Polisi Terus Dalami Kasus Minuman Oplosan di LP Perempuan
MANGUPURA, NusaBali
Pasca peristiwa pesta minuman dioplos dengan nutrisari di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang melibatkan 21 orang napi hingga menewaskan satu orang masih terus didalami Sat Reskrim Polres Badung.
Hingga, Sabtu (19/6) penyidik Polres Badung telah memeriksa 8 orang sipir dan 5 orang napi korban yang sudah sembuh setelah menjalani perawatan di RSUP Sanglah Denpasar.
Kasat Reskrim Polres Badung, AKP Putu Ika Prabawa dikonfirmasi, Sabtu mengatakan kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Namun demikian mantan Kanit Reskrim Polsek Kuta ini enggan komentar mendalam. "Kita sudah periksa 5 orang napi korban. Sebelumnya ada 8 sipir yang kita periksa. Hasilnya belum sampai pada kesimpulan," ungkap AKP Putu Ika Prabawa.
Sementara Kapolres Badung, AKBP Roby Septiadi mengatakan kejadian pesta minuman oplosan itu karena kelalaian dari para warga binaan. "Mungkin mereka ingin senang-senang dengan meracik minuman beralkohol. Karena minuman beralkohol tak bisa masuk ke dalam Lapas," tuturnya. AKBP Roby mengatakan warga binaan yang jadi korban belum diperiksa. "Mereka masih dalam perawatan. Jadi kita bertahap. Cukup banyak juga yang harus kita periksa," ungkapnya.
Dikatakan 21 napi itu buat racikan sendiri dengan menggunakan disinfektan dan minuman sari buah. Dugaan awal mereka ingin mencari sensasi dengan minuman beralkohol. Berdasarkan keterangan dari para sipir yang diperiksa polisi bahwa disinfektan itu disediakan pihak Lapas. Itu bagian dari kesiapan Prokes di dalam Lapas.
"Ini hasil pemeriksaan awal. Kami tetap berkolaborasi dengan pihak Lapas untuk mendalami hal-hal yang perlu diselidiki mendalam," ungkap AKBP Roby. Hasil uji laboratorium forensik terhadap sisa minuman oplosan tersebut ditemukan kandungan alkohol. Kandungan alkohol itu diduga dari disinfektan. Selain itu tidak ada kandungan lainnya.
Selain itu ungkap AKBP Roby peracikan minuman oplosan itu tidak dilakukan satu orang tetapi beramai-ramai. Peristiwa pesta minuman oplosan itu terjadi saat para sipir tidak melakukan pengawasan. "Kami mohon waktu. Penyelidikan masih terus berjalan. Saya belum bisa komentar mendalam karena saya harus hati-hati. Sebab kalau salah apalagi berkaitan dengan nama baik orang maka proses pemilihan nama itu susah," tandasnya.
Pesta minuman oplosan itu terjadi terjadi Selasa (8/6) hingga Rabu (9/6). Para korban mulai merasakan gejala keracunan, Kamis (10/6) pagi. Peristiwa menggemparkan itu baru diketahui publik, Jumat (11/6) setelah salah seorang korban berinisial RT, 25, tewas saat dalam penanganan tim medis di RSUP Sanglah, Denpasar. Sementara 20 orang lainnya dalam kondisi kritis. *pol
1
Komentar