Desa Adat Tanjung Benoa Bangun TPS 3R
Kelola Sampah Berbasis Sumber
MANGUPURA, NusaBali
Dalam mengatasi persoalan sampah berbasis sumber, Desa Adat Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, mulai membangun tempat pengolahan sampah (TPS) dengan sistem 3R (reduce, reuse, recycle).
Diharapkan dengan adanya TPS 3R itu bisa mengelola sampah secara mandiri. Bendesa Adat Tanjung Benoa I Made Wijaya alias Yonda, mengatakan pembangunan TPS 3R sejalan dengan program Gubernur Bali yang mengelola sampah berbasis sumber, sehingga saat adanya bantuan dari pemerintah pusat dalam membangun TPS 3R itu, pihaknya menyambut baik dan segera merealisasikan pembangunan secepatnya. “Untuk bantuan pengadaan mesin ini dari pusat. Jadi, kita sudah mulai mengerjakannya dua Minggu yang lalu,” kata Wijaya, Minggu (20/6).
Menurutnya, bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat nilainya mencapai Rp 600 juta, yakni dalam bentuk mesin pencacah sampah. Sementara, dari Desa Adat Tanjung Benoa sendiri hanya menyediakan fasilitas lahan serta tambahan lainnya. Untuk lahan yang disediakan membangun TPS 3R seluas 7 are. Wijaya berharap dengan adanya bantuan pemerintah pusat, Desa Adat Tanjung Benoa sudah bisa mengelola sampah secara mandiri.
“Ini sudah mulai dikerjakan. Jangka waktu dari pusat itu ada 8 bulan pengerjaan terhitung dari Juni 2021 ini. Namun, kita target rampung pengerjaan 5 bulan saja. Ya, tentu untuk kebaikan kita semua. Lebih cepat lebih baik,” tegas Yonda yang juga anggota DPRD Badung itu.
Apalagi selama ini, lanjut Yonda, warga Desa Adat Tanjung Benoa tidak memiliki pengelolaan sampah yang baik. Sampah masyarakat diambil secara utuh dan diangkut ke TPA Suwung, Denpasar Selatan. Bahkan, setiap harinya, sampah dari Desa Adat Tanjung Benoa mencapai 2 truk. “Selama ini tidak ada proses pemilihan. Apapun jenis sampah, pasti dibuang ke TPA Suwung. Nah, dengan adanya TPS 3R ini nantinya, kita berharap bisa mengelola sampah-sampah itu,” kata Wijaya.
Menariknya, di tengah pembangunan TPS 3R, disiapkan juga berbagai program jangka panjang, seperti produksi pupuk. “Karena ini baru pertama kali ada di Desa Adat Tanjung Benoa, tentu kami masih minta bimbingan dan arahan dari dinas terkait. Selain itu, kami juga perlu belajar juga soal pengembangan hasil dari olahan sampah lainnya,” tandasnya. *dar
1
Komentar