidak dapat dipastikan, karena tidak sampai dilakukan otopsi. Pihak keluarga menyatakan korban sakit, terutama sering mengalami batuk berkelanjutan. * ode
Informasinya, I Gede Gunadi diketahui pesta arak bersama lima orang sekitar pukul 15.00 Wita. Ia beli arak satu botol seukuran air mineral tanggung. Arak itu dicampur dengan soft drink. “Minumnya satu botol bersama 5 orang. Dia memangg biasa minum-minum,” ujar Dewa Putu Bagus Wiranata, 28, pemilik toko burung tempat korban bekerja.
Seusai minum arak campur soft drink, menurut Wiranata, korban masih terlihat sehat. Seusai menutup toko sekitar pukul 18.00 Wita, korban langsung pulang ke rumah. Setiba di rumah, korban langsung masuk kamar tidur. Namun keesokan harinya, Rabu (21/12), korban tidak datang ke tempat kerjanya dan tidak terlihat keluar rumah. “Saya kira dia sibuk, karena pada hari Rabu ada odalan. Malamnya saya dengar kabar dia meninggal. Ditemukan ibunya di kamar sudah kaku,” imbuh Wiranata.
Truli yang dikenal humoris, senang bergaul, dan banyak teman ini diperkirakan meninggal karena menenggak arak oplosan. Namun, menurut beberapa kerabat sekitar serta salah satu rekan korban yang juga sempat ikut minum, tidak ada mengeluhkan sakit. “Kalau arak penyebabnya, 5 temannya yang diajak minum semestinya juga ikut sakit. Tetapi ini tidak,” duga kerabat korban. Pihak keluarga menduga korban sakit.
Ibu korban, Ni Wayan Sorni, 62, menuturkan, korban merupakan sulung dari empat bersaudara. Hampir setiap hari punya kebiasaan menenggak minuman keras, khususnya arak. Sehabis minum, korban langsung masuk kamar untuk istirahat. Sehingga ia tak punya firasat apapun terhadap anak sulungnya yang pulang dari minum langsung masuk kamar tidur. “Saya kira tidur,” tuturnya.
Selama hampir satu hari pada Rabu (21/12) dari pagi hingga sore, Sorni mengaku sama sekali tidak melihat korban keluar kamar. Kebetulan, Sorni juga sibuk mengurus suaminya, Nyoman Toyem, 70, yang stroke. Hari itu ia mengajak suaminya ke RSUD Negara untuk berobat, sekitar pukul 18.00 Wita. Saat berangkat mengantar suaminya, ia mengajak anak bungsunya, I Ketut Putra Yasa, 30.
Karena suaminya mesti dirawat inap, Sorni kemudian pulang untuk mengambil karpet. Setiba di rumah sekitar pukul 22.00 Wita, ia masuk ke kamar korban. “Saya berusaha bangunkan, dia tidak bangun-bangun. Waktu itu, kondisi badannya juga sudah dingin dan terlihat pucat,” tuturnya. Begitu mengetahui kejadian itu, Sorni memanggil anak bungsunya, sehingga didengar para tetangga maupun kerabat lainnya.
Pihak Kepolisian yang menerima informasi kematian mendadak itu mendatangi rumah korban. Berdasar koordinasi dengan pihak kepolisian, pihak keluarga menyatakan mengikhlaskan kejadian tersebut, sehingga tidak dilakukan penyelidikan lebih mendalam mengenai penyebab kematian korban. “Kami sudah ikhlas,” ujar Sorni. Berdasar keputusan keluarga, jenazah korban akan diaben pada tanggal 3 Januari 2017. Karena kedukaan itu, Sorni terpaksa menunda upacara perkawinan anak bungsunya, I Ketut Putra Yasa, 30, yang sebenarnya direncanakan pada tanggal 1 Januari 2017.
Kapolsek Kota Negara, AKP Herson Djuanda membenarkan peristiwa tersebut. Pihaknya menampik dugaan korban meninggal akibat usai menenggak arak oplosan. Itu tidak dapat dipastikan, karena tidak sampai dilakukan otopsi. Pihak keluarga menyatakan korban sakit, terutama sering mengalami batuk berkelanjutan. * ode
Komentar